Victor Osimhen jadi pemain Afrika dengan gol terbanyak sepanjang sejarah Serie A, setelah berhasil mencetak gol tunggal kemenangan Napoli atas Fiorentina pada 7 Mei 2023 lalu. Pencapaian pribadi striker berkebangsaan Nigeria itu melengkapi kesuksesan klubnya yang baru saja menjuarai Serie A 2022/2023, scudetto ketiga mereka, dalam pertandingan pekan ke-33 pada tiga hari sebelumnya.
Kini, Osimhen telah menjelma jadi salah satu penyerang mematikan di Eropa dalam usia masih 24 tahun. Setelah mengawali karier bersama Ultimate Strikers Academy di kota kelahirannya, Lagos, dia terbang ke Jerman untuk bergabung ke VfL Wolfsburg. Lalu menemukan ketajaman saat dipinjamkan ke Charleroi di Belgia, sebelum main di klub Prancis, Lille, hingga akhirnya dipinang Napoli pada 2020.
Paling Gacor
Osimhen jadi striker paling gacor di Serie A saat ini. Setidaknya, sudah dua rekor yang dipecahkannya musim ini. Sepanjang tiga musim kariernya di kompetisi tertingi Liga Italia itu, dia sudah mengoleksi 47 gol dalam 79 pertandingan. Hebatnya, hanya satu gol saja yang disarangkannya melalui titik putih, yaitu gol ke-47 yang dicetaknya ke gawang Fiorentina, gol penalti keduanya selama bersama Napoli.
Gol itu yang membawanya jadi pemain Afrika dengan gol terbanyak di Serie A.
“Osimhen mencetak gol ke-47 di Serie A, yang pertama dari penalti di kompetisi ini. Dia menjadi pemain Afrika dengan gol terbanyak di kasta tertinggi (menyalip George Weah dengan 46 gol). Superpower,” tulis perusahaan analisis olahraga Opta melalui akun Twitter resmi versi bahasa Italia, @OptaPaolo pada 7 Mei 2023.
Sepanjang musim ini, Osimhen sudah membukukan 23 gol. Dia pun berhasil melewati torehan 21 gol milik Samuel Eto’o ketika bersama Inter Milan pada musim 2010/2011 silam, sebagai pemain Afrika dengan gol terbanyak dalam satu musim Serie A. Tidak hanya itu saja, pemain bernomor punggung 9 tersebut kini juga berpeluang mengakhiri musim 2022/2023 sebagai pencetak gol terbanyak Serie A.
Penjual Air
Namun, perjalanan Osimhen menuju kesuksesan di Eropa tidaklah mudah. Dia lahir dan dibesarkan di sebuah lingkungan kumuh pinggiran Lagos, kota dengan populasi terbesar di Nigeri. Teman-teman masa kecilnya menjuluki Ijaya Olusosun, karena pemain kelahiran 29 Desember 1998 itu hidup dari tempat pembuangan sampah Olusosun seluas 42,7 hektar yang dibangun sejak 1992 di daerah Ojota.
Osimhen mengaku bahwa kehidupan sangat berat bagi dirinya dan saudara-saudaranya. Dia terpaksa menjual air di jalanan untuk bertahan hidup. “Saya berasal dari latar belakangg sangat miskin, tujuh bersaudara, dan saya adalah anak terakhir. Saya kehilangan ibu di usia enam tahun, dan sangat sulit bagi keluarga saya karena ayah juga kehilangan pekerjaan saat itu,” ceritanya dilansir Sports Brief.
“Di Lagos, mereka menjual air (botol atau sachet), yang paling mudah, tetapi paling sulit karena Anda harus lari dan memberikan air pada seseorang dan mengumpulkan uang,” kata seorang warga yang mengenal keluarga Osimhen. Warga lain menyebutnya juga pernah membantu berjualan roti. “Setiap kali saya pergi ke toko roti, saya memanggil Victor untuk membantu saya membawa roti,” ucapnya.
Jalan Kesuksesan
Meski begitu, Osimhen membuktikan bahwa kemiskinan bukanlah jebakan, melalui bakat sepakbola. Dia berkembang sejak level junior, mengantarkan negaranya menjuarai Piala Dunia U17 2015, hingga meraih Golden Boot sebagai top scorer dan Silver Ball sebagai pemain terbaik kedua di turnamen itu. Sebelumnya, juga top scorer Piala Afrika U17 2015, hingga jadi Pemain Muda Terbaik Afrika tahun itu.
Menyusul prestasi itu, Osimhen diikat prakontrak oleh Wolfsburg pada Januari 2016, dan bergabung setahun kemudian, tak lama setelah ulang tahunnya ke-19. Tapi, dia gagal mencetak gol dalam dua musim, dan dipinjamkan ke Charleroi hingga menemukan ketajaman. Klub itu mempermanenkannya pada Juli 2019, namun melepasnya lagi sebulan kemudian ke Lille dengan laba hampir 20 juta Euro.
Di Prancis, Osimhen juga hanya bertahan semusim, namun dengan sederet prestasi individu; debut dan gol pertama di Liga Champions, Pemain Terbaik Ligue 1 pada September 2019, Pemain Terbaik Lille 2019/2020 sekaligus top socrer tim musim itu, dan Prix Marc-Vivien Foe 2020 sebagai pemain terbaik Afrika di Liga Prancis. Semuanya itu yang mengantarkan sang bintang muda ke Serie A Italia.
Pelatih Napoli saat itu, Gennaro Gattuso tertarik pada kecepatan dan ketajamannya. Musim panas 2020, dia pun menandatangani kontrak baru dengan memecahkan rekor transfer klub senilai 75 juta Euro, lebih tiga kali lipat dari nilai yang dikeluarkan Lille setahun sebelumnya. Meski musim pertama sempat diganggu cedera dan komplikasi Covid-19, namun Osimhen akhirnya kini berhasil unjuk gigi.
Sumber: Sports Brief, Nigeria Government, Wikipedia, Transfermarkt