Trofi Piala Dunia mungkin dianggap sebagai trofi terbesar di dunia sepakbola. Semua orang menginginkan “kebesarannya” untuk dimiliki. Namun, bicara soal besar, trofi Piala Dunia jelas tidak “besar”, karena trofi Liga Champions lebih besar secara ukuran. Akan tetapi, trofi Liga Champions juga bukan yang terbesar, karena semua akan terpana melihat trofi Ramon de Carranza!
Trofeo Ramon de Carranza merupakan turnamen pramusim yang digelar Pemerintah Kota Cadiz sebagai bentuk peringatan terhadap mantan walikota mereka, Ramon de Carranza. Final pada 1962 jadi yang paling terkenal, karena pertandingan yang berakhir imbang, diselesaikan lewat adu penalti.
Atletico Madrid merupakan tim tersukses dengan 10 gelar juara, disusul oleh Cadiz dengan sembilan gelar. Sejak 2019, turnamen ini diubah menjadi turnamen sepakbola perempuan. Edisi 2020 ditiadakan karena pandemi Covid-19, sementara edisi 2021 digelar untuk sepakbola pria dan perempuan.
Trofeo Ramon de Carranza digelar setiap tahun sejak 1955. Turnamen ini dianggap sebagai salah satu turnamen prestisius di Spanyol bersama dengan Teresa Herrera Trophy yang digelar oleh Deportivo La Coruna dan Colombino Trophy oleh Recreativo Huelva. Turnamen macam ini mencapai masa jayanya sebelum sepakbola umum disiarkan televisi, dan menjadi pembuka dari libur musim panas.
Turnamen ini biasanya menghadirkan pemain dan gaya main yang baru dari negara bahkan benua lain. Misalnya, pada 1974, Trofeo Ramon de Carranza mengundang Barcelona, Espanyol, Palmeiras, dan Santos. Yang menjadi sorotan adalah pertemuan Johan Cruyff yang baru datang setahun sebelumnya di Barcelona, dengan Pele yang menjadi tahun terakhirnya bersama Santos.
Tahun 2021 ini menandai penyelenggaraan yang ke-67, ini termasuk penyelenggaraan ke-66 di tahun yang sama yang mempertemukan Cadiz dengan Atletico Madrid. Cadiz meraih gelar kesembilan mereka usai menang 4-2 lewat adu penalti.
Yang unik dari trofi Ramon de Carranza adalah ukurannya yang begitu besar. Perlu dua orang, atau lebih, untuk bisa mengangkatnya. Ukuran yang begitu besar menghadirkan lelucon: para pemain enggan memenanginya karena… berat!