Mengapa Jarang Ada Pemain No. 12 di Bundesliga?

Sejak nomor punggung pertama kali diperkenalkan, nomor baku untuk pemain inti dimulai dari 1-11. Karena ke-khas-annya ini, setiap nomor punya posisi dan istilahnya tersendiri.

Misalnya, nomor 1 adalah nomor penjaga gawang. Nomor 9 adalah penyerang tengah. Nomor 10 adalah pengatur serangan, sekaligus pemain paling jago di dalam tim. Nomor 7 dan 11 adalah pemain cepat yang menyisir lapangan.

Dalam istilah taktik, ada “False 9” di mana seorang striker tidak diplot untuk berada paling dekat dengan gawang lawan, melainkan memancing bek lawan untuk naik lebih tinggi. Ada pula istilah “Classic No. 10”, yang merujuk pada pemain yang menjadi pusat serangan. Ia bisa memberi umpan pada lawan tapi sekaligus bisa mencetak gol bagi dirinya sendiri.

Angka-angka ini, utamanya nomor 1-11 masih punya kekuatan yang hampir sama seperti di zaman ini. Namun, ada pemain yang punya nomor di atas 1-11 dan menjadi ciri khasnya, seperti Mario Balotelli dengan nomor 45 atau Thierry Henry dengan 14.

Pesepakbola saat ini sudah dibebaskan memilih nomor punggungnya sesuai dengan aturan klub dan kompetisi. Saat ini sudah ada pola pikir bahwa meski pakai nomor besar, bukan berarti ia adalah pemain cadangan. Namun, di Bundesliga, ada satu nomor yang biasanya dihindari: 12.

“Kamu tahu betulkan kalau jelas tak bagus untuk mengencani mantannya sahabatmu? Sejumlah klub Bundesliga juga punya aturan tak tertulis yang memperkuat kecintaan mereka terhadap para penggemar: jangan pernah menetapkan jersey bernomor 12 pada pemain,” tulis situs resmi Bundesliga.

Bayern Munich dan Werder Bremen adalah dua di antara sekian banyak klub yang memensiunkan jersey nomor 12. Ini merupakan bentuk penghormatan kepada “Pemain ke-12” yang tak lain adalah suporter itu sendiri. Di musim 2018/2019, hanya ada dua klub yang punya nomor “12” di Bundesliga. Mereka adalah Herta Berlin dan Wolfsburg.

Di Bundesliga, pemain boleh memilih nomor 1-40. Aturan ini sudah berlangsung selama lebih dari dua dekade. Namun, nomor “1” khusus hanya untuk penjaga gawang. Meski bebas memilih, akan tetapi peluang bagi penonton melihat pemain bernomor “12” amatlah jarang.

Bagi klub Bundesliga yang punya aturan pelarangan penggunaan jersey bernomor “12” adalah untuk menjelaskan bahwa sehebat apapun seorang pemain, sedihormati apapaun ia, tapi ia tak akan pernah lebih besar dari para penggemar itu sendiri.

“Karena saat klub sedang terpuruk, suporter adalah mereka yang punya kekuatan kolektif untuk memindahkan gunung-gunung,” tulis Bundesliga.