Selain kekalahan telak 0-3 dari Barcelona, ada satu hal lain yang agaknya mengganjal di hati para penggemar Liverpool. Perasaan tersebut hadir ketika Luis Suarez mencetak gol pertama Barcelona pada menit ke-26. Masalahnya, Suarez tanpa ragu begitu bersemangat merayakan gol tersebut.
Hal ini menjadi soal mengingat Suarez pernah begitu lama menjadi idola publik Anfield. Pemain berkebangsaan Uruguay tersebut bergabung dengan Liverpool pada musim 2011/2012 ketika ditransfer senilai 22,8 juta paun dari Ajax Amsterdam. Kehadiran Suarez kala itu sempat memecahkan rekor transfer klub, sebelum kembali dipecahkan beberapa jam kemudian oleh Andy Carroll (35 juta paun).
Suarez kala itu bahkan meminta nomor punggung “7” yang merupakan nomor legendaris di Liverpool. Nomor tersebut pernah digunakan legenda macam Kenny Dalglish dan Kevin Keegan. Saking sakralnya, kostum nomor “7” pernah kosong sejak musim 2009/2010.
Bersama Liverpool, dari 110 penampilan, Suarez berhasil mencetak 69 gol di liga dan 82 gol di semua kompetisi. Namun, bersama The Reds pula, Suarez hanya pernah sekali mengangkat trofi yakni trofi Piala Liga Inggris musim 2011/2012. Meskipun demikian, Suarez kerap dianggap sebagai salah satu pemain penting sepanjang sejarah Liverpool.
Akan tetapi perayaan golnya di Camp Nou tengah pekan ini seakan merusak kenangan itu semua. Legenda Liverpool, Jamie Carragher, bahkan memeringatkan Suarez kalau ia mungkin akan mendapatkan sambutan yang dingin dari publik Anfield di leg kedua semifinal Liga Champions. Apalagi, Liverpool tengah tertekan mengingat peluang mereka di Premier League juga masih belum pasti karena masih berselisih satu poin dengan pemuncak klasemen, Manchester City.
“Aku tak merasa sambutannya akan sehangat seperti yang ia harapkan. Dia adalah Luis Suarez. Anda mencintainya ketika dia ada di tim Anda dan Anda membencinya ketika dia bermain untuk lawan,” tutur Carragher dikutip dari Metro.
“Ini adalah kali pertama dia ada di tim lawan dan aku tak merasa penggemar Liverpool akan menyukainya. Gol pertama yang bagus buatnya, tapi aku tak merasa dia akan menjadi kepulangan pahlawan seperti yang dia harapkan.”
Di media sosial, rasa tak suka pada Suarez tertulis di mana-mana. Mulai dari yang meminta maaf pada Patrice Evra karena dulu mereka membela Suarez–yang dituduh rasis, sampai yang kesal karena Suarez memperlakukan para pemain Liverpool secara kasar.
Atas hal ini, dikutip dari RT Sport, Jose Mourinho justru membela penyerang kelahiran 24 Januari 1987 tersebut. Ia bahkan menyukai apa yang dilakukan oleh Suarez. Pasalnya, ia menunjukkan bagaimana bermain dengan emosional dan itulah yang memang diharapkan oleh para penonton.
“Banyak para pemain di sepakbola saat ini, mereka bermain dan terkadang, bahkan bertanding di momen emosional yang merupakan momen yang kita nantikan, mereka masih peduli terhadap citra dan di sejumlah momen di mana orang-orang bisa bilang, ‘Oh fair play yang bagus’ dan ‘Oh, bagus, dia bermain melawan tim di mana dia bermain untuk beberapa tahun dan di mana dia dicintai,” kata Mourinho.
Menurut Mourinho selama 90 menit pertandingan berjalan, Mourinho melupakan kalau dia pernah bermain untuk Liverpool. Satu-satunya hal yang ada di benak Suarez adalah bagaimana dia fokus pada pertandingan tersebut, pada pekerjaannya, pada bagaimana dia ingin membawa Barcelona ke final dan memenangi Liga Champions.
“Dia mencetak sebuah gol, dia merayakan gol, dia bertarung melawan pemain lain, pemain yang mungkin dia cintai, pemain yang mungkin meneleponnya malam ini,” ungkap Mourinho.
“Luar biasa. Itu adalah sikap yang luar biasa. Messi itu fenomenal, tapi untuk bisa menjadi pemain yang ada di sampingnya, ia harus bisa melakukan pekerjaan kotor. Tapi itu tidaklah kotor. Yang dibutuhkan adalah pekerjaan yang penting, dan di atas itu, gol yang ia cetak amatlah fenomenal.”