Banyak hal tidak diduga telah terjadi sepanjang sejarah Piala Dunia sejak 1930 silam. Di antaranya, bahkan terdengar sangat unik.
Salah satunya kisah Timnas Prancis memakai seragam hijau-putih di Piala Dunia 1978. Para penggemar sepak bola tentu mengenal mereka identik dengan jersey warna biru tua, hingga dijuluki Les Bleus alias Si Biru. Makanya tampak aneh jika mereka berseragam hijau.
Tetapi, ternyata dulu pernah terjadi para penggawa Timnas Prancis harus turun ke lapangan dalam balutan seragam berwarna hijau strip putih. Peristiwa itu tercatat dalam sejarah Piala Dunia 1978.
Momen itu terjadi dalam laga terakhir fase grup putaran pertama pada 10 Juni 1978; yang keempat kalinya salah satu tim terpaksa berganti seragam di ajang Piala Dunia, namun ini yang paling unik.
Lawan Hungaria
Sama seperti tim lain, Timnas Prancis berangkat ke Piala Dunia 1978 dengan membawa dua seragam kebanggaan mereka, yaitu warna biru sebagai jersey laga home dan seragam putih untuk laga away. Dengan skuat berisikan 22 pemain, di antaranya termasuk Michel Platini muda yang masih berusia 22 tahun, tim yang dilatih Michel Hidalgo itu pun terbang ke Argentina, tuan rumah turnamen tersebut.
Tim yang juga dijuluki “Ayam Jantan” sesuai logo federasi mereka itu tergabung di Grup 1 bersama tim tuan rumah Argentina, serta dua wakil Eropa lain, Italia dan Hungaria. Mereka akan berduel di Mar del Plata, kota pelabuhan yang juga merupakan kota terbesar kedua di Provinsi Buenos Aires. Sayangnya, Timnas Prancis gagal menunjukkan penampilan terbaiknya di Piala Dunia edisi ke-11 itu.
Pada laga pembuka, mereka kalah 1-2 dari Italia. Lalu, takluk dengan skor sama dari Argentina di laga kedua. Dengan satu kemenangan masih dinilai dua poin pada masa itu, Timnas Prancis dipastikan pulang lebih dulu, karena tak punya peluang lolos lagi. Laga terakhir lawan Hungaria pun sudah tak berpengaruh. Namun, di laga itulah momen berseragam hijau-putih yang tak terlupakan itu terjadi.
Salah Seragam
Sebelum Piala Dunia 1978 dimulai pada 1 Juni 1978, tepatnya Februari 1978, FIFA sudah mengatur seragam setiap tim yang akan bertanding, untuk mengakomodir kebutuhan siaran televisi. Ketika itu, sebagian besar negara masih menonton televisi dalam warna hitam putih. Sehingga setiap tim sepak bola yang bertanding dan disiarkan di televisi harus mengenakan seragam dengan warna kontras.
Dengan jersey berwarna gelap dan terang, penonton televisi bisa lebih mudah membedakan masing-masing tim yang bertanding di lapangan. Untuk itu, FIFA pun telah mengatur seragam laga Prancis vs Hungaria. FIFA memberitahu federasi sepak bola kedua negara bahwa Prancis akan tampil dengan seragam tandang putih, sedangkan Hungaria memakai seragam kandang merah dalam laga tersebut.
Namun, pada akhir April atau awal Mei 1978, FIFA berubah pikiran, dan memutuskan bahwa Prancis harus mengenakan seragam kandang biru dan Hungaria dengan seragam tandang putih. Sayangnya, manajer Timnas Prancis, Henri Patrelle tidak terlalu memperhatikannya, sehingga terlupa. Alhasil, pada hari pertandingan, kedua tim muncul di Stadion Jose María Minella dengan seragam putih.
Awalnya tak ada yang menyadari, hingga skuat Timnas Prancis turun ke lapangan untuk melakukan pemanasan dengan jaket olahraga biru menutupi jersey putih mereka. Gelandang Henri Michel tiba-tiba melihat hal mencurigakan di balik jaket olahraga merah para pemain Hungaria yang sudah di lapangan. “Seragam putih?” tanyanya kepada Andras Torocsik. “Ya, putih,” jawab striker lawan itu.
Jersey Klub Lokal
Seketika itu ofisial Timnas Prancis menyadari kesalahan, dan langsung mencari jersey kandang biru mereka. Namun malangnya, seragam tersebut ternyata tertinggal di markas tim di Buenos Aires. Jaraknya 400 km dari stadion! Untung saja, mereka tidak kehilangan akal. Ofisial pertandingan pun mencoba membantu dengan mencari klub lokal yang memiliki seragam gelap yang bisa dipinjam.
Atletico Kimberley datang menjadi penyelamat Timnas Prancis. Mereka biasanya memakai seragam hijau gelap bergaris putih, dan setuju untuk meminjamkannya pada skuat Les Bleus. Itu pun hanya ada 12 seragam, sedangkan skuat Prancis yang didaftarkan untuk laga ada 16 pemain. Setelah itu, masalah ternyata masih belum selesai. Pasalnya jersey klub amatir itu tak punya nomor punggung.
Untungnya pihak klub tidak masalah seragam mereka dipasangkan nomor punggung. Dengan syarat, nomor punggung 12 tak boleh dicetak, karena wajib dipakai kiper dalam kompetisi Argentina di masa itu. Padahal gelandang andalan Claude Papi memakai nomor punggung tersebut. Hasilnya, dia harus menggunakan nomor punggung 10 yang biasanya dipakai oleh gelandang gaek Jean-Marc Guillou.
Nomor punggung beberapa pemain lain pun juga ikut berubah. Yaitu, empat pemain yang bernomor punggung 17, 18, 19 dan 20. Pasalnya, seragam Atletico Kimberley itu hanya dipasangkan nomor punggung 2-11 dan 13-16, sesuai jumlah jersey klub yang tersedia. Makanya, ada beberapa pemain Timnas Prancis yang turun ke lapangan dengan nomor yang berbeda antara seragam dan celana.
Karena tragedi lucu ini, kick-off pertandingan sempat tertunda selama 40 menit untuk memasang nomor punggung dengan cara manual; menyetrikanya. Namun, para pemain Timnas Prancis tidak terpengaruh dengan peristiwa itu. Mereka pun berhasil menang 3-1. Sementara beberapa pemain Atletico Kimberley yang menonton di tribun terharu karena jersey mereka telah tampil di Piala Dunia.
Sumber: Squadnumbers.