Seorang pemain yang dikeluarkan dari lapangan atas sebuah pelanggaran terhadap lawan bisa dianggap sebagai hal yang biasa. Namun, ketika satu orang pesepakbola yang sama melakukan pelanggaran keras terhadap musuh sehingga kerap diusir keluar, hal ini merupakan sebuah kebiasaan. Pemain seperti ini berpotensi memiliki masalah kedisiplinan dan karakter yang buruk sebagai seorang olahragawan profesional.
Menghina wasit saat keputusan tidak bisa diterima, meyiku lawan saat berduel di udara, dan melancarkan tekel yang berbahaya merupakan penyebab yang kerap muncul atas dikeluarkannya kartu merah. Berkaitan dengan faktor-faktor ini, pemain bertahanlah yang kerap mendapat ganjaran larangan bermain.
Siapa saja pesepakbola dengan koleksi terbanyak? Berikut daftarnya.
-
Pablo Alfaro
Pemain bertahan ini merupakan pesepakbola profesional di La Liga di mana dia menghabiskan seluruh karirnya di negara asalnya ini. Dalam 18 tahun karirnya, Alfaro sudah pernah mencicipi panggung panas bersama Barcelona, Atletico Madrid, dan Sevilla.
Sayangnya, bek ini lebih tenar dengan permainan kasarnya ketimbang kemampuannya dalam bertahan.
Awal karirnya yang dimulai dari tahun 1989 dan berakhir pada 2007 ini diwarnai dengan tekel keras yang berpotensi mencederai lawan. Bayangkan, koleksi kartu merah yang ia catatkan mencapai 18 buah. Catatan ini menjadikan Alfaro sebagai salah satu bek paling kasar di Spanyol.
-
Pablo Montero
Kembali ke 1990-an, hanya bek-bek terbaik yang bisa bermain untuk tim papan atas Serie A dan Montero merupakan salah satunya. Pemain Uruguay ini sempat bermain untuk Atalanta selama empat musim sampai tahun 1996 dan setelah itu dirinya mengabdi kepada Juventus sampai sembilan tahun berikutnya.
Montero merupakan tipe pemain yang gigih dan keras kepala; dirinya tak ingin siapapun mendekati daerah kekuasaannya dan akan melakukan apapun untuk menjauhkan bola dari lini pertahanannya. Tekel tajam merupakan ciri khas dari pemain bertahan yang satu ini.
Tekel yang diluncurkan Pablo cukup mematikan sehingga penyerang-penyerang lawan yang menjadi pemain kunci memiliki kemungkinan untuk tidak bisa kembali ke lapangan dan bermain maksimal.
Atas pelanggaran-pelanggaran keras yang dilakukannya, Pablo Montero mencetak 21 kartu merah sepanjang karirnya di Italia. Data ini membuatnya menjadi pemain paling kasar di Liga Italia dan sampai saat ini belum ada yang mendekati statistik kartu merah Montero.
-
Ruano Delgado
Pemain bertahan berdarah Spanyol ini menambah catatan kedisiplinan pemain-pemain La Liga dan untuk Deportivo Alaves muncul sebagai rumah dari pemain yang kerap dipanggil “Alexis” ini.
Saat ini sang pemain telah menginjak usia 32 tahun dan selama karirnya berjalan Delgado sempat bermain untuk Malaga, Sevilla dan Valencia.
Namun, meskipun pernah berada pada klub jempolan, Ruano lebih terkenal dengan masalah temperamental yang kerap berujung adu mulut dengan pemimpin lapangan.
Pertentangan dengan wasit dan sejumlah tindakan kasarnya terhadap pemain lawan membuat Delgado harus dianugerahi 22 kartu merah dan hal ini bisa jadi merupakan penyebab utama sang pemain tak bisa bertahan lama di klub besar seperti tim Kapal Selam Kuning tersebut.
-
Sergio Ramos
Nama ini memang familiar di telinga penikmat sepak bola Eropa atas kekuatannya dalam menahan gempuran lawan dan dianggap sebagai salah satu pemain bertahan terbaik yang pernah dimiliki Spanyol dan Real Madrid.
Perbuatan haramnya dalam menghentikan penyerang lawan, khususnya saat kubu Bernabeu dilanda serangan balik, membuat Ramos harus mengoleksi 24 kartu merah sampai saat ini. Jelas, karirnya yang masih panjang di Spanyol bisa membuat angka ini terus bertambah.
Kemampuannya dalam menjaga suasana hatinya masih belum mumpuni. Hal ini bisa ditunjukkan oleh catatan lima kartu merah yang didapatnya hanya dalam ajang El Classico saja.
-
Gerardo Bedoya
Nama bek ini mungkin sedikit asing bagi para penggemar sepak bola Eropa mengingat dirinya memang tidak pernam bermain di Benua Biru. Namun, Bedoya cukup mumpuni dalam hal bertahan mengingat mantan gelandang bertahan ini telah mewakili Kolombia bahkan sampai 49 laga dan umumnya bermain di berbagai klub di Amerika Selatan.
Bek tengah ini pernah bermain untuk klub-klub besar seperi Boca Juniors dan Deportivo Cali. Meskipun berada di tim besar, Gerardo kurang mendapat simpati para pendukung klub mengingat tekel kerasnya kerap membuat lawan cidera parah sehingga jelas mengurangi sportifitas dan keseimbangan laga.
Karir Gerardo Bedoya berdurasi selama 10 tahun (1995-2015) dan selama itu perolehan kartu merahnya secara mengejutkan menyentuh angka 42. Sang pemain mungkin akan mempertahankan rekor ini untuk waktu yang lama mengingat sepak bola modern seperti saat ini menjunjung tinggi sportifitas dan fair play.