Pertandingan Uruguay kontra Mesir memang berakhir dengan kemenangan 1-0 buat Luis Suarez dan kolega. Akan tetapi, ada hal menarik yang diperbincangkan dalam pertandingan tersebut: desain Ekaterinburg Arena yang aneh!
Sebelum Piala Dunia 2018 digelar Ekaterinburg Arena memang telah menyita perhatian. Beredar sejumlah meme soal stadion yang dibangun pada 1957 tersebut. Pasalnya, desain tribun stadionnya terbilang aneh dan memaksa. Dua tribun di belakang gawang, dibuat menjorok bahkan hingga keluar stadion. Sisi belakang gawang pun dibongkar demi mengakomodasi penambahan kapasitas tersebut.
Lantas, mengapa Rusia memaksakan penambahan tribun yang terkesan tidak elok tersebut?
My legs got a little wobbly grabbing this video from Row 50, Seat 42, where one fan will have this interesting view on Friday: pic.twitter.com/1A8OZiDF6p
— Andrew Keh (@andrewkeh) June 13, 2018
Alasan utama dari pengembangan tribun ini adalah persyaratan kapasitas minimun stadion oleh FIFA. Arsitek stadion dibikin kebingungan karena Ekaterinburg Arena hampir mustahil untuk dimodifikasi, tanpa mengubah bentuk stadion itu sendiri.
Rusia sejatinya bisa saja merombak habis Ekaterinburg Arena agar penambahan kursi bisa dilakukan. Akan tetapi, masyarakat sekitar sudah menganggap stadion yang aslinya bernama Tsentralnyi Stadium ini sebagai tempat yang dikuduskan. Ini yang membuat Rusia lebih memilih menambahkan tribun sementara di belakang kedua gawang.
Banyak yang memuji modifikasi Ekaterinburg Arena ini sebagai bentuk pemikiran yang outside of the box, karena pengejawantahannya pun memang dibangun di luar “box” stadion.
“Tentu saja aku mengetahui semua reaksi itu. Namun, yang ingin aku katakan, ketika kami menyelesaikan proyek besar manapun, akan selalu ada orang yang suka dan tidak suka bangunan baru, terutama saat Anda hanya melihatnya di foto,” ungkap Oleg Gak, Kepala Arsitek Proyek Ekaterinburg Arena.
Sejarawan dari Universitas Tulane, William Craft Brumfield, memuji pemerintah lokal dan arsitek proyek tersebut, karena tetap menjaga spirit dari area tersebut, yang telah digunakan sebagai lapangan sejak 1900-an.
“Mereka melihatnya sebagai area yang dikultuskan,” kata Brumfield dikutip dari New York Times.
Tim Arsitek diberi instruksi untuk mengembangkan kapasitas stadion hingga 30 ribu, tapi diminta tetap mempertahankan fasad tua di bagian bawah sebagai fondasi. Gak dan timnya dari Project Institute Arena, firma yang berbasis di Moskow, menyiapkan rencana untuk membangun tribun yang bisa dilepas usai turnamen. Stadion ini sendiri awalnya berkapasitas 23 ribu. Artinya, dibutuhkan 12 ribu kursi tambahan. Renovasi pun dilakukan dengan biaya 199 juta USD.
Namun, masalah kembali muncul. Para penggemar yang takut ketinggian barangkali tak bisa memesan kuris di sini. Pasalnya, tribun tambahan ini terbilang terjal serta terbuat dari plat baja yang mengeluarkan suara ketika diinjak. Tinggi tribun tambahan mencapai 42 meter atau sekitar bangunan 14 lantai.
Penggemar yang duduk di tribun paling atas, bahkan bisa melihat lengkungan stadion, dan suasana di sekitar stadion. “Kalau Anda benar-benar datang ke stadion, di tribun sementara, maka Anda bukan cuma akan melihat lapangan yang keren, tapi juga pemandangan indah kota,” kata Gak.