Mykonos dan Kutipan-Kutipan Bodoh Pesepakbola

Foto: ITV.com

Apa yang Anda bakal ucapkan saat seorang presiden menghampiri anda? Untuk Adil Rami, kesempatan semacam itu justru dimanfaatkan untuk pamer sifat kurang wawasan. Ketika Presiden Kroasia, Kolinda Graba-Kitarovic, memberikan selamat kepada Prancis setelah juara Piala Dunia 2018, Rami yang tidak sekalipun main mencoba beramah-tamah kepadanya.

“Saya mencintai Mykonos,” kata Rami seperti diceritakannya kepada 20 Minutes.

“Terima kasih,” jawab Kolinda sembari berlalu.

Striker Olivier Giroud yang mendengar langsung tahu ada ketidakberesan. “Kamu bodoh ya? Mykonos ada di Yunani!”

Rami hanya bisa terkesima malu mendengar penjelasan Giroud. Tidak apa-apa, toh dia juara Piala Dunia. Juara Piala Dunia yang buruk dalam geografi.

Pulau Mikonos memang masuk teritori Yunani. Mikonos terkenal sebagai daerah pariwisata kosmopolitan, kehidupan malam menyenangkan, dan pesta-pesta di musim panas. Dari ibu kota Kroasia, Zagreb ke Mykonos berjarak sekitar 1.647 kilometer untuk jalur darat. Terpisah Bosnia & Herzegovina, Serbia, Montenegro, dan Albania, dulu sebelum mengarah ke pulau yang berada di selatan Negeri Para Dewa.

Tenang, Rami bukan satu-satunya aktor bola yang kurang cermat berbicara. Ya, namanya juga manusia. Tidak lepas dari khilaf dan salah.

Jenaka atau Pandir?

Rami tidak sendiri soal salah lokasi. Ketika Uruguay bersiap melawan Jamaika pada ajang Copa America 2015, Edinson Cavani secara sontoloyo anggap Jamaika bukan negara Kepulauan Karibia.

“Seperti tim Afrika lainnya, Jamaika akan tampil sangat kuat,” ungkap penyerang Paris Saint-Germain.

Cavani ngeles. Dia salah karena ingin buat perbandingan gaya main yang mirip di antara Jamaika dan negara-negara Afrika. Berharap, kesalahannya dijadikan humor belaka bukan suatu penghinaan. Ternyata selain Haiti, Jamaika juga pernah dianggap negara Afrika. Berkahnya, ada harapan nanti Cavani bisa mencalonkan diri jadi presiden karena kesalahannya serupa dengan milik seseorang.

Mari lengkapi kesalahan lokasi ini dengan ucapan jenius penyerang Inggris era 1970-an, Kevin Keegan. Katanya, “Argentina tidak akan berada di Piala Eropa 2000, karena berasal dari Amerika Selatan.” Nah begitu, jelas cerdas.

Selain salah lokasi, beberapa juga menunjukkan ketidakmampuan menghitung. Mungkin karena mereka terlalu banyak menyundul.

“Kami harus kuasai 99% pertandingan. Namun, tiga persen sisanyalah yang menentukan hasil laga,” kata legenda Belanda, Ruud Gullit.

Jamie Redknapp yang habiskan waktu pensiun sebagai komentator juga tidak ketinggalan salah soal angka.

“Liverpool, dengan formasi 4-4-1…,” kata Redknapp suatu waktu lupa format formasi.

Banyak beberapa kutipan bodoh pesepak bola, entah disengaja atau tidak, terlontar memancing derai tawa. Ronaldo asal Brasil pernah bilang, “Kami kalah, karena tidak menang.”

Bahkan David Beckham yang terkenal dengan maskulinitas dan wajah rupawan juga pernah lontar jokes bapak-bapak yang harusnya bikin Peter Griffin dan Homer Simpson mesti cium tangan.

“Saya jelas ingin Brooklyn (anak pertamanya) dibaptis, tapi belum tahu masuk ke agama apa.”

Musim lalu, saat Burnley menikmati kesuksesan tembus tujuh besar, manajer Burnley berkelakar soal suaranya yang berat nan parau. Eks rekannya saat berkarier di Bristol City, Soren Andersen bilang kalau suara tidak enak didengar Dyche akibat kegemarannya makan cacing.

“Oh iya. Saya juga gemar menghisap pipa knalpot. Sarapan pun dengan kerikil,” ujar Dyche pasrah diejek Sorensen.

Dyche menegaskan tidak gemar makan cacing dan belum pernah melakukannya. Sekalipun dia akui sering kali bercanda pura-pura menempatkan cacing di bibirnya, tapi lantas dia buang. Pertanyannya, buat apa candaan absurd itu dia lakukan?

Sedangkan Juergen Klopp setelah mengandaskan Arsenal 5-1 musim ini, bersilat kata dengan para jurnalis. Kans besar juara mendadak ada di kendali Liverpool, setelah Manchester City terpeleset dua kali di akhir tahun. Tekanan media siap mengarah kepada mereka untuk juara Premier League pertama kali.

“Kalian (jurnalis) yang pertama bersiap kalau kami kehilangan tiga angka, buat tajuk utama: “Apakah mereka gugup sekarang?”. Itu pekerjaan mudah. Saya senang berada di posisi kalian, tapi dengan gaji yang saya terima sebagai manajer,” tutur Klopp menggundang gelak tawa para kuli tinta.

Masa iya Klopp tidak ingin digaji sejumlah upah minimum regional (UMR)?

Tidak semua kutipan dari pesepakbola terdengar patriotik, penuh motivasi, dan menggelagar. Tidak semua pemain juga punya IQ setinggi Frank Lampard sebesar 150 poin. Tidak juga semua pesepak bola seperti Giorgio Chiellini yang punya gelar S2 jurusan Administrasi Bisnis di Universitas Turin. Tanpa maksud merendahkan, terkadang memang perlu ada humor untuk meredakan ketegangan pada sepak bola yang penuh tekanan.

Cheerio!