Signature Moves, Hiburan, dan Sejarahnya (1)

Pada 2012 lalu sebuah tendangan penalti berkelas Pirlo sukses membuat Joe Hart terkecoh. Itu adalah sebuah eksekusi yang terkesan sembrono, apalagi dilakukan di ajang sekelas Piala Eropa dan menentukan kelolosan Italia untuk mencapai babak semifinal.

Tapi sesuai pernyataan Pirlo, eksekusi Penalti Panenka merupakan sesuatu yang sudah ia perhitungkan secara matang dan merupakan eksekusi dengan risiko terkecil. Selain Penalti Panenka, banyak gerekan atau trik dalam sepakbola. Namun, siapakah yang menemukan atau yang mempopulerkan gaya khas tersebut?

Berikut kami sajikan 11 signature moves dalam sepakbola.

  1. The Cruyff Turn: Johan Cruyff

Trik ini merupakan yang paling terkenal dan dianggap legendaris. Beberapa pemain pernah mencoba meniru gerakan ini. Cryuff sendiri tidak pernah mengklaim gerakan ini merupakan idenya. Menurutnya gerakan ini merupakan salah satu bentuk kreativitas seorang pemain untuk melepaskan diri dari kawalan dan membuat peluang.

Cryuff mempopulerkan trik ini pada Piala Dunia 1974 di Jerman. Kala itu, Belanda menghadapi Swedia dalam pertandingan yang cukup alot. Cruyff yang saat itu dikawal ketat, melakukan gerak tipu, seolah-olah akan melaukan umpan tarik. Namun, bola justru di-drive dengan kaki kanannya, mengecoh bek Swedia. Sejak saat itulah Cruyff Turn mulai sering dilakukan oleh Johan Cruyff dalam beberapa kesempatan dan menjadi trademark dirinya.

  1. The Puskas “V” move: Ferenc Puskas

Gerakan dari sang legenda Real Madrid ini, menjadi salah satu gerak tipu yang sering dilakukan untuk menciptakan gol. Pergerakan yang dilakukan dimulai dari tusukan ke dalam kotak dari sisi kanan atau kiri gawang. Ketika berhadapan dengan pemain lawan, lakukan gerakan seolah-olah akan menendang. Ketika lawan menjatuhkan diri untuk melakukan blocking, dengan kaki bagian dalam arahkan bola sedikit keluar. Lawan yang sudah jatuh, akan kehilangan momentum bangkit dan akan membuka ruang untuk melakukan tembakan.

V Move sering dilakukan pemain kelas atas pemain yang sering melakukan ini adalah Ronaldo Luiz. Legenda Brasil ini sering melakukan gerakan ini untuk membuka ruang tembak untuk dirinya. Terkahir, gerakan V move dilakukan oleh Alex Oxlade-Chamberlain untuk membuat Ottamendi mati langkah dan melakukan sepakan keras yang masih bisa ditepis Ederson, dalam pertandingan Liverpool menghadapi Man City beberapa minggu lalu.

  1. The Marseille Turn: Maradona

Masih menjadi perdebatan mengenai gerakan memutar badan yang satu ini. Zidane-lah yang menjadi trade mark dari gerakan ini. Namun, Maradona-lah yang pertama kali memperkenalkannya kala memperkuat Napoli.

Nama Marseille Turn tampak dekat dengan sosok Zidane. Maradona sendiri menamakannya The Gringo sementara beberapa pengamat speakbola menamakannya The 360. Gerakan membalikkan badan sekaligus membawa bola ini memang sangat terkenal dan cukup efektif dalam melewati lawan. Dengan berlari membawa bola, lawan yang mencoba menghadang, akan terkecoh dengan gerakan memutar, bola yang ditarik ke arah sedikit menyamping sebelum disambut dengan kaki lainnya ke depan, dan Marseille Turn, sukses dilakukan.

 

  1. The Rabona: Ricardo Infante

Secara harfiah, Rabona berarti kailan atau tarikan. Dari arti tersebut dapat digambarkan bahwa gerakan Rabona merupakan gerakan tipuan saat bola ditarik dengan kaki bagian dalam dan melakukan umpan dengan tarikan di belakang kaki tumpuan. Trik ini penuh dengan risiko. Selain ada kemungkinan umpan akan terlalu lemah, dan tidak sampai ke pemain yang dituju.

Nama Rabona sendiri di ucapkan pertama kali diperkenalkan oleh media legendaris Argentina, El Grafico, dan menyematkan nama Ricardo Infante, pemain Estudiantes ketika menghadapi Rosario. Rabona sendiri juga berarti “bolos” dalam bahasa Portugis. El Grafico menggambarkan Infante yang sukses melakukan tipuan Rabona, seperti melewati penjaga sekolah untuk bolos.

 

  1. The Panenka: Antonin Panenka

Nama Panenka, sangat identik dengan penalti tipuan yang penuh risiko. Butuh perhitungan dan kejelian dalam membaca situasi untuk menggunakan trik ini.

Trik ini diperkenalkan pertama kali oleh legenda Cekoslowakia, Antonin Panenka, pada gelaran Final Piala Eropa 1976 menghadapi Jerman Barat. Panenka mengambil keputusan melakukan chip dibanding mengarahkan bola dengan tendangan keras ke sudut gawang.

Dilansir dari FIFA, Panenka melihat cara yang dia lakukan punya presentase sukses lebih besar dibanding mengarahkan ke pojok gawang. “Saya rasa, dia (Sepp Maier-Kiper Jerman) tidak akan suka mendengar nama saya. Saya tidak bermaksud merendahkannya. Tapi ketika menghadapi penalti, saya rasa itu merupakan cara yang paling mungkin dan sederhana untuk mencetak gol, resep yang sederhana,” kata Panenka.

Banyak pesepakbola yang mencoba meniru gerakan ini, namun banyak yang gagal karena gerakannya terbaca atau terlalu rendah dalam mengarahkan bola.