Hingga saat ini, mantan penyerang timnas Inggris tersebut masih terkesima dengan apresiasi para penggemar Manchester United saat itu.
Manchester United menutup musim kompetisi 1991/1992 dengan kemenangan. Mereka berhasil mengalahkan Tottenham Hotspur dengan skor 3-1. Ketiga gol United saat itu dicetak melalui Brian McClair dan dua gol dari striker asal Wales, Mark Hughes dalam sebuah pertandingan yang cukup menghibur.
Sayangnya, kemenangan tersebut tidak bisa menutupi kekecewaan penggawa United. Hasil tersebut hanya membawa mereka mengakhiri kompetisi liga Inggris pada posisi kedua. Kekalahan 2-0 dari Liverpool sepekan sebelumnya membuat langkah mereka untuk mengakhiri puasa gelar liga sejak 1967 kembali gagal. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh Leeds United, pemuncak klasemen saat itu, untuk mengunci gelar juara setelah mengalahkan Sheffield United.
Bagi Tottenham Hotspur, kekalahan ini membuat mereka menutup tiga laga terakhir Liga Inggris dengan tanpa kemenangan. Mereka mengakhiri musim pada peringkat ke-15 atau lima tingkat lebih rendah dari musim sebelumnya.
Akan tetapi, kekalahan 3-1 Spurs dari United memberikan kesan tersendiri bagi salah satu mantan pemain Spurs saat itu, Gary Lineker. Penyerang legendaris timnas Inggris ini adalah satu-satunya pencetak gol Spurs pada laga itu sekaligus menjadi gol terakhirnya di Inggris. Setelah berkarier tiga tahun di London Utara, Gary memutuskan menerima tawaran dari klub Jepang, Nagoya Grampus Eight.
Ketika akun Twitter TheSportsman mengunggah video gol terakhir Lineker bersama Spurs yang dibuat ke gawang United, pria berusia 59 tahun ini kembali mengenang saat-saat bersejarah tersebut. Dalam akun Twitternya, ia mengucapkan terima kasih kepada suporter United yang memberikan apresiasi berupa tepuk tangan meriah yang hadir dari seisi Old Trafford. Hal ini menurutnya terlambat diberikan karena saat itu media sosial belum ada.
“Saya tidak akan pernah lupa betapa luar biasanya perlakukan United pada saya hari itu. Saya dapat tepuk tangan meriah dari penggemar mereka yang membuat saya hampir menangis. Sebuah ucapan terima kasih yang terlambat karena saat itu tidak ada media sosial,” kata Lineker dalam akun Twitternya.
We lost 3-1, but I’ll never forget how wonderfully @ManUtd treated me on that day, and the lovely ovation from their fans. Brought tears to my eyes. A belated thank you, as there was obviously no social media to do that back in the day. https://t.co/TqyMehfHhQ
— Gary Lineker 💙💛 (@GaryLineker) May 5, 2020
Gary Lineker adalah salah satu striker terbaik yang pernah dimiliki tim nasional Inggris. Wajar apabila penggemar United memberikan rasa hormat yang tinggi kepadanya mengingat mereka juga mayoritas adalah pendukung timnas tiga singa. Pemain yang tidak pernah mendapatkan kartu kuning dan merah sepanjang karier sepakbolanya ini adalah pencetak gol terbanyak timnas ketiga dengan 48 gol. Angka ini hanya kalah dari Wayne Rooney (53) dan Bobby Charlton (49).
Ia adalah top skor Piala Dunia 1986 dan menjadi orang Inggris pertama yang bisa mendapat sepatu emas Piala Dunia. Karier Lineker sendiri bisa dibilang cukup unik. Ia baru masuk dunia sepakbola profesional pada usia 21 tahun. Gol pertama tim nasionalnya saja baru didapat pada usianya 24 tahun. Bahkan caps tim nasionalnya saja baru 16 ketika ia bersinar pada Piala Dunia 1986.
Di level klub, Lineker memperkuat beberapa tim seperti Leicester City, Everton, dan Barcelona. Gelar Copa Del Rey 1988 dan Piala Winners 1989 bersama Blaugrana adalah raihan tertinggi yang pernah ia miliki. Bersama Spurs, Piala FA 1991 adalah pencapaian tertingginya.
Setelah pensiun, Lineker justru bekerja di media dan menjadi pembawa acara Match of the Day, salah satu acara highlights Liga Inggris yang terkenal di seluruh dunia. Sejak 1999, posisinya sebagai pembawa acara utama tidak tergantikan.
Apresiasi kepada Lineker sebenarnya tidak hanya sebatas sebuah tepuk tangan meriah saat ia mencetak gol. Sebelum laga dimulai, Manchester United memberikan sebuah piala sebagai penghargaan atas dedikasinya dalam dunia sepakbola Inggris. Piala tersebut diberikan langsung oleh kapten United, Bryan Robson. Sir Alex Ferguson menyebut momen ini sebagai momen yang sangat menyentuh dan menunjukkan betapa respect-nya United terhadap legenda lawan.
Manchester United sebenarnya menaruh minat kepada striker yang pernah tidak sengaja buang air besar di atas lapangan ini. Kejadiannya adalah pada 1985 saat ia selesai membela Leicester. Status Everton yang saat itu juara bertahan liga membuatnya memilih The Toffees. Empat tahun kemudian, Alex Ferguson ingin membawa Lineker ke United setelah dilepas Barcelona. Ia ingin lini depanya bisa semakin tajam setelah mereka memiliki Brian McClair dan Mark Hughes. Akan tetapi, Spurs justru yang memenangkan perburuan Lineker.
“Saya hampir menjadi pemain United sebelum Tottenham datang dan menyanggupi masalah finansial saya,” kata Lineker.
Nama besar saat itu menjadi penghalang Lineker untuk berseragam United. Sesuatu yang sangat wajar mengingat sepanjang 1985 hingga 1989, United hanya sekali finis pada posisi papan atas yaitu pada musim 1987/1988 (posisi dua). Saat United mengincar Lineker pada 1989, mereka baru saja menyelesaikan kompetisi liga pada urutan ke-11.