Transfer Sol Campbell dari Tottenham Hotspur ke Arsenal, mungkin tak sebesar dan tak sekontroversial kepindahan Luis Figo dari Barcelona ke Real Madrid. Namun, Campbell memenuhi segala unsur untuk dianggap sebagai pengkhianat terbesar abad ini.
Di Tottenham Sejak Kecil
Campbell lahir di Plaistow, sebelah timur London, pada 18 September 1974. Orang tuanya berkebangsaan Jamaika, Sewell dan Wihelmina. Ia adalah anak bungsu dari 12 bersaudara.
Ia awalnya masuk Akademi West Ham United pada 1988. Ia menjalani kariernya sebagai seorang striker. Namun, Campbell memilih mengakhirinya usai seorang pelatih dengan bercanda bilang kalau Campbell akan senang kalau Hindia Barat mengalahkan Inggris di kriket. Pernyataan ini dianggap Campbell menyinggungnya. Karena latar belakang kedua orang tuanya yang berasal dari Jamaika.
Gara-gara pengalaman buruknya itu, Campbell enggan untuk masuk akademi sepakbola lain. Sampai akhirnya, Kepala Pemandu Bakat Spurs, Len Cheesewright, begitu tekun untuk mengajaknya bergabung. Setelah dua bulan, Campbell setuju untuk bergabung dengan Spurs pada 1989.
Manajer tim muda Spurs, Keith Waldon, mengingat kalau kemampuan fisik Campbell-lah yang membuatnya menonjol sebagai prospek untuk masa depan.
Kariernya di tim utama Spurs dimulai pada 5 Desember 1992. Lawan yang ia hadapi adalah sama-sama tim London, Chelsea, di White Hart Lane. Ia mencetak satu-satunya gol dalam kekalahan Spurs 1-2.
Pemain Utama di Spurs
Saat Spurs ditangani Osval Ardiles, posisi Campbell diubah sebagai bek kiri pada awal musim 1993/1994. Perubahan posisi ini dilakukan untuk mengisi pos Justin Edinburgh yang cedera. Ia lalu dimainkan di bek kanan untuk menggantikan Dean Austin.
Campbell mulai menunjukkan progres perkembangannya. Ia dipercaya oleh sejumlah pelatih baru yang menangani Spurs. Akan tetapi, performa rekan-rekannya yang lain tidak cukup baik untuk membantu Spurs berprestasi.
Gerry Francis memberikan ban kapten kepada Campbell. Namun, setelah Francis dipecat, Campbell seolah kesulitan beradaptasi dengan pelatih baru. Ia berselisih dengan Christian Gross sepanjang musim 1997/1998. Pun ketika posisi Gross digantikan George Graham.
Meski demikian, musim 1998/1999 menjadi musim terbaiknya. Spurs berhasil ke final Piala Liga dan menang atas Leicester City. Keberhasilan ini menjadikannya sebagai kapten kulit hitam pertama yang mengangkat trofi utama di Stadion Wembley. Ia pun masuk ke dalam daftar PFA Team of the Year.
Masalah yang Hadir di Spurs
Juaranya Spurs di Piala Liga membuat mereka berhak main di Piala UEFA. Akan tetapi, Spurs cuma sampai Babak Kedua karena kalah dari Kaiserslautern. Pada musim 1999/2000 ini ada sejumlah masalah yang menimpa Campbell. Misalnya, ia dituduh mematahkan tangan seorang stewards di laga melawan Derby County.
Pengacara Spurs memintanya untuk melakukan bound over. Artinya, ia tidak akan didakwa, tapi mengakui kalau dirinya melakukan hal yang salah. Campbell tak mau karena ia merasa tak salah. Karena hal ini, Spurs pun menyuruh Campbell untuk mengurusnya sendiri. Pada akhirnya, kasus ini dihentikan.
Secara prestasi, Spurs tampak stagnan. Campbell juga sulit menjalani hubungan yang baik dengan manajer Spurs selanjutnya. Ditambah, keputusan klub yang angkat tangan dengan kasus yang menderanya, membuat Campbell merasa kecewa.
Pada musim 2000/2001, Campbell tak bermain karena cedera dislokasi bahu. Penampilan terakhirnya buat Spurs justru terjadi di semifinal Piala FA yang digelar di Old Trafford.
Ketika itu, Campbell rencananya tak akan diturunkan. Manajer Spurs, Glenn Hoddle, mengakui kalau menurunkan Campbell sebagai bek berisiko. Soalnya, dia tak sepenuhnya fit. Benar saja, ankle-nya cedera setelah melanggar Ray Parlour. Ia pun digantikan oleh Ledley King. Saat tengah mendapatkan perawatan di pinggir lapangan inilah, Arsenal mencetak gol lewat sundulan Patrick Vieira.
Aturan Bosman untuk Campbell
Pada musim panas 2001, kontrak Campbell habis. Ketika itu, Aturan Bosman baru ditetapkan di Uni Eropa pada 1995. Aturan Bosman sendiri membolehkan pemain untuk pindah ketika kontraknya habis. Namun, praktiknya masih belum jamak.
Baca juga: Mengenal Aturan Bosman
Baru beberapa nama besar yang memaksimalkan aturan ini. Misalnya, Edgar Davids yang pada 1996 pindah dari Ajax ke Milan. Lalu, pada 1999, Steve McManaman pindah dari Liverpool ke Real Madrid. Karena tidak ada biaya transfer, McManaman pun mendapat keuntungan lewat gaji yang lebih besar. Bahkan, menjadi pemain termahal Britania pada 1999 hingga 2001.
Tottenham Hotspur sebenarnya menawarinya kontrak baru. Kalau Campbell menerima kontrak tersebut, ia akan menjadi pemain dengan bayaran tertinggi Spurs. Namun, setelah negosiasi selama berbulan-bulan dan sejumlah pernyataan publik kalau dia akan bertahan, Campbell akhirnya membuat pernyataan. Ia bilang harus meninggalkan Spurs agar bisa main di Liga Champions. Ditambah lagi, pelatih Inggris, Sven-Goran Eriksson juga menyarankannya untuk pindah.
Di sinilah masalah muncul. Sejumlah klub besar berminat merekrutnya. Akan tetapi, ia justru pindah ke Arsenal, rival sekota Tottenham, dengan status bebas transfer. Padahal, ia pernah bilang dalam majalah Spurs Monthly kalau ia tak akan pernah main untuk Arsenal.
Kepindahan Campbell ke Arsenal juga sangat mengejutkan. Soalnya, tak ada rumor sama sekali. Bahkan tak ada spekulasi soal ia akan pindah ke mana. Sampai akhirnya dalam sebuah konferensi pers yang sangat biasa, para jurnalis merasa itu adalah peresmian kiper Richard Wright. Namun, konferensi pers tersebut justru menjadi sangat besar karena mengungkap tujuan Campbell.
Karena kepindahan tersebut, Campbell pun dilabeli sebagai “Judas” oleh sejumlah suporter Spurs. Amarah suporter Spurs masih menyala hingga bertahun-tahun kemudian. Terbukti pada Januari 2009, empat suporter Spurs dilarang menonton sepakbola di Inggris dan Wales selama tiga tahun. Soalnya, mereka melantunkan nyanyian rasis yang tertuju pada Campbell.
Dibela Arsenal
Beratnya beban Campbell membuat Arsenal cepat-cepat melindunginya. Adalah Vice-chairman Arsenal, David Dean, yang melakukan banyak hal untuk membuat Campbell merasa dilindungi. Campbell memilih Arsenal bukan cuma karena untuk meraih prestasi. Namun, Arsenal juga menjanjikan untuk mendukung penuh Campbell.
Sementara itu, Arsene Wenger mengakui kalau Campbell adalah bek hebat. Soalnya, setiap timnya melawan Spurs, para pemain Arsenal kesulitan untuk melewati Cambell.
Debutnya buat Arsenal terjadi pada 18 Agustus 2001 di pertandingan pembuka Premier League. Di pos bek tengah ia dipasangkan baik dengan Tony Adams maupun Martin Keown. Ia kembali ke White Hart Lane pada 17 November. Di sana, ia terkejut karena kakaknya, Tony, justru hadir dan mendukung Spurs!
Pilihan Campbell memilih Arsenal memang tepat. Soalnya, ia membantu Arsenal meraih dua gelar Premier League, tiga Piala FA, dan sekali ke final Liga Champions. Ia pun dianggap sebagai salah satu bek terbaik yang pernah bermain buat The Gunners.