Kembalinya Diego Costa ke Atletico Madrid telah dikonfirmasi dan hal itu tidak bisa dipungkiri karena perseteruannya dengan Antonio Conte. Berbicara selama pra-musim, Conte mengklaim bahwa masa depan Costa tidak ada di klub beruluk The Blues yang dipimpinnya.
Hal ini terjadi ketika spekulasi mengenai kemungkinan pindah ke Liga Super China muncul dan meski Conte membantah hal tersebut, ini adalah momen dimana keduanya mulai berselisih.
Tapi Costa dan Conte bukanlah satu-satunya yang menunjukkan betapa tegangnya hubungan antara bintang-bintang sepakbola dengan pelatih sebuah tim.
Massimiliano Allegri vs Leonardo Bonucci (17/02/2017)
Allegri selalu memiliki sesuatu yang temperamental, tapi masalah dengan Bonucci mencapai titik didih setelah Juventus mengalahkan Palermo pada bulan Februari musim lalu.
Meskipun juara bertahan Serie A itu membukukan keunggulan 4-1, Bonucci tampak tidak senang dengan beberapa perubahan akhir yang dibuat pelatih tersebut.
Setelah peluit akhir pertandingan, kamera televisi merekam kata-kata kasar Allegri pada bek tengah tersebut. Allegri kemudian menganggapnya sebagai “kesalahpahaman” tapi Bonucci dijatuhkan dari skuat untuk pertandingan Liga Champions melawan Porto.
Pemain internasional Italia itu akhirnya bergabung dengan AC Milan dalam kesepakatan € 42 juta pada Juli lalu dan kemudian mengungkapkan bahwa argumen tersebut adalah “jerami terakhir” dalam perselisihan yang telah berlangsung lama.
Antonio Conte vs Diego Costa (14/01/2017)
Keputusan Conte untuk mengirim pesan teks ke Costa dengan mengatakan kepadanya bahwa dia bisa meninggalkan Chelsea mungkin dianggap sebagai titik awal perselisihan. Namun sebenarnya hubungan mereka memburuk secara pada bulan Januari.
Pemain internasional Spanyol tersebut dilaporkan adu argumen dengan Conte dan pelatih kebugaran jelang pertandingan Premier League melawan Leicester City.
Conte – yang dikatakan berteriak “pergi ke China!” mengacu pada ketertarikan Costa dari klub Liga Super China – menjatuhkannya dari skuad utama, dengan alasan masalah cedera punggung, namun pemain berusia 28 tahun tersebut mengklaim bahwa keputusan tersebut adalah “hukuman” atas perilakunya.
Costa juga mengklaim Conte menghentikan klub tersebut untuk menawarkan kesepakatan baru, dan manajer The Blues itu kemudian mengakui bahwa dia memang tidak merencanakan Costa sebagai striker jangka panjang.
Striker Spanyol itu menceritakan kejadian tersebut dalam sebuah wawancara dengan The Daily Mail saat mengasingkan diri di Brasil dan menuduh Chelsea memperlakukannya “seperti penjahat”.
Alex Ferguson vs David Beckham (16/02/2003)
Manajer United itu berteriak serta menekan Beckham dan rekan satu timnya karena kekalahan di Piala FA dari Arsenal. Namun tidak ada kelanjutan dari cerita tersebut.
Tapi pada hari berikutnya beberapa media besar menyebarkan apa yang terjadi di ruang ganti. Beckham terlihat mengalami luka di atas matanya yang dikaitkan dengan sepatu yang dilempar Ferguson ke arahnya.
Dalam otobiografinya yang dirilis pada tahun 2013, pria asal Skotlandia itu menjelaskan bahwa dia secara tidak sengaja menendang sederet sepatu dan mengenai Beckham.
“Keesokan harinya, ceritanya ada di media,” kata Ferguson. “Di depan umum, sebuah band Alice membahas luka akibat sepatu. Pada masa itulah saya mengatakan kepada dewan klub bahwa David harus pergi.”
Beckham dijual ke Real Madrid di akhir musim namun tetap berhubungan baik dengan Fergie.
Baca juga: Kisah Sebenarnya di Balik Kepergian David Beckham
Roberto Mancini vs Carlos Tevez (27/09/2011)
Pemain depan Argentina, Carlos Tevez, menikmati performa mengesankan setelah Mancini menggantikan Mark Hughes sebagai manajer Manchester City pada akhir 2009, namun keduanya memiliki hubungan buruk.
Permintaan transfer pertengahan musim 2010/2011 terjadi karena Tevez menyuarakan keresahan tentang masa depannya. Sampai batas tertentu, City menanggapi gertakannya itu dengan mendatangkan Sergio Aguero dan membuat Tevez dicadangkan.
Perseteruan dimulai saat dia menjadi cadangan, saat kalah 0-2 dari Bayern Munich di Liga Champions, di mana hubungan Tevez dan Mancini hancur lebur. Striker itu mengklaim sebuah kesalahpahaman, sementara Mancini bersikeras bahwa dia menolak untuk melakukan pemanasan dan terus berlanjut.
“Jika saya memiliki cara sendiri, dia akan dikeluarkan dari tim dan dia sudah selesai,” kata pria Italia tersebut.
Perselisihan jangka panjang akhirnya membuat Tevez mengumumkan pernyataan maaf. Dia bergabung dengan Aguero dalam beberapa minggu terakhir muim itu dan membantu City mengamankan gelar liga pertama dalam 44 tahun.
Ruud Gullit vs Alan Shearer (25/08/1999)
Salah satu cara untuk dimusuhi klub Anda adalah dengan berkelahi dengan pemain terbaik dan pahlawan klub. Itulah yang dilakukan Gullit pada Agustus 1999, setahun sejak menjadi manajer Newcastle United pada usia 37 tahun.
Mantan bintang Belanda tersebut menurunkan posisi Shearer dan Duncan Ferguson dalam untuk pertandingan derby melawan Sunderland, yang berakhir dengan kekalahan 1-2.
Beberapa tahun kemudian, Shearer mengungkapkan bahwa dia dan Ferguson pergi secara terpisah untuk menemui Gullit keesokan harinya dan menanyakan keputusan itu.
Gullit meninggalkan jabatannya tiga hari kemudian, sementara Shearer mencetak rekor 260 gol di Premier League sebelum pensiun pada 2006.
Delio Rossi vs Adem Ljajic (2012/02/05)
Konfrontasi paling “kasar” adalah pertikaian antara Rossi dan Ljajic ketika berada di Fiorentina. Rossi dipecat beberapa hari kemudian setelah memukul Ljajic sebelum dipisah oleh staf dan pemain pengganti.
Ljajic sempat memuji pelatihnya dengan nada “sarkastis” setelah diganti pada pertandingan tersebut – hasil imbang 2-2 dengan Novara di Serie A – dan menurut Rossi, hal itu ditujukan untuk menghinanya.
Rossi mengakui kesalahannya setelah dipecat dan Ljajic tidak mengajukan tuntutan. Dia menghabiskan satu tahun lagi di klub tersebut sebelum menandatangani kontrak dengan Roma.