Sepakbola dan Teori Konspirasi

Ronaldo setelah kalah di Piala Dunia 1998. Foto: Keepitonthedeck

Beberapa hari terakhir, isi beranda media sosial saya penuh dengan pembahasan tentang pandemi virus corona yang disebut-sebut hanya sebuah teori konspirasi Hal ini tidak lepas dari ramainya perdebatan antara salah satu pentolan grup band terkenal di Indonesia dengan salah satu dokter. Sang anak band mengaku kalau virus corona itu hanya akal-akalan elit global, sedangkan sang dokter menyebut kalau virus itu benar adanya.

Selang beberapa hari dari siaran tersebut, mantan pesulap Indonesia yang kini menjadi seorang host, juga mengunggah video dengan judul “Corona hanya sebuah kebohongan konspirasi!? (Tonton sebelum video ini ter take down)”. Dalam videonya, dia berbincang dengan salah satu rapper kontroversial Indonesia yang mengaku penganut teori bumi datar.

Kemunculan teori konspirasi terkait virus corona kini semakin meluas. Informasi yang sifatnya menyesatkan pun tumbuh seiring berjalannya waktu. Dari yang sebelumnya menyebut kalau corona berasal dari laboratorium di Wuhan, lalu berasal dari radiasi menara 5G, kini teori konspirasi semakin meluas dengan isu kalau corona adalah karangan dari elit global yang mengarah kepada sosok Bill Gates.

Tidak sedikit dari kita yang mempercayai teori konspirasi. Menurut Joseph Parent, dalam tulisan Edward S Kennedy di Tirto.id, teori konspirasi bisa menjadi obat emosional bagi diri kita. Joseph berujar kalau orang yang percaya teori konspirasi adalah orang yang enggan menyalahkan diri sendiri atas hal-hal yang merugikan, sehingga memilih untuk menyalahkan kekuatan yang sebenarnya tidak terlihat.

Menurut Felix Nathaniel, konspirasi kerap muncul karena situasi yang tidak pasti baik dalam aspek sosial maupun politik seperti perang, krisis ekonomi, bencana alam, atau pandemi, maka tidak heran kalau teori konspirasi muncul dalam penyebaran virus corona di seluruh dunia.

Arahan kepada satu orang yaitu Bill Gates juga dirasa wajar apabila berkaca dari teori Karen M. Douglas, Robbie M. Sutton, dan Aleksandra Gichoka. Ketiganya menyebut kalau teori konsirasi memiliki elemen cerita yang bertumpu pada aktor tunggal yang umumnya digambarkan selalu berhasil mencapai tujuannya.

Yang menarik, teori konspirasi ini tidak hanya menyentuh aspek kehidupan sosial maupun politik saja. Mereka juga bisa masuk ke dalam kehidupan dunia olahraga yang salah satunya adalah sepakbola. Banyak dari pemain, mantan pemain, hingga kejadian-kejadian yang menimbulkan adanya konspirasi dari permainan ini.

Dari Dejan Lovren Hingga Tim Bumi Datar

Pemain belakang Liverpool, Dejan Lovren, menuliskan kalimat: “Sudah selesai Bill. Orang-orang tidak buta!” dalam unggahan Bill Gates yang mengapresiasi kerja keras dan dedikasi para tenaga medis di tengah pandemi corona ini. Selain itu, Lovren juga memberikan like kepada unggahan yang mengilustrasikan Gates sedang memegang alat suntik dengan caption berbunyi “Tubuhmu adalah pilihanku.”

Lovren adalah satu dari sedikitnya aktor-aktor lapangan hijau yang disebut percaya akan teori konspirasi. Dia juga menyebut kalau dirinya adalah bagian dari “perlawanan” dan mempromosikan teori konspirasi David Icke. Icke sendiri adalah mantan penjaga gawang Hereford United yang percaya kalau bumi yang kita tempati sekarang ini dikuasai oleh sosok reptil Archons.

Mantan penjaga gawang timnas Spanyol, Iker Casillas, bahkan ragu apakah manusia bisa berjalan atau tidak di bulan. Bahkan ia sampai berdebat terkait masalah ini hingga ia memutuskan untuk membuat sebuah polling mengenai hal tersebut.

Jika Casillas mempertanyakan apakah manusia bisa berjalan di bulan atau tidak, maka lain halnya dengan Carlos Roa. Penjaga gawang Argentina ini menolak membahas kontrak baru bersama klubnya saat itu, Real Mallorca dan memilih pensiun pada akhir 90-an. Saat itu, ia percaya kalau dunia akan kiamat ketika memasuki tahun 2000. Prediksi yang tidak terjadi dan membuat Roa akhirnya kembali ke lapangan setelah sempat masuk dalam aliran keagamaan tertentu selepas pensiun.

Jika hal itu dirasa belum cukup, main-mainlah ke Spanyol lebih tepatnya 15 mil ke selatan Madrid. Ada sebuah tim yang sangat unik bernama Flat Earth FC. Dari namanya kita semua sudah tahu kalau tim ini mewakili mereka-mereka yang menyukai teori konspirasi bumi datar. Bahkan klub ini menjadi alat untuk membuka mata orang-orang kalau sebenarnya bumi itu datar.

“Sepakbola adalah olahraga paling populer dan memiliki dampak paling besar di seluruh dunia. Jadi, menciptakan sebuah klub yang didekasikan untuk gerakan bumi datar adalah cara terbaik untuk hadir di media. Flat Earth adalah klub sepakbola yang pengikutnya disatukan oleh hal penting yaitu sebuah ide,” kata Javi Poves, ketua klub Flat Earth FC.

Sakitnya Ronaldo dan Piala Dunia 1958

Beberapa kejadian bersejarah dalam dunia olahraga juga tidak lepas dari yang namanya teori konspirasi. Banyak diantaranya terjadi pada kompetisi akbar Piala Dunia.

Brasil sukses merebut gelar Piala Dunia pertama mereka pada 1958. Melalui kelincahan Pele, mereka berhasil mengalahkan tuan rumah Swedia dengan skor telak 5-2. Namun menurut sejarawan bernama Bror Jacques de Waern, Piala Dunia 1958 tidak pernah dilaksanakan. Ia justru menyebut kalau Piala Dunia 1958 digelar di Amerika Serikat sebagai bagian uji coba CIA untuk menguji kekuatan televisi di masyarakat.

“Amerika Serikat perlu mencoba kekuatan televisi dalam memberikan pengaruh ke masyarakat. Itu adalah bagian dari Perang Dingin yang tengah berkecamuk. Saya menyebutnya sebagai perlombaan media,” ungkapnya dalam film Konspiration 58 seperti yang ditulis Evans Edgar Simon dalam Pandit Football.

40 tahun setelah final tersebut dan Brasil sudah mengantungi empat gelar juara dunia, mereka kembali lagi ke final yang kali ini digelar di Prancis. Mereka kembali dijagokan untuk mendapat gelar kelima sebelum menemui fakta kalau mereka babak belur oleh tuan rumah. Brasil kalah 3-0.

Namun tidak sedikit yang merasa ada kejanggalan dari laga final tersebut. Terutama dengan apa yang menimpa Ronaldo. Sang Fenomena saat itu kehilangan sentuhan di babak final meski ia tampil superior sepanjang penyisihan hingga semifinal.

Diceritakan kalau Ronaldo memang sudah diragukan tampil sejak awal ketika ia mengeluh kejang di kamar hotel dengan wajah yang murung dan pucat. Bahkan Edmundo sempat melihat kalau mulut Ronaldo seperti ingin mengeluarkan busa. Belum jelas apa yang menimpa Ronaldo saat itu, namun tidak sedikit yang menyebut kalau Ronaldo diganggu oleh makhluk halus

Dua kejadian itu hanya sebagian kecil teori konspirasi di dunia sepakbola. Masyarakat Belanda kerap menuding kalau pesta jelang laga final Piala Dunia 1974 di Hotel Hiltrup adalah penyebab mereka gagal menjadi juara dunia. Sementara itu, Piala Dunia 1978 disebut sudah diatur untuk memenangkan Argentina. Dimulai dari tidak dipanggilnya Johan Cruyff, kemenangan mustahil 6-0 Argentina melawan Peru, wasit final yang diganti, hingga protes kepada perban Rene van de Kerkhof. Semua diatur demi memuluskan langkah mereka menjadi juara untuk mengangkat citra positif pemerintahan Jorge Videla.

Untuk level klub, teori konspirasi yang hadir ternyata lebih absurd lagi. Pada 2012, salah satu televisi pemerintah Suriah, Al Dunya, mengklaim kalau aliran umpan antara Lionel Messi, Andres Iniesta, dan Pedro adalah sebuah kode untuk pemberontak di negara timur tengah agar bisa menyelundupkan senjata ke Suriah.