Piala Dunia 1930: Rumit, Perjalanan Jauh, serta Final Dua Bola

Piala Dunia tinggal menghitung hari. Saat tulisan ini dibuat, terhitung tiga bulan lagi Stadion Luzhniki akan menggelar pertandingan pertama yang akan mempertemukan tuan rumah Rusia melawan Arab Saudi. Piala Dunia tahun ini diharapkan berjalan menarik mengingat ini adalah turnamen dunia terakhir yang diadakan pada pertengahan tahun. Piala Dunia 1930.

Berbicara soal World Cup, tentu akan sangat menarik apabila membahas awal mula kejuaraan ini digelar. Sejarah dari ajang ini kerap diangkat untuk memanaskan suasana jelang pertandingan sesungguhnya. Akan tetapi, jika dewasa ini Piala Dunia adalah ajang yang dinantikan maka tidak dengan ketika pertama kali turnamen ini digelar pada 1930.

Ruwetnya Piala Dunia 1930

Penuh keruwetan saat FIFA pertama kali menggelar turnamen ini 88 tahun lalu. Saat itu, mereka tidak mau menggelar Piala Dunia karena sudah ada ajang sepakbola Olimpiade yang saat itu kapasitasnya sebagai turnamen tertinggi di dunia. Akan tetapi, dua orang Prancis yaitu Jules Rimet (selaku Presiden FIFA) serta salah satu anggotanya Henry Delaunay (penggagas UEFA) menginginkan adanya turnamen kelas dunia untuk semua kalangan pemain (pro dan amatir) mengingat sepakbola Olimpiade hanya untuk pemain amatir saja.

Pada 1928, FIFA kemudian mengumumkan turnamen baru bertajuk Piala Jules Rimet akan digelar pada 1930 dengan Uruguay sebagai tuan rumah. Pemilihan Uruguay ini sifatnya terbilang subjektif. Manajer mereka saat itu, Ondino Viera, mengungkapkan kalau negaranya saat itu layak menjadi tuan rumah karena status mereka sebagai pemilik medali emas sepakbola Olimpiade dalam dua turnamen terakhir 1924 dan 1928.

Jika dilihat dari kesiapan menggelar Piala Dunia 1930, maka Uruguay memang pantas untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah. Mereka berjanji akan membiayai perjalanan seluruh tim yang saat itu mayoritas memakai kapal laut. Tidak hanya itu, mereka juga langsung membangun stadion megah yaitu Estadio Centenario sebagai bagian dari perayaan hari kemerdekaan mereka yang ke-100.

Piala Dunia pertama adalah satu-satunya turnamen yang tidak mengadakan babak kualifikasi. Pemilihan peserta saat itu murni undangan dari FIFA. Organisasi tertinggi sepakbola itu mengirim surat kepada seluruh negara yang berada di naungan mereka untuk bersedia ikut serta pada turnamen tersebut.

Mereka yang Tidak Ambil Bagian di Piala DUnia 1930

Akan tetapi dari 41 negara yang bergabung ke FIFA saat itu, hanya 13 yang bersedia ikut. Itupun tanpa negara kuat Eropa macam Italia, Jerman, Belanda, dan Spanyol yang memilih absen. Alasan yang mereka ucapkan pun terbilang masuk akal yaitu jarak yang terlalu jauh. Tidak hanya itu, negara-negara britania seperti Skotlandia, Wales, Irlandia Utara, dan Inggris juga tidak ikut karena berkonflik dengan FIFA.

Dari 13 negara itu, hanya empat saja yang dari Eropa yaitu Yugoslavia, Prancis, Belgia, dan Rumania. Sisanya datang dari Amerika Selatan (Uruguay, Argentina, Cile, Brasil, Paraguay, Peru, Bolivia) dan zona Concacaf (Amerika Serikat dan Meksiko). Ke-13 peserta tersebut dibagi dalam empat grup. Tiga grup berisi tiga peserta sementara Grup 1 menjadi satu-satunya grup yang berisi empat negara. Hanya juara grup yang bisa melangkah ke babak semifinal.

Yang unik di Piala Dunia 1930

Yang menarik dari Piala Dunia edisi pertama adalah banyaknya kesebelasan yang berangkat menggunakan kapal yang sama ke negara tuan rumah. Salah satunya adalah kapal SS. Conte Verde yang saat itu membawa Piala, Jules Rimet, tiga wasit, dan tiga peserta yaitu Prancis, Belgia, dan Rumania. Butuh dua minggu bagi mereka untuk sampai ke Uruguay.

Pertandingan Prancis melawan Meksiko menjadi dua kesebelasan pertama yang bertanding di Stadion Pocitos yang kapasitasnya hanya 1000 penonton. Nama Lucien Laurent menjadi pencetak gol pertama Piala Dunia dan membawa Prancis menang 4-1 atas El Tri.

Baca juga: Kisah Lucien Laurent, Sang Pencetak Gol Pertama di Piala DUnia

Sementara itu penyerang Amerika Serikat, Bert Patenaude, menjadi pemain pertama yang mencetak hattrick saat Amerika Serikat mengalahkan Paraguay 3-0. Kemenangan yang saat itu membuka jalan mereka melangkah ke babak semifinal. Piala Dunia 1930 juga menghadirkan nama Placido Galindo sebagai pemain pertama yang diusir dari lapangan ketika Peru takluk dari Rumania.

Argentina, Yugoslavia, Uruguay, serta Amerika Serikat berhasil melaju ke babak semifinal setelah memuncaki grup mereka masing-masing. Keempatnya sama-sama meraih semua kemenangan dalam partai grup. Uruguay bertemu Yugoslavia sementara Argentina bertemu Amerika serikat.

Yang menarik, baik Uruguay dan Argentina sama-sama berhasil melangkah ke final dengan mengalahkan lawan-lawannya dengan skor serupa 6-1. Dikarenakan belum adanya pertandingan juara ketiga maka medali perunggu diberikan kepada USA dan Yugoslavia.

Pertemuan antara Uruguay dan Argentina adalah ulangan dari perjumpaan mereka di final sepakbola Olimpiade dua tahun sebelumnya. Akan tetapi, skuad keduanya saat itu sudah jauh berbeda.

Final yang Penuh Intrik

Jelang pertandingan final, suasana bisa dibilang sangat mencekam. Striker Argentina, Luis Monti, diberitakan menerima ancaman pembunuhan hingga membuat wasit saat itu, Jean Langenus memerintahkan pengamanan superketat kepada Monti.

Intrik dari pertemuan keduanya berlanjut jelang sepak mula. Dikarenakan belum adanya bola resmi untuk Piala Dunia maka baik Argentina maupun Uruguay mengklaim kalau bola buatan mereka adalah bola yang terbaik. Untuk menjaga netralitas, Langenus kemudian memberikan solusi dengan babak pertama memakai bola dari pihak Argentina (Tiento) dan bola dari Uruguay (Wembley) untuk babak kedua.

Dengan Tiento, Argentina berhasil unggul 2-1 pada babak pertama. Akan tetapi, setelah bola diganti dengan Wembley, Uruguay mampu menang 3-0 sekaligus mengubah kedudukan menjadi 4-2. Hasil ini membuat skuad asuhan Alberto Suppici menjadi juara Piala Dunia 1930 atau edisi pertama sekaligus memberikan hadiah ulang tahun kemerdekaan mereka yang ke-100.