Tahun 2011 merupakan sejarah bagi persepakbolaan Jepang. Ketika itu, kesebelasan nasional mereka menjadi penguasa sepakbola Asia serta dunia. Diawali dari keberhasilan Keisuke Honda cs., menjuarai Piala Asia 2011, prestasi tersebut kemudian disempurnakan oleh kesebelasan perempuan mereka yang menjadi juara Piala Dunia pada 17 Juli 2011.
Sepakbola perempuan Jepang saat itu tidak terlalu terkenal jika dibandingkan dengan Amerika Serikat atau Jerman. Bahkan prestasi mereka berada di bawah sepakbola putra. Hingga awal 2011, tim putra Jepang sudah empat kali menjuarai Piala Asia dan dua kali lolos ke 16 besar Piala Dunia.
Sementara itu, timnas perempuan Jepang saat itu belum bisa berbicara banyak baik di tingkat Asia maupun dunia. Pada Piala Dunia, prestasi terbaik mereka hanya sebatas babak perempat final yang mereka raih pada 1995. Di tingkat Asia pun prestasi mereka hanya empat kali menjadi runner up.
Kebangkitan sepakbola perempuan Jepang baru terlihat saat Norio Sasaki ditunjuk sebagai pelatih. Ia membawa Nadeshiko (sebutan timnas perempuan Jepang) menempati posisi keempat pada cabang sepakbola Olimpiade Beijing 2008. Dua tahun berselang, Homare Sawa cs., meraih medali emas Asian Games. Sebuah bekal yang cukup untuk menyambut Piala Dunia Perempuan 2011 yang digelar di Jerman.
Juara di Tengah Bencana
Sayangnya, persiapan mereka menuju Jerman terganggu. Pada 11 Maret 2011, gempa dahsyat disertai tsunami mengguncang Tohoku dan sekitarnya. Lebih dari 15 ribu jiwa meninggal sementara lebih dari 2500 orang dinyatakan hilang. Bencana ini sendiri tercatat sebagai gempa terdahsyat nomor empat di dunia setelah gempa bumi yang melanda Aceh pada 2004.
Meski masih dalam suasana berduka, Nadeshiko tampil baik sepanjang penyisihan grup. Berada di Grup B bersama Inggris, Meksiko dan Selandia Baru, mereka lolos ke delapan besar dengan menempati peringkat dua grup di bawah Inggris. Mereka diharuskan bertemu tuan rumah yang saat itu juga berstatus juara bertahan.
Di luar dugaan, Jerman berhasil mereka singkirkan melalui gol tunggal Karina Maruyama pada babak perpanjangan waktu. Di babak semifinal, Swedia mereka kalahkan 3-1. Jepang lolos ke partai final dan berhadapan dengan Amerika Serikat, pemilik dua gelar juara dunia.
Meski tidak diunggulkan, namun semangat Bushido Jepang merepotkan USA. Tertinggal dua kali melalui Alex Morgan dan Abby Wambach, dua kali pula mereka berhasil membalas melalui Aya Miyama dan Sawa. Laga pun harus dilanjutkan pada babak adu penalti.
Pada babak tos-tosan, penjaga gawang Ayumi Kaihori menjadi bintang. Dari tiga sepakan USA yang gagal, dua diantaranya karena ditepis oleh Kaihori. Sepakan terakhir dari Saki Kumagai tidak bisa dijangkau Hope Solo yang membuat Jepang meraih kemenangan 3-1 sekaligus Piala Dunia pertama mereka sepanjang sejarah.
“Saya merasa senyum muncul di seluruh Jepang,” tutur Sawa seperti dilansir dari Guardian. Sang kapten pun dianugerahi gelar sebagai pemain perempuan terbaik dunia sekaligus mengakhiri dominasi pemain tenar Brasil, Marta.
“Saya tidak merasa kalau kemenangan Jepang akan membuat mereka melupakan bencana, tapi di sisi lain ini merupakan sekeping kabar gembira dari berita yang hadir sepanjang empat bulan ini,” ujar Miho Kajioka, seorang penggemar sepakbola asal Tokyo.
“Para pemain bermain dengan hati. Kami dapat merasakan energi datang dari seluruh orang di Jepang yang menyaksikan pertandingan ini melalui televisi,” tutur Sasaki yang diketahui menunjukkan bencana alam yang terjadi di Jepang sebagai pemacu semangat jelang menghadapi Jerman dan Swedia.
Awal dari Kedigdayaan Sepakbola Jepang
Nadeshiko menjadi kesebelasan Asia pertama yang bisa menjuarai Piala Dunia sampai saat ini. Gelar yang mereka raih di Frankfurt saat itu menjadi pembuka dari prestasi-prestasi selanjutnya yang menegaskan mereka bukanlah tim yang bisa dianggap remeh lagi di dunia sepakbola Internasional.
Setahun setelah Piala Dunia, mereka meraih medali perak Olimpiade 2012. Amerika Serikat saat itu membalas kekalahan mereka dengan meraih kemenangan 2-1. Setelah menguasai dunia, Jepang kemudian berhasil menguasai Asia pada 2014 dan 2018. Medali perak kemudian kembali diraih pada Asian Games Incheon 2014. Sementara itu, pada Piala Dunia terakhir di tahun 2015, Jepang kembali melangkah ke final sebelum kembali dikalahkan Amerika Serikat kali ini dengan skor 5-2.
Keberhasilan mereka menguasai Asia bulan April lalu, membawa Jepang kembali lolos ke putaran final Piala Dunia Perempuan 2019. Meski dalam turnamen terakhir mereka hanya sebatas runner up, namun status Nadeshiko tetaplah sebagai kesebelasan unggulan. Ajang sepakbola di Asian Games nanti bisa dijadikan uji coba untuk menguji kelayakan mereka sebagai kesebelasan kuat di sepakbola perempuan.