Normalnya, pertukaran pemain tak memberikan cerita menarik. Soalnya, begitu-begitu saja. Ada yang murni ditukar, ada yang ditukar dengan tambahan biaya. Kalau ini terjadi, berarti nilai salah satu pemain lebih tinggi dari yang satunya lagi.
Cerita pertukaran pemain juga terjadi ketika Barcelona ingin menukarkan kiper kedua mereka, Jasper Cillessen, dengan kiper Valencia, Neto. Saat itu, Cillessen tidak mendapatkan menit bermain yang cukup. Ia kebanyakan diturunkan di Copa del Rey, sementara La Liga dan Liga Champions menjadi jatah Marc-Andre ter Stegen.
Cillessen mungkin belum bisa menerima hal ini. Soalnya, dalam tiga musim terakhirnya di Ajax Amsterdam, ia selalu menjadi kiper utama, baik di Eredivisie maupun di kompetisi Eropa.
Barca merekrut Cillessen sebagai pengganti Claudio Bravo yang pindah ke Manchester City. Ia didatangkan senilai 13 juta euro dengan tambahan 2 juta euro. Akan tetapi, Cillessen hanya diproyeksikan sebagai kiper kedua, karena pos kiper utama yang ditinggalkan Bravo justru diberikan kepada Ter Stegen yang dua musim sebelumnya cuma main di Liga Champions dan Copa del Rey.
Cillessen pun mencari celah untuk keluar dari Barcelona demi menjadi kiper utama di klub lain. Kesempatan ini lalu terjadi pada akhir musim 2018/2019. Valencia menukar kiper utama mereka, Neto, dengan Cillessen. Cerita pun selesai.
“Sesuatu” di Balik Pertukaran Neto dengan Cillessen
Menukar kiper adalah praktik yang unik. Soalnya, kalau kualitasnya sama bagusnya, untuk apa ditukar, bukan?
Nyatanya ada hal lain yang membuat pertukaran ini harus dilakukan. Alasannya karena anggaran Valencia pada musim itu berpotensi membuat mereka melanggar aturan Financial Fair Play (FFP).
FFP sendiri dibuat agar klub tidak menjalankan operasional mereka dengan terus merugi. Maka, klub yang melewati ambang batas kerugian, dianggap telah melanggar FFP. Hukumannya macam-macam, mulai dari peringatan, denda, pengurangan poin, tak boleh main di kompetisi Eropa, sampai didiskualifikasi.
Karena itu, Valencia berpikir untuk mendapatkan uang. Salah satunya dengan “menjual” salah satu pemainnya. Pemain yang bisa “dijual” saat itu adalah Neto. Siapa yang akan menggantikan Neto? Itu bisa dibahas lain kali, karena yang terpenting adalah Valencia mendapatkan uang di akhir musim itu.
Barcelona ternyata mau membeli Neto sebelum musim resmi berakhir. “Kabar baiknya” Barcelona juga mau menjual Cillessen yang cuma jadi pelapis. Valencia setuju dengan syarat mereka membeli Cillessen setelah masuk tahun fiskal baru.
Barcelona membayar 26 juta euro dengan tambahan 9 juta euro. Transaksinya dilakukan pada 30 Juni. Sementara itu, Valencia membeli Cillessen senilai 35 juta euro pada 1 Juli, atau setelah masuk tahun fiskal baru.
Sama-Sama Untung
Dalam pertukaran ini sebenarnya semua sama-sama diuntungkan. Valencia untung karena bisa menghindari sanksi FFP bila neraca keuangan mereka negatif.
Bagi Cillessen, ia akan menjadi kiper utama, dan mengakhiri bayang-bayang Ter Stegen di Barcelona. Ini akan berpengaruh pada kariernya di timnas Belanda kalau ia tak mendapatkan banyak menit bermain.
Barcelona juga diuntungkan karena kiper pelapis mereka punya menit bermain yang banyak karena merupakan kiper utama Valencia. Neto, meski jadi kiper kedua, tapi tetap diuntungkan. Soalnya, gajinya naik dua sampai tiga kali lipat!