Bagi timnas perempuan Thailand, mencetak gol pada ajang Piala Dunia bukanlah sesuatu yang mustahil. Empat tahun sebelumnya, mereka bahkan bisa membuat tiga gol dan meraih tiga poin saat mengalahkan Pantai Gading di fase grup. Namun gol pada Piala Dunia kali ini nampaknya lebih berkesan dibanding tiga gol sebelumnya.
***
Pertandingan antara tim perempuan Swedia melawan Thailand pada Piala Dunia Wanita sudah memasuki masa injury time. Kedudukan 4-0 Blagult atas tim Gajah Putih nampaknya tidak akan berubah. Namun pada menit 90+1 Kanjana Sungngoen mencetak gol untuk memperkecil kedudukan.
Gol tersebut pada akhirnya tidak memberikan dampak apa pun bagi mereka. Karena lima menit kemudian, gawang Waraporn Boonsing kebobolan untuk yang kelima kalinya. Namun alih-alih membicarakan kemenangan telak Swedia, orang-orang lebih senang menikmati satu gol yang dibuat oleh Kanjana.
Hal ini tidak lepas dari reaksi perempuan berjas putih yang berada di pinggir lapangan. Tangisnya pecah selepas melihat momen bersejarah tersebut. Beberapa kali ia memeluk pelatih Nuengrutai Srathongvian atas apa yang baru ia saksikan di Allianz Riviera tersebut.
Perempuan yang heboh karena gol Kanjana tersebut bernama Nualphan Lamsam yang bekerja sebagai manajer tim. Perempuan yang akrab disapa Madam Pang ini sudah bersia 53 tahun. Usia yang tidak terpancar dari wajahnya yang terlihat masih berada di kisaran 30-an. Orang ini ternyata sosok penting dari berhasilnya timnas perempuan Thailand bisa mengikuti ajang empat tahunan tersebut. Pang bertindak lebih dari sekadar manajer tim.
Di Thailand, atlet perempuan masih banyak yang kerja kerasnya kurang dihargai. Padahal, setengah dari 33 medali yang disumbangkan pada kejuaraan Olimpiade diberikan oleh serikandi mereka. Termasuk juga dalam cabang olahraga sepakbola. Kesebelasan perempuan kurang mendapat perhatian dibanding tim laki-laki. Padahal FIFA beberapa kali sudah mewanti-wanti sebuah negara untuk memperhatikan tim sepakbola perempuannya.
“Kita harus mengakui kalau sepakbola perempuan di Thailand hampir tidak memiliki popularitas,” kata komentator Adisorn Phiungya. Sebuah keanehan mengingat hanya tim perempuan saja yang bisa melaju ke putaran final Piala Dunia, sementara timnas laki-lakinya kerap mentok pada putaran akhir.
Di sinilah peran Pang muncul. Dialah yang memberikan dukungan besar-besaran kepada timnas Thailand. Pang adalah orang yang akan mencari lawan bagi negaranya dan mengatur pelatihan secara teratur. Hal ini bukan tanpa alasan. Ia takut kalau pemainnya berada dalam kondisi “menganggur” dan mencari pekerjaan lain jika tidak sering bermain sepakbola.
Kalau tidak ada lawan yang bisa dihadapi, Pang akan mempekerjakan para pemainnya dalam perusahaan yang ia miliki yaitu Muang Thai Insurance. Sebisa mungkin, Pang ingin para pemain sepakbola perempuan Thailand berada dalam kondisi sejahtera. Ia yang mendanai sebagian gaji pemain sehingga mereka bisa fokus ketika bermain sepakbola.
Ketika babak kualifikasi, Pang melipat gandakan bonus bagi mereka untuk memacu motivasi para pemainnya untuk tampil apik. Janji tersebut dibayar dengan tuntas lewat penampilan tim yang meraih empat kemenangan dari tujuh pertandingan kualifikasi yang membawa mereka melangkah ke Prancis. “Bantuan yang sangat manis dan bagus untuk para pemain-pemain ini,” kata Miranda Nild, penyerang mereka.
Namun perjalanan mereka pada turnamen kali ini diawali dengan buruk. Sebelum dikalahkan 5-1 oleh Swedia, mereka terlebih dahulu dihancurkan oleh Amerika Serikat 13-0. Skor yang setahun sebelumnya mereka rasakan saat mengalahkan Indonesia pada uji coba. Kekalahan yang sudah pasti membuat Nild merasa malu dan kecewa.
Pang lagi-lagi mengambil peran penting. Ia saat itu bertindak sebagai motivator. Ia memimpin para pemain, para pemain yang menangis, untuk berterima kasih kepada para pendukung yang hadir saat itu. Hal ini agar para pemainnya bisa keluar dengan kepala tegak. Di ruang ganti, senyum selalu ia pancarkan agar para pemainnya tidak kecewa.
“Kami akan berjuang sepenuhnya dalam dua pertandingan sisa dengan semangat yang sportif,” kata Pang dalam akun Facebook pribadinya.
Meski menderita dua kali kekalahan, namun Thailand masih punya kesempatan untuk lolos ke 16 besar dengan status sebagai salah satu dari empat peringkat tiga terbaik. Syaratnya hanya satu, yaitu menang telak atas Cile. Kecil peluang mereka untuk lolos. Kebobolan 13 gol atas Amerika dan Swedia membuat selisih gol mereka paling buruk dibanding yang lain. Namun, Thailand bisa dikatakan unggul sedikit dibanding Cile karena pengalaman mereka sementara negara yang memiliki garis pantai terpanjang ini baru menjalani debutnya pada tahun ini.
Meski nantinya tidak akan lolos ke 16 besar, namun Thailand tidak perlu merasa kecewa. Kemenangan atas Cile berapapun skornya, atau bahkan kalah namun sukses mencetak gol ke gawang mereka, tetap akan membuat Madam Pang menangis. Tangisan yang disambut bahagia oleh para penduduk Thailand.
“Saya sama sekali tidak malu dengan kekalahan ini. Yang penting lagu kebangsaan Thailand terdengar di seluruh stadion karena tim sepakbola perempuan tidak pernah mengecewakan orang Thailand,” kata Tanatpong, seorang penggemar sepakbola Thailand.