Tentang Tiga Stadion Termegah di Eredivisie Belanda

Liga Belanda, Eredivisie, memiliki stadion megah yang umumnya dibangun sejak awal abad ke-20. Terdapat tiga stadion termegah di Eredivisie yang kami sajikan faktanya untuk Anda.

Philips Stadium

Tiga Stadion Termegah di Eredivisie

Barangkali banyak dari Anda yang belum mengenal rumah PSV Eindhoven ini. Stadion ini dibangun tak berapa lama setelah PSV didirikan pada 1913. Pembukaan stadion ini dilangsungkan dengan kick off dari Anton Philips, putra pendiri Philips Electronics.

Awalnya, lahan tersebut adalah lapangan kosong dan dibutuhkan waktu sampai tahun 1916 untuk peletakkan kayu pertama sebagai tanda akan dibangunnya stadion ini. Dalam beberapa dekade berikutnya, stadion terus digarap secara bertahap, sampai akhirnya pada periode pasca-perang pembangunannya menghasilkan kapasitas sekitar 22.000 penonton.

Tiga Stadion Termegah di Eredivisie

Stadion ini hampir seluruhnya dibangun hingga 1977 dan menghasilkan sebuah stadion besar dan tertutup rapi dengan kapasitas cukup besar yakni 26.500 kursi.

Pada 1988, stadion kebanggaan PSV ini mengalami renovasi karna mengalami sedikit kerusakan dan mulai dibuat tribun tingkat kedua yang baru. Tribun ini memiliki berbagai fasilitas lengkap dan dianggap paling modern di Belanda pada masanya.

Enam tahun berselang, pihak klub merekontruksi kedua tribun di masing-masing ujungya dan terus menambah kapasitas stadion sampai 35.119 seperti yang kita ketahui saat ini.

Stadion ini pernah terpilih sebagai salah satu tempat pertandingan Piala Eropa 2000. Philips Stadium menjadi tempat tiga pertandingan grup putaran pertama. Pada 2006 stadion ini menjadi tuan rumah final Piala UEFA antara Sevilla melawan Middlesbrough

De Kuip Stadium

Tiga Stadion Termegah di Eredivisie

De Kuip Stadium dibangun pada 1930-an. Tujuan awalnya adalah untuk memberikan publik Rotterdam, khususnya fans Feyenoord, sebuah stadion baru berkelas dunia.

Inspirasi untuk membuat stadion baru dating dari presiden klub saat itu Van Zandvliet. Ia punya ambisi untuk membangun stadion berkapasitas 65.000 penonton.

Di sisi lain banyak yang meragukan kelayakan rencananya itu. Lalu, Dewan Kota Rotterdam memilih dua arsitek untuk dikirim lewat perjalanan studi keliling Eropa sekaligus menemukan inspirasi yang bisa didapatkan untuk membangun stadion tersebut.

Pada 1935 barulah mereka memulai pembangunan yang baru selesai 10 bulan kemudian. Pada Juli 1936, stadion sudah siap digunakan. Namun pemerintah kota Rotterdam gagal memberi peningkatan infrastruktur yang dibutuhkan di sekitar stadion sehingga pertandingan pertama harus ditunda.

Tiga Stadion Termegah di Eredivisie

Dalam beberapa dekade berikutnya, Stadion Feyenoord menjelma sebagai salah satu stadion terbaik Eropa. Bahkan De Kuip beberapa kali pernah menjadi tuan rumah penyelenggara kajuaraan internasional seperti final Piala Eropa, Final Piala Winners, Piala Eropa 2000.

Feyenoord saat ini punya rencana untuk meningkatkan kapasitas stadion atau membangun stadion yang lebih megah. Namun semua rencana itu membutuhkan izin perencanaan dan pengaturan pendanaan yang mungkin membutuhkan waktu yang sangat lama.

Amsterdam Arena

Tiga Stadion Termegah di Eredivisie

Amsterdam Arena merupakan stadion terbesar dan termegah di Belanda. Stadion ini dibangun pada 1993 dan baru selesai pada 1996. Amsterdam Arena dibangun untuk menggantikan stadion Ajax sebelumnya, De Meer, yang punya kapasitas hanya 19 ribu kursi.

De Meer Stadion – Tiga Stadion Termegah di Eredivisie

Amsterdam Arena dibuka secara resmi pada 14 Agustus 1996 dengan menggelar pertandingan pertama antara Ajax Amsterdam vs AC Milan. Sayangnya, tuan rumah harus tunduk pada tim tamu dengan skor akhir 0-3.

Total biaya yang dibutuhkan untuk membangun stadion megah ini sekitar 96 juta euro. Namun dana yang tidak sedikit itu dapat ditebus dengan besarnya kapasitas stadion yakni sekitar lengkapnya fasilitas dan kecanggihan yang dimilikinya. Stadion ini merupakan stadion pertama di Eropa yang atapnya bisa membuka dan menutup. Untuk menutup atap dibutuhkan waktu sekitar 20 menit.

Akan tetapi tak lama setelah pembukaan ternyata desain stadion belum memperhitungkan kondisi pertumbuhan yang baik sehingga pembaruan rumput dilakukan sebanyak 5 kali dalam setahun. Masalah ini kemudian diatasi dengan pemasangan teknologi rumput inovatif, yang terdiri dari kombinasi lampu, turbin angin, dan penyiram air.

Tak hanya itu berkat suksesnya pembangunan, Amsterdam Arena beberapa kali juga menjadi tuan rumah beberapa laga internasional seperti Piala Eropa 2000, final Liga Champions, dan final Europa League.