Thierry Henry, Dia yang Membuat AS Monaco Jauh Lebih Buruk

Foto: Skysports.com

Siapa yang tidak kenal Thierry Henry. Mantan penyerang Arsenal itu adalah salah satu pemain yang paling superior di era-nya. Namun, apa jadinya ketika ia berjibaku dalam dunia kepelatihan? Tampaknya, jawaban dari pertanyaan ini tidak sesuai seperti yang kita bayangkan. Karena faktanya, Henry sampai saat ini belum sanggup membawa kisah ciamiknya saat menjadi pemain sepakbola, turut masuk ke dalam era kepelatihannya.

Di sisi lain, Henry sendiri telah diplot sebagai pelatih yang digadang-gadang akan menyelamatkan status salah satu klub Ligue 1, AS Monaco, dari hantaman musim yang berat. Akan tetapi, mantan striker Barcelona itu harus berjuang untuk mengatasi krisis yang justru ia buat sejak ia diresmikan sebagai pelatih Monaco pada 13 Oktober 2018 lalu.

Padahal AS Monaco sempat mempermalukan PSG dengan merebut gelar Ligue 1 pada 17 bulan sebelumnya. Namun, mereka justru harus menelan rasa pahit di musim ini. Apalagi ketika mendapat hasil buruk di hari pertama Henry bekerja. Ya, Monaco harus kalah 0-2 di kandang sendiri dari tim terbawah Guingamp pada Oktober lalu.

Hasil itu pula yang akhirnya membuat mereka berada di urutan ke-19 klasemen Ligue 1 pada parum musim ini. Semua hal positif juga lalu hancur seketika saat melihat para pemain AS Monaco menderita krisis cedera, dan yang paling parahnya, mereka bisa terancaman terdegradasi.

Meski semua pencapaian buruk itu bukan sepenuhnya buah dari hasil kinerja Henry, tapi tetap saja semua hasil itu merupakan ancaman bagi AS Monaco. Semua pencapaian buruk tersebut seakan menutup rekam jejak prestasi mereka yang pernah sempat berjaya di era Leonardo Jardim. Di musim ini, mereka seperti begitu kikuk dan tak berdaya di liga.

Untuk menggarisbawahi kemerosotan mereka, saat ini Monaco juga telah kehilangan poin di sembilan dari 12 pertandingan terakhir mereka di Ligue 1. Jumlah kehilangan poin yang sama banyaknya dalam 73 pertandingan mereka sebelumnya. Hasil inilah yang kemudian menjadi bahan penilaian kepada Henry. Yang lebih parahnya lagi, selama 14 pertandingan di bawah asuhannya, ia hanya bisa meraih tiga kemenangan.

Harapan AS Monaco sebenarnya sempat dibuat naik setelah mengalahkan sesama tim yang berjuang di musim ini, Caen dan Amiens. Dan saat itu, Thierry Henry tampak datang untuk mengembalikan suasana positif di Monaco. Namun, rasa frustrasi kembali datang ke permukaan, dan itu terjadi ketika Henry mengkritik tim aushannya setelah kalah 0-3 atas Lyon.

“Tim ini bermain tanpa keinginan, maka jadilah tim ini sulit untuk menang. Tim ini bermain tanpa menunjukkan kedalaman, maka jadilah tim ini sulit untuk menang. Para pemain kami secara tidak sengaja menolak untuk bermain karena kurangnya kepercayaan, dan ini melumpuhkan permainan tim,” ungkap Thierry Henry dilansir dari The Guardian.

Pernyataan Henry tersebut kemudian memunculkan banyak penilaian, yang salah satunya adalah soal kredibilitas manajemen klub Monaco dalam memilih pelatih timnya. Penilaian itu mempertanyakan ‘kenapa manajemen Monaco harus memilih Henry sebagai pelatih mereka?’

Baca juga: Thierry Henry dan Reuni yang Terlalu Dini

Menyikapi hal ini, wakil presiden AS Monaco, Vadim Vasilyev, kemudian angkat bicara dan menegaskan bahwa klubnya itu tidak membawa Henry untuk ditugaskan sebagai ‘pemadam kebakaran’ tim. Ia mengatakan jika penunjukkan Henry sebagai pelatih adalah untuk sebuah proyek jangka panjang, bukan jangka pendek.

”Pemilihan Henry adalah untuk sebuah proyek jangka panjang, bukan jangka pendek. Kepribadian Henry yang suram memang tidak mengisyaratkan pemikiran jangka panjang karena dia sering kehilangan ketenangannya. Tapi, berapa kali harus kukatakan, dia ada di sini bukan kami tugaskan sebagai ‘pemadam kebakaran’ tim,” ungkap Vadim Vasilyev.

Tapi tidak terlepas dari itu, kritik terhadap Henry banyak bermunculan di media-media Prancis, dan semakin meningkat apalagi setelah ia banyak mendapat hasil buruk di Ligue 1. Pria asal Prancis tersebut sedikit demi sedikit mulai menarik perhatian para media di tengah-tengah situasi peliknya di AS Monaco.

Nasibnya lumayan mirip seperti yang dialami Jose Mourinho di Manchester United, yang selalu dikritik media Inggris tiap pekannya karena hasil buruk yang ia dapatkan. Bahkan, sampai-sampai seorang pakar media dari RMC, sebuah stasiun radio terkemuka, menganggap Henry “menyedihkan”.

Sikap cemberut dan menarik diri dari publik yang sering ditunjukkan Thierry Henry telah dicap buruk oleh para awak media. Meskipun ia dinilai sangat membawa status legendanya, akan tetapi, auranya sudah tidak lagi setinggi itu di Prancis. Bahkan salah satu pemain asuhannya, Radamel Falcao, berani mengkritik dengan mengatakan bahwa kualitas tim asuhan Henry kurang kompeten.

Maka, wajar saja jika mengatakan bahwa saat ini Thierry Henry telah membuat hal buruk berubah menjadi hal yang lebih buruk di AS Monaco. Namun terlepas dari itu, semoga saja eks penyerang timnas Prancis tersebut dapat menemukan titik balik guna membawa Monaco keluar dari zona degradasi dan juga bermain lebih baik lagi di paruh kedua musim nanti.

 

Catatan redaksi: Kutipan dilansir dari The Guardian