“Vintage Randy Orton!“, “Stone Cold Stunner!“, “Rock’s Bottom!“, banyak gerakan gulat profesional yang dinamakan bedasarkan pegulat yang menggunakan atau mempopulerkan gerak tersebut. Namun dari sekian banyak gerakan gulat profesional ada satu pesepakbola yang menitipkan warisannya: Edson Arantes do Nascimento alias Pele.
“Pele Kick!,” teriak salah satu komentator WWE (Smackdown, Raw, NXT), Mauro Ranallo saat AJ Styles menghajar Chris Jericho di Royal Rumble 2016. Membelakangi pegulat berjuluk Y2J, AJ Styles lompat dan melakukan bicycle kick alias tendangan sepeda ke kepala lawannya. Gerakan tersebut dikenal sebagai ‘Pele Kick‘ di dunia gulat profesional.
Bagaimana Pele bisa sampai dikenal di dunia gulat profesional sebenarnya memiliki cerita yang panjang. Semua berawal dari kepindahannya ke New York Cosmos pada 1975. Nama Pele sudah terkenal sebelum mendarat di New York. Tiga Piala Dunia sudah ia menangkan untuk Brasil. Tapi baru saat berusia 35 tahun dirinya pergi meninggalkan kesebelasan yang membesarkan dirinya, Santos.
Hal ini tidak lepas dari keputusan Presiden Brasil pada 1961, Jânio Quadros, yang membuat Pele jadi aset kekayaan negara dan melarangnya ke luar Negeri Samba setidaknya selama 10 tahun. Tidak lama setelah masa larangan tersebut habis, Pele pensiun.
Dirinya keluar dari masa pensiun karena tertarik dengan ajakan Presiden New York Cosmos Clive Toye. “Dengar, saya ingin membuat sepakbola di Amerika Serikat jadi besar seperti Eropa dan Amerika Selatan,” kata Toye kepada Pele.
“Saat saya datang ke sana, New York Cosmos adalah kesebelasan universitas. Dalam beberapa tahun, kami menjadi yang terbaik. Hampir terbaik dunia. Kami mendatangkan pemain-pemain berkualitas dan membuat Cosmos jadi nomor satu,” jelas Pele.
‘Bapak Sepakbola’ Amerika Serikat
Pele adalah awal kelahiran North America Soccer League (NASL) dan bagaimana sepakbola mulai menjamur di Negeri Paman Sam. Setelah dia mendarat di New York, beberapa nama tenar lain ikut menyicipi sepak bola di Amerika Serikat. Franz Beckenbauer, Bobby Moore, George Best, Gordon Banks, hingga Johan Cruyff merasakan kompetisi tersebut.
Tentu pada akhirnya NASL kalah populer dibandingkan Major League Soccer (MLS). Tapi pengaruh Pele dan NASL tidak bisa diremehkan. Sebelum New York City FC atau Red Bull New York lahir, Cosmos disaksikan oleh vokalis Rolling Stones, Mick Jagger.
Sutradara dan pembawa acara Copa90, Eli Mengem bahkan menyebut New York sebagai salah satu kota paling berpengaruh di dunia sepakbola. Semua itu tidak lepas dari Cosmos yang merupakan kesebelasan super pertama di dunia.
Amerika Serikat sudah memiliki liga sebelum NASL, namanya America Soccer League (ASL). Tapi liga itu berhenti karena perang dan sepakbola baru kembali hidup kembali setelah Pele datang.
“Saat Pele datang ke Amerika Serikat, saya masih berusia 13 tahun. Saya tidak pernah mendengar sepakbola sebelum dia datang. Tapi setelah itu saya mengikuti sepakbola, datang ke Chicago untuk menonton Cosmos bersama 21.000 orang lainnya. Menyaksikan Piala FA di televisi, semua berawal dari kedatangan Pele,” aku David Wangerin, penulis buku ‘Soccer in A Football World: A Story of America’s Forgotten Game‘.
Dengan segala pengaruhnya, wajar jika New York Cosmos menobatkan Pele sebagai Presiden kehormatan klub. Sampai dengan 2018, Cosmos masih bisa menarik pemain-pemain seperti Emmanuel Ladesma (eks-Middlesbrough) dan Javi Marquez (eks-Granada). Hingga Piala terakhir Cosmos (2015) diangkat oleh pemenang Piala Dunia, Marcos Senna.
Tendangan Sepeda Mengakhiri Latihan
Pele identik dengan tendangan sepeda. 1968, Brasil melawan Belgia; Pele mendapatkan umpan dari sisi kiri, ia berlari mundur membelakangi gawang. Tiba-tiba ia melompat dan mengangkat kakinya ke udara. Semua tercengang dan nama Pele jadi semakin besar dari sebelumnya.
Publik Amerika Serikat masih asing dengan hal itu. Tapi Pele memperkenalkan mereka saat latihan bersama Cosmos. “Saya ingat latihan pertamanya bersama Cosmos. Pele mendapat umpan lambung. Dia berlari ke arah gawang, membelakangi bola. Kemudian da lompat dan melakukan tendangan sepeda. Wartawan tidak percaya apa yang mereka lihat. Setelah itu kami langsung menghentikan latihan,” kata Gordon Bradley, jebolan akademi Sunderland yang menangani New York Cosmos saat itu.
Pele mengakui bahwa tendangan sepeda adalah sesuatu yang sulit. Dia bahkan sangat jarang mencetak gol dengan cara tersebut. “Saya mencetak lebih dari 1.000 gol selama menjadi pesepakbola. Tapi hanya dua atau tiga yang tercipta lewat tendangan sepeda. Itu adalah hal yang sangat sulit,” aku Pele.
Meski demikian, apa yang ia lakukan tergolong ajaib dan masih dikenang hingga saat ini. Tendangan sepeda Pele sama levelnya dengan salto Widodo Cahyono Putro pada Piala Asia 1996 bagi bangsa Indonesia.
Masih Satu-satunya yang Memengaruhi Gulat Profesional
Jauh setelah Pele meninggalkan New York Cosmos dan kembali menggantung sepatunya, sepakbola semakin dekat dengan gulat profesional. Tim Wiese (Eks-Werder Bremen) dan Stuart Tomlinson (Eks-Burton Albion) pernah mencoba alih profesi ke gulat profesional. Tapi keduanya gagal mendapat publikasi yang besar.
Tomlinson pernah mendarat di NXT, salah satu promosi milik WWE, ia bahkan sudah punya nama panggung ‘Hugo Knox’. Tapi dirinya gagal mendapat tempat untuk tampil di televisi dan menjadi pegulat tetap di sana.
Sementara Wiese, dia pernah tampil dengan WWE saat mereka datang ke Jerman. Wiese melawan sosok tidak dikenal dan dibuat tampil bagus di hadapan publik sendiri, akan tetapi setelah itu karirnya di ring tidak pernah terdengar lagi.
Meski Wiese dan Tomlinson gagal, pesepakbola lain masih berpeluang mengikuti jejak mereka pindah ke gulat profesional. Mantan pemain yang terakhir terlihat di atas ring adalah ikon Norwich City, Grant Holt.
Selain pemain, pemilik klub juga mulai merambah dunia gulat profesional. Januari 2018, Tony Khan dan Shahid Khan yang merupakan pemilik kesebelasan asal London, Fulham, mengumumkan bahwa dirinya membuka promosi gulat bernama All Elite Wrestling (AEW).
Tony akan lebih terlibat dibandingkan ayahnya di AEW karena ia menempati posisi sebagai presiden. Namun dia juga dipastikan akan tetap mengurus Fulham oleh Sang Ayah. “Saya adalah investor utama AEW. Saya mendukung Tony dan sangat bangga kepada dirinya. Dia akan membentuk tim yang hebat bersama AEW dan sambil menjalankan tugas di Fulham [Direktur Olahraga] dan Jacksonville Jaguars [Analis],” kata Shahid Khan.
Sebagai Presiden AEW, Tony bahkan sudah mengontrak Chris Jericho yang identik dengan WWE. Tanda bahwa promosinya serius ingin menjadi saingan Vince McMahon yang pernah diisukan ingin membeli Newcastle United.
Skuat AEW yang dibentuk Tony Khan sejauh ini memang diisi oleh beberapa nama incaran Vince McMahon. Dibantu oleh Cody Rhodes anak dari legenda gulat profesional, Dusty, AEW berhasil mengontrak beberapa pegulat yang membesarkan nama mereka di Jepang. Tetapi, belum ada jaminan AEW akan mengalahkan WWE.
Per 27 Januari 2019, hanya ada satu pegiat sepakbola yang bisa mempengaruhi dunia gulat profesional: Edson Arantes do Nascimento, Pele!