Copa America 2001: Kolombia Juara, Argentina Takut Dibunuh

Kolombia tidak sedang baik-baik saja ketika Conmebol memutuskan untuk menggelar Copa America 2001 di negara kelahiran dan kematian Pablo Escobar tersebut. Namun, segalanya berjalan dengan lancar dan 10 negara Amerika Selatan serta dua negara undangan siap berkompetisi.

Akan tetapi, 10 hari jelang Copa America digelar, Conmebol justru membatalkan turnamen dua tahunan tersebut. Alasannya adalah soal kondisi Kolombia yang berpotensi mengganggu keamanan dan kelancaran Copa America.

Bagaimana tidak? Kasus kekerasan di jalanan menjadi berita sehari-hari di Kolombia. Sejumlah aksi pengebomam yang dilakukan Tentara Revolusi juga menghilangkan puluhan nyawa. Mereka bahkan menculik Wakil Presiden Federasi Sepakbola Kolombia, Hernan Campuzano, yang membuat ketakutan publik meningkat.

Conmebol pun memutuskan bahwa turnamen ini akan digelar tahun selanjutnya. Akan tetapi, mereka lupa kalau di tahun yang sama, Piala Dunia juga tengah digelar.

Pembatalan ini membuat Venezuela menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah. Anehnya, pada 6 Juli, Conmebol justru mengembalikan lagi pada kondisi semula, di mana Copa America tetap digelar sesuai jadwal dengan Kolombia sebagai tuan rumah. Alasannya, karena Kolombia memberikan jaminan keamanan ekstra. Belum lagi, tekanan dari sponsor dan stasiun televisi begitu besar, sehingga Conmebol juga perlu memberikan keputusan.

Perubahan mendadak ini membuat Kanada menarik diri dari turnamen. Alasannya, karena Federasi Sepakbola Kanada telah memulangkan para pemain yang melakukan pemusatan latihan ke klub masing-masing. Dengan jangka waktu yang mepet, sulit bagi mereka untuk memanggil kembali para pemain dan mempersiapkan diri. Slot Kanada kemudian digantikan oleh Kosta Rika.

Federasi Sepakbola Argentina juga tidak siap dengan keputusan Conmebol yang melanjutkan Copa America. Selain itu, mereka mengklaim kalau para pemain menerima ancaman pembunuhan dari kelompok teroris. Meski sudah mendapatkan jaminan pengamanan ekstra, tapi Argentina akhirnya memutuskan mengundurkan diri dari Copa America 2001, tepat sehari sebelum tanggal pembukaan.

Mundurnya Argentina membuat Conmebol kelabakan. Untungnya Honduras mau mengisi slot tersebut, meski dengan jumlah pemain terbatas. Itu pun harus dijemput oleh Angkatan Udara Kolombia pada 13 Juli, atau hanya beberapa jam sebelum pertandingan dimulai.

Copa America Berjalan Normal

Meski adanya ancaman keamanan, tapi Copa America 2001 berjalan normal tanpa halangan. 12 negara yang berkompetisi dibagi ke dalam tiga grup berisi empat negara. Hanya juara dan peringkat kedua yang lolos ke perempatfinal. Lalu, dua negara peringkat ketiga terbaik, juga berhak lolos ke fase gugur.

Satu hal yang mengejutkan dari turnamen ini adalah tersingkirnya Brasil di babak perempatfinal. Honduras pelakunya. Meski tiba lebih lama dari negara lain, tapi Honduras berhasil menang 2-0 atas tim unggulan tersebut.

Sialnya, Honduras harus bertemu Kolombia di semifinal. Mereka kalah 0-2, tapi berhasil meraih peringkat ketiga usai pertandingan sengit menghadapi Uruguay. Honduras menang adu penalti 5-4.

Di final, Kolombia menghadapi Meksiko. Dalam laga yang digelar di Estadio El Campin, Bogota, ini, pertandingan berjalan sengit. Kolombia berhasil memenangi pertandingan lewat gol semata wayang sang kapten, Ivan Cordoba, pada menit ke-65. Sebanyak 47 ribu penonton yang memenuhi tribun pun langsung bersuka cita usai wasit Ubaldo Aquino dari Uruguay meniup peluit tanda pertandingan usai.

Ini adalah gelar Copa America pertama Kolombia sekaligus capaian terbaik setelah pada 1975 hanya meraih runner-up. Gelar juara juga ditambah menarik dengan Victor Aristizabal meraih penghargaan top skorer turnamen dengan enam gol. Sepanjang turnamen, Kolombia tak pernah kalah dari enam pertandingan, dengan mencetak 11 gol tanpa kebobolan.

Lawan yang Tak Seimbang

Brasil memang lawan yang sulit. Akan tetapi, absennya Argentina jelas menguntungkan Kolombia. Soalnya, banyak pengamat yang menyebut Argentina era tersebut merupakan salah satu yang terkuat di Amerika Selatan.

Di sisi lain, negara lain pun umumnya tak dihuni para pemain terkuatnya. Brasil misalnya. Dari skuad yang dibawa ke Copa America 2001, hanya Marcos, Roque Junior, Dida, Juliano Belleti, Junior, Denilson, Juninho Paulista, dan Luisao, yang dibawa juga ke Piala Dunia 2002.

Hal senada juga terjadi pada Meksiko. Pelatih Javier Aguirre juga tak membawa pemain andalannya seperti Alberto Garcia Aspe dan Manuel Vidrio. Selain itu, para pemain utama juga tengah berlibur.

Honduras yang menempati peringkat ketiga juga sebenarnya tak dihuni pemain terbaik mereka: Milton Nunez dan Carlos Pavon. Keduanya masih bertanding bersama klub mereka di babak playoff.

Alasan negara-negara ini menurunkan skuad seadanya, karena mereka lebih memilih untuk fokus mengikuti babak kualifikasi Piala Dunia yang digelar tak lama dari Copa America.

Meski demikian, Copa America 2001 tetap diakui oleh Conmebol. Gelar juara Kolombia pun sah, meskipun dalam prosesnya, banyak hal yang membuat mereka diuntungkan. Karena pada akhirnya, trofi tak akan lebih dari sekadar angka belaka.