Oktober adalah bulan-bulan yang identik dengan suasana horor. Setidaknya itu menurut kepercayaan orang barat. Hal ini tidak lepas dari bulan kesepuluh yang identik dengan perayaan Halloween. Sebuah hari libur dimana orang-orang akan menggunakan kostum-kostum yang menyeramkan. Tidak jarang, bulan ini juga kerap diplesetkan menjadi ‘Spooktober”.
Bagi Manchester United, Oktober tampaknya memang menjadi bulan horor bagi mereka. Hal ini tidak lepas dari seringnya mereka mendapat kekalahan yang sangat telak pada bulan ini. Tercatat, Setan Merah telah empat kali mengalami mimpi buruk berupa kalah dengan selisih lima gol pada bulan ini sejak tahun 1996.
Berikut adalah empat kekalahan mengerikan tersebut.
Newcastle United 5-0 Manchester United (20 Oktober 1996)
Manchester United menjadikan St James Park sebagai tempat untuk membalikkan momentum pada musim sebelumnya. Ketika itu, kemenangan tipis 1-0 di sana membuat United mengecil ketertingalan poin mereka atas The Magpies yang kemudian berujung dengan gelar Premier League ketiga pada akhir musim.
Namun semusim kemudian, tempat ini menjadi mimpi buruk bagi Setan Merah. Mereka tumbang dengan skor 5-0. Darren Peacock, David Ginola, Les Ferdinand, Alan Shearer, dan Philip Albert bergantian mencetak gol ke gawang Peter Schmeichel. Gol Albert dibuat dengan cara yang cantik yaitu mencungkil bola memanfaatkan posisi Schmeichel yang sudah terlalu jauh ke depan.
Kekalahan ini membuat United sempat turun dari posisi kelima. Bahkan mereka sempat turun ke-6 setelah menderita dua kekalahan berikutnya dari Southampton 3-6 dan Chelsea 1-2. Meski begitu, untuk kedua kalinya United kembali mempecundangi Newcastle dengan meraih gelar Premier League ke-4 sedangkan Shearer dan kawan-kawan harus puas menjadi runner-up.
Chelsea 5-0 Manchester United (3 Oktober 2000)
Empat tahun berikutnya, United kembali menelan kekalahan yang sama. Kali ini dari Chelsea di Stamford Bridge. Tanda-tanda kalau mereka akan kalah telak sudah muncul ketika pada detik ke-27 Gustavo Poyet sudah membuka keunggulan untuk The Blues. Setelah itu, Chris Sutton, bunuh diri Henning Berg, Poyet, dan Jodi Morris membuat perjalanan Massimo Taibi di United menjadi semakin sulit.
Keadaan semakin sulit bagi United untuk membalas setelah Nicky Butt mendapat kartu merah. Kekalahan ini tidak serta merta membuat United kehilangan tiga poin melainkan juga mereka kehilangan rekor 10 bulan tidak terkalahkan di Premier League. Kambing hitam pada pertandingan ini adalah Massimo Taibi. Sejak kekalahan ini, ia tidak pernah lagi mendapat kesempatan mengawal gawang Setan Merah.
Sama seperti musim 1996/1997, United tetap keluar menjadi juara Premier League pada akhir musim.
Manchester United 1-6 Manchester City (23 Oktober 2011)
Setelah dua kekalahan telak di tandang, kini United harus merasakan mimpi buruk kalah selisih lima gol di kandang. Pada 2011, tidak ada yang menyangka kalau United bisa tumbang 1-6 dari Manchester City. Maklum, kedua tim ini menyajikan persaingan ketat sebagai rival sekota. United baru saja menjadi penguasa Inggris dengan gelar ke-19 sedangkan City mencoba untuk menjadi tim elite dengan kekuatan finansial mereka.
Akan tetapi, Mario Balotelli dan Sergio Aguero langsung membuat United tertinggal 3-0 setelah mereka juga kehilangan Jonny Evans. Sempat memperkecil kedudukan melalui Darren Fletcher, United kebobolan pada lima menit terakhir pertandingan melalui Edin Dzeko, David Silva, dan Dzeko lagi.
“Apa yang terjadi saat itu adalah kami kemasukan gol-gol mudah. Kami mencetak gol untuk bangkit tapi kami malah membuat lini belakang kami terbuka lebar dan kami kemasukan tiga gol dalam empat menit yang sangat gila,” kata Ferguson.
Kekalahan ini membuat United mulai diragukan untuk bisa menjadi juara. Benar saja, pada akhir musim mereka gagal mempertahankan gelar Premier League yang justru jatuh ke rival sekotanya tersebut.
Manchester United 1-6 Tottenham Hotspur (3 Oktober 2020)
Kekalahan telak terakhir didapat pekan lalu. United harus melewati jeda internasional dua pekan dengan kritikan setelah di luar dugaan kalah dengan skor 1-6. Mirisnya lagi, kekalahan United ini imbas karena kesalahan mereka sendiri dalam mengorganisasi lini pertahanan. Kekalahan ini membuat mereka untuk sementara waktu terjebak pada urutan ke-14.