Bahaya Rumput Sintetis untuk Pesepakbola

Saat ini, jamak lapangan-lapangan sepakbola menggunakan rumput sintetis. Alasan paling utamanya adalah kepraktisan dalam hal maintenance yang lebih murah. Berbeda dengan rumput alami yang harus diberi pupuk, mendapatkan sinar matahari, disiram, dan dijaga intensitas pemakaiannya, rumput sintetis jauh lebih unggul.

Namun, penggunaan rumput sintetis bukannya tanpa soal. Secara teknis, bermain di rumput sintetis meningkatkan risiko terpeleset karena licinnya permukaan. Pantulan bola pun biasanya lebih tinggi ketimbang rumput alami yang membuat pesepakbola sulit mengeluarkan kemampuannya.

Untuk mengatasi itu, FIFA sendiri sudah memiliki sertifikasi untuk penggunaan rumput sintetis. Artinya, tidak sembarang rumput sintetis bisa digunakan untuk sepakbola kompetitif. Pasalnya, rumput sintetis saat ini kualitasnya beragam. Meskipun demikian, hal ini tidak mengurangi risiko bagi pesepakbola untuk bermain di rumput sintetis.

Berisiko Kanker

Amy Griffin, asisten pelatih tim perempuang University of Washington, mengaku aneh bahwa beberapa pemain dan mantan pemainnya, terutama kiper, didiagnosis kanker. Ia pun penasaran apakah karet hitam di lapangan sintetis punya peran besar untuk merusak kesehatan. Terlebih, karet hitam ini terbuat dari ban yang di-recycle.

Ucapan Griffin ini diceritakan oleh Jean Bryant kepada CNN. Bryant awalnya tak berpikir terlalu panjang, sampai anak laki-lakinya yang belum berusia 14 tahun, didiagnosis kanker. Posisinya? Penjaga gawang.

Berdasarkan penelitian Department of Analytical Chemistry Arrheunis Laboratory, Stockholm University, bisa dipastikan kalau karet ban mengandung bahan kimia yang berbahaya kalau terekspos dalam tingkat yang berlebihan. Griffin yang membuat daftar pesepakbola yang didiagnosis utamanya kanker darah, mendapat perhatian dari Departemen Kesehatan Washington dan peneliti dari University of Washington School of Public Health. Dalam penelitian tersebut, tidak direkomendasikan untuk orang-orang menikmati sepakbola dengan tipe lapangan semacam itu (sintetis).

Bukan cuma karet kecil yang berbahaya karena rumput sintetisnya pun bahaya. Salah satunya karena meskipun tak perlu disiran atau dipotong, rumput sintetis harus diberi pestisida. Alasannya? Karena seringkali rumput alami tumbuh di antara rumput sintetis. Pestisida ini yang kemudian menjadi amat berbahaya apabila terpapar kulit pesepakbola. Kandungan ini bisa menyebabkan pneumonia, sepsis, dan infeksi aliran darah. Biosida juga berkontribusi terhadap meningkatnya resistensi akan bakteria.

Luka Lebih Dalam

Apabila melihat dampaknya secara langsung, rumput sintetis juga menyebabkan luka yang lebih lebar saat pesepakbola terjatuh. Luka lecet ini memang tidak terlihat dalam. Akan tetapi bermain dengan kulit yang tergores juga bukan hal yang bagus untuk pesepakbola.

Ini yang membuat pemilihan penggunaan sepatu menjadi penting. Jumlah tuds atau pul yang banyak disarankan agar tidak licin sehingga mengurangi risiko terpeleset. Yang membuatnya mengerikan adalah fondasi dari rumput sintetis itu sendiri yang umumnya terbuat dari beton. Ini berbeda dengan rumput alami yang biasanya beralaskan tanah.

Apa urgensinya? Ini membuat pemain yang terjadi mendapatkan benturan lebih keras karena getaran saat terjatuh tidak diserap dengan baik oleh alas beton. Pemain yang jatuh malah akan terbentur lebih keras. Risiko kerusakan pada otot dan tulang pun kian tinggi.

Ini berbeda dengan rumput alami di mana gesekan antara pemain dengan rumput membuat rumput patah, merunduk, atau lepas dari akarnya. Ini penting karena mengurangi gesekan. Di sisi lain, luka bisa tambah parah di rumput sintetis ketika bermain siang atau sore hari. Alasannya? Karena temperatur rumput yang terbuat dari plastik akan panas dan gesekan pada kulit bisa membuat luka kian besar.

***

Tentu tidak masalah untuk bermain di rumput sintetis untuk penggemar sepakbola seperti kita, mengingat ketersediaan lapangan yang memadai di kota-kota tak bisa dibilang banyak. Namun, lain halnya kalau untuk pesepakbola. Pasalnya, mereka bermain dan ada di lingkungan tersebut setiap pekannya. Ini bisa memengaruhi kesehatan mereka secara tak langsung.

Saat ini, sebenarnya stadion-stadion besar di Eropa seperti Old Trafford juga menggunakan rumput sintetis. Namun, rumput tersebut hanya melapis sebagian kecil agar kontur rumput alami tetap terjaga. Yang terpenting adalah menjaga kesehatan karena bukankah tujuan dari olahraga itu agar sehat?