Menjelang bursa transfer musim panas 2019, Inter Milan kabarnya sudah memutuskan nasib penyerang asal Brasil, Gabriel Barbosa. Nerazzurri akan melepas jasa penyerang berjuluk Gabigol itu dengan dana minimal 20 juta euro. Laporan ini pertama disebarkan Fabrizio Romano, koresponden untuk Sky Italia, Di Marzio, Guardian, dan Calciomercato.
Pertama mendarat di Kota Milan pada 2016, Gabigol diproyeksi akan memiliki karier luar biasa bersama Inter. “Sebagai ucapan ulang tahun, Gabriel Barbosa kini resmi mendapat kontrak dari Inter Milan,” buka Inter.
“Penyerang asal Brasil itu menghabiskan empat tahun membela Santos dan dua kali menjuarai kejuaraan daerah Sao Paulo pada 2015 dan 2016. Ia juga bagian dari tim historis Brasil yang memberikan medali emas untuk Negeri Samba di Olimpiade 2016. Sudah tidak sabar rasanya melihat Gabigol melanjutkan kariernya yang fantastis dengan seragam Nerazzurri,” lanjut pihak klub.
Sayangnya Gabigol datang di saat yang salah. Musim 2016/2017 merupakan masa-masa terbaik Mauro Icardi di depan gawang lawan. Terlibat dalam 33 gol dari 41 pertandingan di semua kompetisi. Hingga hubungan Icardi dengan Inter retak di 2019, mantan penyerang Sampdoria tersebut tidak pernah melebihi raihannya pada 2016/2017.
Sewajarnya, Gabigol harus rela menjadi penghangat bangku cadangan. Nakhoda Inter saat itu, Stefano Pioli, sebenarnya senang dengan Gabigol. Menurut Pioli penyerang kelahiran 30 Agustus 1996 tersebut merupakan seorang pekerja keras dan layak diberi kesempatan.
“Ia mengingatkan saya kepada Felipe Anderson di Lazio. Mengalami kesulitan beradaptasi saat pertama datang. Tapi tidak pernah menyerah, selalu mengangkat kepalanya tegap. Dalam waktu singkat saja dia sudah menjadi lebih baik,” puji Pioli.
“Barbosa akan dapat kesempatan karena dia memiliki talenta dan telah bekerja keras bersama tim ini,” lanjut mantan pemain Parma tersebut. Sialnya, justru Pioli yang tak mendapat kesempatan. Ia hanya bertahan 27 pertandingan dan Gabigol akhirnya gagal diberi kesempatan yang dijanjikan. Total hanya bermain 183 menit dalam 10 partai dan mencetak satu gol untuk Inter.
Ganas di Brasil
Foto: Twitter / @Gabigol
Gabigol kemudian terusir dari Kota Milan. Dipinjamkan ke Benfica, Santos, dan Flamengo. Kembali ke Brasil, Gabigol berhasil membuktikan dirinya. Pada musim 2018, ia mencetak 18 gol bersama Santos dan menjadi topskorer klub. Pulang ke Santos, dirinya juga menjadi panutan penyerang muda, Rodrygo Goes, di lini depan Santastico.
“Rodrygo mirip dengan diri saya. Dia pemain seorang pekerja keras, gigih, mau belajar, dan sangat pintar,” puji Gabigol. “Dia adalah seorang bocah ajaib,” lanjutnya.
“Sangatlah wajar melihat dirinya diminati oleh Real Madrid. Rodrygo telah banyak membantu Santos. Ia memiliki segalanya untuk sukses. Saya sangat senang melihat dirinya dapat kesempatan di Real Madrid,” kata Sang Senior setelah Rodrygo ditebus dengan dana 45 juta euro oleh Los Blancos.
Kesempatan yang tidak pernah didapat Gabigol di Inter. “Saya kekurangan peluang di Inter. Saat datang ke Flamengo, saya tahu ini waktunya untuk unjuk gigi. Saya selalu berusaha untuk menjadi lebih baik. Mendengarkan saran dari rekan satu tim dan juga pelatih. Saya ingin kembali ke Inter untuk mengucapkan terima kasih,” kata Gabigol.
“Bersama Flamengo saya menjadi penyerang utama dan mendapat banyak kesempatan. Saya berharap hal itu juga bisa terjadi di Eropa. Saya tidak tahu apakah ini waktu yang tepat untuk membuka lembaran baru,” akunya.
Hingga 24 April 2019, Barbosa berhasil mencetak dua gol dari tiga pertandingan Copa Libertadores bersama Flamengo. Pundi-pundi itu bisa bertambah mengingat kesepakatan Inter dengan Flamengo berlaku hingga Desember 2019. Namun, Inter tak mau menunggu lama untuk menjual Gabigol. Jika ada yang menawar 20 juta euro di bursa transfer musim panas 2019, Gabigol bisa saja hengkang lebih cepat dari Flamengo.
Sakit Hati Mirabelli
Foto: ESPN
Cerita penyesalan Inter memberikan kontrak pada Gabigol di 2016 pun berlanjut. Mantan kepala pemandu bakat Nerazzuri, Massimiliano Mirabelli, mengaku sudah tidak setuju pada keputusan Inter memboyong Gabigol.
“Saya datang untuk melihat Gabriel Jesus. Palmeiras minta 20 juta euro dan saya kembali ke Italia. Butuh waktu untuk meyakinkan Inter dan akhirnya Jesus lebih dulu menyetujui tawaran ke Inggris,” aku Mirabelli.
“Saya tidak pernah setuju dengan Gabigol dan kita sudah melihat faktanya. Tapi begitulah kondisi Inter saat itu. Saya menyarankan mereka untuk memboyong Casemiro. Pihak klub justru memilih Yann M’Villa,” katanya.
Bedasarkan pengakuan Mirabelli, mungkin ketara melihat nasib Gabigol dan Gabriel Jesus. Tapi Gabigol tak pernah mendapatkan kesempatan di Inter. Padahal musim 2019/2020 bisa jadi momen yang tepat untuk mempercayakan lini depan Inter pada Gabigol. Apalagi jika Icardi benar-benar pergi dari Giuseppe Meazza.
Tanpa Icardi, Inter hanya memiliki Lautaro Martinez sebagai penyerang murni. Usianya masih muda dan butuh bimbingan pemain berpengalaman. Gabigol sudah menunjukkan bahwa dirinya bisa menjadi mentor pemain muda lewat Rodrygo yang akhirnya dibeli Real Madrid. Soal ketajaman juga tidak perlu diragukan. Gabigol pulang sebagai topskorer liga Brasil 2018. Masalahnya adalah kesempatan!
“Gabigol main dengan sangat baik. Saya harap dia bisa pulang ke Inter. Ia punya talenta dan tajam di depan gawang lawan,” kata mantan penjaga gawang Nerazurri yang pensiun di Flamengo, Julio Cesar.