Jarang terlihat kegembiraan yang sangat luar biasa, seperti ketika sundulan Yordan Letchkov berhasil memberi Bulgaria kemenangan atas Jerman di Piala Dunia 1994. Timnya bahkan tidak terbayangkan bisa berada di Amerika Serikat, sebelum secara tiba-tiba mampu mengalahkan tuan rumah Prancis 2-1 saat injury time dalam laga terakhir kualifikasi dan merebut tiket putaran final dari negara tersebut.
Bulgaria pun memulai perjuangannya di Piala Dunia 1994, dengan modal tanpa kemenangan dalam lima putaran final sebelumnya. Mereka disandingkan dengan Argentina, Nigeria dan Yunani di Grup D. Kondisi internal skuat pun tak kondusif; selain tercipta faksi Levski Sofia dan CSKA Sofia di dalam tim, bonus mereka juga dipotong federasi dan baru ditransfer sebelum laga pertama lawan Nigeria.
Skuat Berbakat
Masa itu, meski hanya negara kecil, Bulgaria bisa memadukan kualitas luar biasa dengan penampilan yang indah dari generasi yang sangat berbakat. Dipimpin kiper Borislav Mihaylov sebagai kapten tim, skuat mereka didukung lini tengah yang kuat. Ada Krasmir Balakov sebagai pengatur yang cerdas, serta Emil Kostadinov sebagai penyerang sayap yang telah menghancurkan Prancis di kualifikasi.
Dan, Hristo Stoichkov yang sangat di-Tuhan-kan, bukan hanya di Bulgaria tetapi juga di Barcelona; striker yang mampu menyelesaikan masalah sesuai keinginannya. Dia adalah The Dagger, belati yang tajam; di Spanyol dijuluki El Pistolero atau penembak jitu. Tetapi, kuncinya adalah Letchkov, The Magician dengan keterampilan dan kekuatannya yang telah meningkat drastis jadi semakin agresif.
Langkah awal mereka memang sempat tak berjalan dengan baik; mungkin karena masalah internal. Bulgaria dihajar Nigeria dengan tiga gol tanpa balas. Namun, mereka mampu mengobatinya dengan kemenangan 4-0 atas Yunani. Stoichkov mencetak dua gol dari titik putih, ditambah masing-masing satu gol dari Letchkov, gelandang pemilik nomor sembilan, dan pemain pengganti Daniel Borimirov.
Dihadang Jerman
Untuk memastikan lolos ke fase gugur, Bulgaria butuh tiga poin dari laga terakhir lawan Argentina. Untungnya, kapten Diego Maradona dipulangkan lebih awal karena gagal tes doping, dan mereka menang 2-0 untuk bertemu Meksiko di babak 16 besar, yang dimenangkan melalui adu penalti. Di perempat final, sudah ada Jerman, juara dunia 1954, 1974 dan 1990 dengan dua trofi juara Eropa.
Berotot, mekanis, tanpa henti, dan tanpa belas kasihan, mereka biasanya mengalahkan penampilan yang lebih estetis dengan cara, yang mungkin pengecut. Tapi, Jerman sempat tidak mengesankan di fase grup. Bermain imbang dengan Spanyol setelah hanya menang tipis atas Bolivia, sebelum hampir ditahan Korea Selatan. Mereka beruntung bisa lolos, dan mampu melewati Belgia di babak 16 besar.
Tapi Bulgaria tahu hanya sedikit peluang mengalahkan Jerman yang belum pernah tersingkir sebelum semi final sejak 1962. Meski begitu, mereka tetap tenang. “Dengan tampang haus darahku, mereka akan ketakutan setengah mati. Rudi Voller akan jatuh ke tanah saat merasakan napasku,” kata bek Trifon Ivanov ketika merayakan ulang tahun Letchkov dan pelatih Dimitar Penev sehari sebelum laga.
Sundulan Letchkov
Benar saja, Bulgaria mengatur Jerman sejak awal. Namun, permainan menghibur tidak menghasilkan gol di babak pertama. Dua menit memasuki babak kedua, Letchkov melanggar Jurgen Klinsmann di dalam kotak penalti, yang berakhir dengan gol Lothar Matthaus dari titik putih. Bulgaria terancam, karena Jerman tidak pernah kalah setelah mereka unggul dalam pertandingan Piala Dunia sejak 1978.
Tetapi kemudian, dalam 15 menit tersisa, kondisi tiba-tiba berubah. Stoichkov sukses menyamakan kedudukan dari tendangan bebas sejauh hampir 23 meter dari gawang. Bulgaria pun bangkit lagi. Ada Zlatko Yankov bergerak di sisi kanan, 32 meter dari gawang. Dia berbelok, maju, mengirim umpan silang yang tampak penuh harapan menuju titik penalti. Dan tiba-tiba seluruh dunia menahan napas.
Letchkov yang tegap terlihat menunggu tepat di depan gawang Bodo Illgner. Hanya Thomas Hassler, playmaker mungil yang mengawalnya. Dengan semua keajaibannya bersama Bulgaria, dia berlari ke arah bola dan terbang untuk menyundulnya. Hassler tak bisa menghadangnya, dan Illgner pun gagal menghalau bola. Sundulan Letchkov bersarang di gawang, membawa Bulgaria unggul pada menit 78.
Giants Stadium, New Jersey pada 10 Juli 1994 itu meledak dengan sorak penonton. Bulgaria akhirnya menang 2-1, sementara seluruh dunia menikmati momen indah dalam kemalangan Jerman. Meski kemudian mereka kalah dari Italia di semi final, dan takluk di kaki Swedia dalam perebutan juara tiga, skuat Bulgaria tetap pulang dari Piala Dunia 1994 Amerika Serikat dengan jamuan luar biasa di Sofia.
Sumber: The Guardian