Xherdan Shaqiri pernah menjadi fenomena. Bukan karena segenap prestasinya, melainkan perubahan arah perjalanan kariernya dari Bayern Munchen ke Inter Milan, lalu secara tak terdugra, hijrah ke Stoke City; kesebelasan yang tak diperhitungkan di Premier League. Padahal, usianya saat itu masih 24 tahun!
Apa alasannya?
Ada sejumlah transfer pemain yang sulit dijelaskan di sepakbola. Salah satunya, kepindahan Shaqiri ke Stoke City pada musim panas 2015. Bagaimana tidak? Dua tahun sebelumnya, dia meraih trofi Liga Champions bersama Munchen. Namun, ia justru memilih tim papan bawah Premier League.
Alasan utamanya adalah ia tak mau lagi menjadi sorotan. Soalnya, ia membela Bayern yang merupakan tim terbagus di Bundesliga, serta pindah ke Inter yang merupakan tim besar di Italia. Sorotan media dan penggemar tentu tak bisa ia lepaskan.
“Aku ingin sedikit lebih tenang. Aku tak ingin selalu ada di depan setiap hari (menjadi sorotan),” kata Shaqiri kepada Daily Telegraph.
“Aku ingin berkonsentrasi pada sepakbola ku dan mencapai tingkatan yang kuinginkan. Aku berharap bisa melakukannya segera. Aku perlu untuk memainkan banyak pertandingan untuk kembali ke tingkatan itu, tapi aku berharap akan segera terjadi,” kata Shaqiri yang kala itu masih berusia 24 tahun.
Wajar memang kalau Shaqiri ingin fokus di sepakbola ketimbang menjadi sorotan. Soalnya, ia mengawali kariernya dengan baik di Basel. Ia sudah dipantau sejak usianya masih delapan tahun kala membela tim masa kecilnya, SV Augst.
Saat menjadi pemain terbaik di Nike Cup 2007, sejumlah klub menginginkan Shaqiri. Akan tetapi, pemain yang main di timnas Swiss tersebut memilih bertahan di Basel. Ia pun dipromosikan ke tim cadangan dan main di sana sejak 2007.
Dua tahun kemudian, Shaqiri menandatangani kontrak profesionalnya yang menjaganya di St. Jakob-Park hingga Desember 2011. Momen ini sekaligus membuat Shaqiri promosi ke tim utama.
Enam bulan setelah penandatanganan kontrak tersebut, Shaqiri mencatatkan debutnya sebagai pemain pengganti pada 12 Juli 2009. Ia pun mencetak gol pertamanya buat Basel pada 9 November 2009.
Di Basel, Shaqiri mencatatkan sejumlah prestasi. Termasuk meraih double dengan menjuarai Liga dan Piala Domestik sebanyak dua kali pada 2009/2010 dan 2011/2012. Sebelum meraih double pada 2012, Basel terlebih dahulu mengumumkan kalau Shaqiri akan pindah ke Bayern Munchen untuk musim 2012/2013. Biaya transfernya mencapai 11,6 juta euro dan ia dibayar senilai 2 juta euro permusim.
Tentu, Bayern bukan Basel. Ia harus bersaing dengan sejumlah pemain ternama seperti Frank Ribery, Arjen Robben, Toni Kroos, dan Thomas Muller. Akibatnya, jumlah penampilan Shaqiri berkurang drastis di musim kedua dan ketiga. Padahal, ia membantu Bayern meraih treble di musim 2012/2013.
Penurunan jumlah pertandingan di musim kedua dan ketiga membuat Shaqiri ditransfer ke Inter Milan pada 9 Januari 2015 senilai 15 juta euro. Kala itu, Stoke City sudah menunjukkan ketertarikannya.
Baru pada bursa transfer musim panas, Shaqiri akhirnya pindah ke Stoke dengan drama pada transfernya. Pada Juli, Stoke sudah setuju membayar 12 juta paun. Namun, Shaqiri menolak kontrak tersebut. Baru sebulan kemudian setelah detail pada kontraknya diselesaikan, Shaqiri akhirnya resmi pindah ke Stoke. Ia adalah pemain termahal sepanjang sejarah Stoke ketika itu!
Penampilan Shaqiri di Stoke relatif mengesankan. Namun, dengan kualitas yang dimiliki Stoke, sulit bagi mereka untuk menantang gelar. Hal ini yang pernah diungkapkan Shaqiri kepada majalah Swiss, Schweizer Illistrierte. Ia bilang kalau rekan-rekannya di Stoke kurang berkualitas. Bahkan, kalau mereka merekrut Ronaldinho sekalipun, itu tak akan menyelesaikan masalah Stoke.
Benar saja, karena di akhir musim 2017/2018, Stoke City terdegradasi. Liverpool dengan cepat masuk dan menebus klausul pelepasan Shaqiri senilai 13,5 juta paun. Ia pun pada akhirnya gagal untuk bersembunyi dari sorotan media. Apalagi, Liverpool lagi jaya-jayanya. Bersama The Reds, ia meraih trofi Premier League 2019/2020 dan Liga Champions 2018/2019.
Pada bursa transfer musim panas 2021 lalu, Shaqiri memutuskan untuk menyepi ke Ligue 1 dengan membela Lyon. Dan pada Februari ini, Shaqiri memutuskan menyepi lebih jauh lagi. Kali ini tujuannya Amerika Serikat. Ia akan bergabung bersama Chicago Fire.