Pesepakbola yang Tak Pernah Diturunkan di Turnamen Besar

Saat diumumkan dalam skuad di turnamen besar seperti Piala Dunia atau Piala Eropa, tentu tidak semua pemain akan dimainkan. Kecuali yang dilakukan Louis van Gaal dengan memberikan semua pemain kesempatan bermain.

Contohnya, Martin Keown yang didaftarkan dalam skuad Inggris di Piala Dunia 1998 dan Piala Dunia 2002. Akan tetapi, ia sama sekali tak diturunkan. Bahkan, setelah Inggris dikalahkan Brasil di perempatfinal, Keown memutuskan pensiun dari timnas.

Meski demikian, Keown tetap bermain di Piala Eropa 1992 dan 2000. Sehingga kariernya di timnas tidak sedih-sedih amat.

Kisah yang sama juga terjadi pada Les Ferdinand yang dipanggil ke sejumlah kompetisi besar tapi tak pernah dimainkan. Pada Piala Eropa 1996, misalnya, Ferdinand meraih penghargaan PFA Player of the Year. Namun, ia tetap kalah bersaing dengan Alan Shearer dan Teddy Sheringham.

Hal serupa juga terjadi di Piala Dunia 1998. Kali ini, saingan Ferdinand di lini depan bertambah dengan kehadiran Michael Owen dan Robbie Fowler. Sepanjang Piala Dunia, Ferdinand hanya duduk di bangku cadangan.

Ferdinand sebenarnya punya kesempatan untuk menjadi striker utama Inggris, yakni pada Piala Dunia 1994. Sayangnya, Inggris tak lolos ke Piala Dunia yang digelar di Amerika Serikat tersebut.

Cerita selanjutnya datang dari Viv Anderson yang main di Piala Eropa 1980. Ia kemudian dipanggil ke Piala Dunia 1982 dan 1986, juga ke Euro 1988. Sialnya, ia tak pernah diturunkan sama sekali di tiga turnamen tersebut.

Fulbek Inggris, Tony Dorigo, juga cuma duduk di bangku cadangan dalam Piala Eropa 1988 dan 1992, serta Piala Dunia 1990. Ia hanya jadi pelapis Kenny Sansom dan Stuart Pearce. Untungnya, Dorigo sempat diturunkan sekali di perebutan peringkat ketiga Piala Dunia 1990 melawan Italia. Ia memberi asis untuk David Platt lewat umpan silangnya.

Kisah serupa juga dialami Anthony Seric. Ia sebenarnya bek kiri yang bagus dan dipanggil ke timnas Kroasia untuk Piala Dunia 1998, 2002, dan 2006. Namun, ia tak sekalipun bermain. Alasannya? Di Prancis dan Asia Timur, Robert Jarni berada dalam puncak performanya. Sementara di Jerman, pos bek kiri justru diberi pada Marko Babic.

Bek Jerman, Mathias Ginter, juga dipanggil ke tiga turnamen sepanjang 2014 hingga 2018. Ia tak dimainkan sekalipun. Meski demikian, ia berhak meraih medali juara Piala Dunia 2014.

Selain striker, posisi yang paling mungkin untuk tidak bermain adalah penjaga gawang. Hal ini yang dirasakan kiper Blackburn, Tim Flowers, pada Euro 1996 dan Piala Dunia 1998. Ada pula Alex Stepney di Piala Dunia 1970 dan Euro 1972, Joe Corrigan di Euro 1980 dan Piala Dunia 1982, Chris Woods di Euro 1988 dan Piala Dunia 1990, Fraser Forster di Piala Dunia 2014 dan Euro 2016. Meski demikian, Woods akhirnya tampil di Euro 1992.

Ini yang dialami kiper Swedia, Lars Eriksson, yang cuma jadi pelapis Thomas Ravelli di Piala Dunia 1990 dan 1994, serta Euro 1992.

Pepe Reina juga mengalami hal yang sama. Ia bermain di enam turnamen besar: empat Piala Dunia dan dua Euro, tapi cuma main dua kali. Alasannya? Karena posisi Iker Casillas di bawah mistar yang tak pernah tergantikan. Reina cuma main di Euro 2008 melawan Yunani, serta melawan Australia pada Piala Dunia 2014.

Namun, Reina tampak masih beruntung kalau dibandingkan kiper Uruguay. Soalnya, sejak 2009, pos penjaga gawang pasti diisi Fernando Muslera. Jadi, sulit bagi kiper Uruguay lain untuk menggeser posisinya. Salah satunya Martin Silva yang dipanggil ke Piala Dunia 2010, 2014, dan 2018. Pun saat main di Copa America 2011, 2015, 2016, dan 2019. Ia melakoni tujuh turnamen besar tanpa pernah diturunkan!