Vincent Tan, Pemilik Cardiff yang Kontroversial

Pada 27 Mei 2010, Dewan Direksi Cardiff City menyetujui pembelian saham klub sebesar 30% dari Konsorsium Malaysia yang dipimpin Datuk Chan Tien Ghee dengan nilai enam juta paun. Pembelian ini amat krusial buat Cardiff City karena mereka tengah menanggung utang sebesar 30 juta paun.

Pada 2013, Datuk Tien Ghee mengundurkan diri sebagai ketua klub. Posisinya digantikan oleh rekan bisnisnya, Vincent Tan, yang di kemudian hari membeli 82 persen saham Cardiff. Sebelumnya, Tan merupakan bagian dari Konsorsium Malaysia yang membeli sebagian saham Cardiff pada 2010. Peran Tan begitu besar, karena ia disebut-sebut sebagai orang dibalik akuisisi tersebut.

Di bawah Konsorsium Malaysia, suporter Cardiff sering dibikin kesal. Bagaimana tidak? Sejarah panjang klub yang begitu dijunjung tinggi, diubah seenaknya oleh Vincent Tan.

Sejak 1908, Cardiff selalu mengenakan kostum kandang berwarna biru. Satu-satunya perubahan terjadi pada 1926 saat kostum kandang berubah menjadi biru langit hingga 1930. Setelah itu, jersey kandang Cardiff selalu berwarna biru.

Pada 2012, Cardiff mengubah warna jersey utama mereka menjadi merah dan celana hitam. Perubahan warna jersey utama juga sejalan dengan perubahan logo mereka. Bentuk Naga Wales menjadi lebih menonjol ketimbang burung-biru.

Tan menyebut kalau perubahan ini merupakan cara untuk menaikkan brand di pasar internasional. Perubahan ini juga merupakan rencana investasi utama yang dilakukan oleh Tan.

Perubahan ini jelas mendapatkan kritikan keras dari para penggemar. Mereka bahkan melancarkan demonstrasi untuk mengemukakan pendapatnya. Namun, Tan justru mengancam kalau warna klub hanya akan berubah jika Cardiff mendapatkan pemilik baru.

Meski demikian, Tan akhirnya luluh juga. Pada 9 Januari 2015, Cardiff akhirnya kembali mengenakan warna biru sebagai warna jersey utama. Dua bulan kemudian, giliran logo Cardiff yang kembali membuat burung biru lebih dominan ketimbang naga merah.

Mengapa Vincent Tan Mengubah Warna Cardiff?

“Banyak orang tahu aku menyimpan 6 juta paun saat rekan bisnisku, Tuan Chang, menjadi Direktur Cardiff pada 2010. Dia membujukku dan bilang kalau klub ini melakukannya dengan baik dan akan ke play-off dan satu hal yang perlu aku lakukan hanyalah mengeluarkan 6 juta paun,” kata Tan.

“Namun, setelah enam juta paun, mereka benar-benar main di play-off menghadapi Blackpool di Wembley dan itu adalah pertandingan sepakbola pertama saya dalam hidup dan setelah itu, aku seperti tersengat oleh serangga bernama sepakbola.”

Kegilaannya terhadap sepakbola pun dimulai. Tan kemudian berinvestasi lebih besar lagi. Ia mengeluarkan 20 juta paun dan merasa cukup. Lalu, ia mencoba berinvestasi 100 juta paun, asalkan ia bisa mengubah warna klub dari biru ke merah.

“Dan aku bilang kalau merah adalah warna keberuntunganku dan juga bilang pada mereka kalau itu adalah simbol nasional. Warna bendera nasional Wales adalah merah dan juga punya naga merah, jadi aku ingin menggunakan warna itu serta naga merahnya,” kata Tan.

Meski menjadi salah satu syarat agar dia mengeluarkan uang 100 juta paun, tapi Tan memang seolah menjalankan klub seperti itu miliknya sendiri. Ia lupa kalau ada suporter yang jadi bagian penting dalam perjalanan Cardiff.

Ini yang membuat suporter Cardiff hanya sedikit yang membeli jersey merah. Di pertandingan kandang, mereka memilih mengenakan jersey biru sebagai tanda protes.

Namun, perubahan warna dan revisi logo masih lebih baik ketimbang idenya yang lain: perubahan nama. Ya, pada awal 2013 sempat ada desas-desus kalau Cardiff akan mengubah nama mereka menjadi, tebak: Benar, Cardiff Dragon.

“Kami belum mendiskusikan ini. Aku belum benar-benar berpikir soal detailnya. Tapi kalau memang sudah ada kami akan membuat keputusan. Dan kalau keputusannya sudah bulat, kami akan memberi tahu semua orang,” kata Tan kepada BBC pada Februari 2013.

Entah karena tekanan yang besar atau memang karena merasa tak perlu, lewat pernyataan resmi di situs klub, Tan menegaskan kalau Cardiff tak akan berubah nama.

“Aku bisa meyakinkan semua suporter kalau kami tak akan mengubah nama dari Cardiff City Football Club, klub di mana aku begitu bangga menjadi bagian darinya. Nama kami adalah identitas kami dan tetap menjadi inti kami,” kata Tan.