Thailand lolos ke Piala Dunia untuk kedua kalinya secara beruntun pada 2019. Meski sudah berpengalaman di panggung terbesar sepakbola dunia, performa mereka justru memburuk. Sebelumnya di Kanada, Thailand meraih satu kemenangan, mencetak tiga gol dan bobol 10 kali. Sementara saat bertempur di Prancis, mereka tidak sekalipun menang, hanya berhasil membobol gawang lawan satu kali, dan kebobolan 20 gol.
Tim berjuluk Chaba Kaew tersebut terdampar di dasar klasemen grup setelah gagal memberikan perlawanan pada Cile, Swedia, dan Amerika Serikat. Terutama Amerika Serikat yang mempemalukan Suchawadee Nildhamrong dan kawan-kawan 13-0.
Meski demikian, bukan berarti sepakbola perempuan di Thailand putus harapan. Justru efek sebaliknya timbul dari pengalaman mereka di Prancis. “Diskusi tentang performa Thailand di sosial media banyak menimbulkan komentar-komentar negatif. Itu membuat banyak dari pemain kami sakit hati, murung. Namun kita bisa mengubah komentar negatif itu menjadi positif dan bangkit lagi,” kata Manajer Tim Nasional Thailand Nualphan Lamsam.
“Ingat waktu kita berhasil lolos ke Piala Dunia 2015? Semua orang berpikir tim pria akan lebih dulu masuk Piala Dunia. Tapi ternyata kami berangkat ke Kanada. “Gol yang dicetak ke gawang Swedia merupakan cuplikan utama Thailand di Piala Dunia 2019. Bukan hasil kontra Amerika Serikat (0-13). Gol itu adalah hasil dari doa dan harapan semua publik Thailand. Saya tidak bisa berkata apa-apa lagi,” lanjutnya.
Pulang dari Prancis, tim nasional perempuan Thailand kembali membuat sejarah. Mereka kembali melompati raihan tim nasional pria setelah Nildhamrong dikontrak kesebelasan asal Lithuania, FC Gintra.
Peluang di Panggung Terbesar Eropa
https://www.youtube.com/watch?v=7NYdZKm1gWI
Mungkin sebelumnya tim pria sudah pernah mengirim nama-nama seperti Teraasil Dangda dan Witthaya Laohakul ke Eropa. Namun, mereka tidaklah membela kesebelasan level Liga Champions. Sementara kesebelasan yang dibela Nildhamrong merupakan langganan UEFA Women’s Champions League (UWCL) sejak 2005/2006. Mereka bahkan melangkah hingga 16 besar pada musim 2017/2018 sebelum ditekuk FC Barcelona.
“Meskipun daftar pemain untuk UWCL sebenarnya sudah kami tentukan, kenyataanya ada beberapa pemain yang mengalami cedera parah. Pada akhirnya kami memutuskan untuk mendatangkan pemain baru. Nildhamrong adalah pemain yang kami pilih sesuai dengan kebutuhan tim. Pasalnya, lini depan kami terlihat belum cukup tajam,” jelas Presiden FC Gintra Gintaras Radavičius.
Nildhamrong sendiri merupakan bintang utama Thailand di Piala Dunia 2019. Ia bukanlah sosok yang mencetak gol semata gawang Thailand dalam turnamen, tapi dirinya menjadi pilihan utama Wanchai Rujawongsanti ketika menulis profil Chaba Kaew jelang Piala Dunia.
“Dikenal sebagai Miranda Nild, gelandang berketurunan Amerika Serikat ini telah tampil mengesankan di AFC Women’s Championship 2018. Ia dikenal kuat dan memiliki teknik yang mumpuni. Dia mungkin satu dari sedikit pemain Thailand yang tak akan terpengaruh perbedaan fisik di atas lapangan,” tulis Rujawongsanti di Guardian.
***
Dibentuk kampus yang sama dengan Alex Morgan, California Golden Bears, Nildhamrong sudah bermimpi untuk bermain sepakbola sejak usia dini. “Saya selalu berlatih dengan teman ayah. Ia adalah mantan pesepakbola yang selalu menceritakan tentang sepakbola Thailand. Fakta bahwa Thailand kini memiliki liga sepakbola perempuan adalah sesuatu yang sangat membanggakan,” aku Nildhamrong.
Ketika masih bermain untuk Golden Bears, Nildhamrong pernah tercatat sebagai gelandang terbaik pada 2017. Saat itu ia masih berstatus junior tapi berhasil mencetak tujuh gol bagi Golden Bears. Setahun kemudian, dirinya pun terpilih jadi salah satu kapten tim. Hampir selalu dimainkan kecuali sedang menjalani tugas negara bersama Thailand.
Waktu ditanya soal Piala Dunia 2019, ia pun dengan tenang menjawab bahwa turnamen itu akan digunakan sebagai pembuktian. Sama seperti sebuah wawancara kerja. “Saya melihat Piala Dunia sebagai sebuah peluang. Wawancara kerja, di mana kita diberikan kesempatan untuk memperlihatkan kemampuan yang ada,” ungkap Nildhamrong. Piala Dunia berakhir, pekerjaan pun ia dapatkan di FC Gintra.
Nildhamrong pun langsung membayar kepercayaan yang diberikan kepada FC Gintra dengan sebuah gol dalam debutnya. Sayangnya, Nilhamrong dan kawan-kawan tetap menelan kekalahan di partai tersebut. Kesebelasan asal Kazakhstan, Shymkent BIIK-Kazygurt, menang 3-1. Beruntung laga itu hanya uji coba sebelum UWCL 2019/2020 dimulai.
Pada fase kualifikasi UWCL, Gintra tergabung di grup 10 bersama Vllaznia (Albania), Birkirkara (Malta), dan Wexford Youths (Republik Irlandia). Besar peluang bagi Gintra melangkah ke babak selanjutnya, di mana berbagai kesebelasan ternama dunia seperti Bayern Munchen, Wolfsburg, Barcelona, dan Atletico Madrid sudah ikut bertanding. Itu akan menjadi panggung terbaik bagi Nildhamrong untuk memperlihatkan kualitas Thailand kepada dunia.
Masa Depan Terlihat Cerah
Foto: ProSoccerUSA
Apalagi setelah Piala Dunia 2019, Thailand dipercaya bisa menjadi negara yang lebih baik lagi di dunia sepakbola. “Kami sangat senang melihat Thailand dan percaya bahwa setelah pengalaman ini, mereka akan jauh lebih baik lagi. Kami sangat menghormati mereka dan semua ini adalah bagian dari pengalaman,” kata Megan Rapinoe.
“Saya berbicara dengan Miranda [Nildhamrong] setelah pertandingan. Saya mengatakan bahwa perjalanan masih panjang. Dirinya memiliki kesempatan untuk memperlihatkan kemampuannya. Jelas, ia adalah pemain berkualitas. Sekarang, saatnya menikmati mimpi yang tak bisa dilakukan banyak perempuan di luar sana,” pesan Morgan pada Nildhamrong.
Nildhamrong juga percaya bahwa negaranya bisa menjadi lebih baik lagi. “Dalam beberapa tahun ke depan sepakbola perempuan di Thailand akan bangkit. Tim nasional muda sudah memperlihatkan bahwa mereka dapat berhasil di sepakbola. Saya rasa jika anak-anak ini diberi tempat dan kesempatan untuk tampil di level elit, semuanya akan ikut terbantu,” kata Nildhamrong.
Tidak disangka, ternyata ialah yang akan menjadi pionir di level elit tersebut. Dengan aliran dana juga kepedulian dari Nualphan Lamsam, visi Naruphol Kaenson dari pinggir lapangan, dan kesempatan yang didapatkan Suchawadee Nildhamrong di panggung tertinggi Eropa, masa depan sepakbola Thailand memang terlihat cerah.