Kata Mereka Tentang Roy Keane

(Foto: Business day)

10 Agustus kemarin, Roy Keane merayakan ulang tahunnya yang ke-47. Pria asal Irlandia ini adalah salah satu pemain sekaligus kapten terbaik yang pernah bermain untuk Manchester United. 13 musim ia berkarier di Old Trafford dan mengumpulkan banyak gelar seperti tujuh gelar Premier League dan satu gelar Liga Champions.

Mengawali karier di Nottingham Forest, Keane hijrah ke Manchester United pada musim panas 1993. Ia kemudian menjadi kapten pada 1997 setelah menggantikan Eric Cantona yang pensiun. Ia kemudian hengkang ke Celtic pada pertengahan musim 2005/2006.

Memahami kehebatan Keane bisa dilihat dari mana saja termasuk dari kutipan-kutipan yang keluar dari mereka yang pernah menjadi lawan maupun kawan dari Keane. Kutipan yang menandakan kalau dia memang layak disebut sebagai salah satu pemain terbaik yang pernah ada sepanjang sejarah Premier League maupun sepakbola Eropa.

***

“Anda tidak akan pernah merasa akan kalah ketika Keane ada di tim Anda. Dia tidak pernah menyerah. Menurutku, tidak ada pemain lain yang tekadnya untuk menang lebih tinggi dari Keane. Tetapi, yang membuatnya berbeda adalah cara dia menyampaikannya. Kemarahannya bisa memengaruhi pemain lain di sekitarnya,” Ryan Giggs.

“Saya pernah menghajarnya satu kali lalu dia bangkit. Jadi, itu berarti saya tidak memuulnya dengan keras,” Brian Clough.

“Luar biasa bermain bersama Roy karena dia adalah seseorang yang bisa Anda percayai. Saya segera mengetahui bahwa jika Anda tidak terlibat dalam permainan, dia akan berada di atas Anda untuk memastikan Anda memainkan perannya di dalam tim. Saya punya banyak masalah dengan dia, tapi itu membuatmu bekerja lebih keras lagi untuk menghidari amarah dia. Dia adalah pemimpin dan kapten yang hebat. Dia merupakan manajer kami di atas lapangan,” Paul Scholes.

“Yang saya suka dari Roy adalah dia tidak banyak bicara tapi dia akan menendang Anda. Dia akan menekan Anda dengan harapan Anda bisa menjawabnya. Dia bukan tipe pemain yang banyak bicara. Saya menyukainya,” Patrick Vieira.

“Saat dia mengeluarkan satu demi satu sumpah serapah, saya bertanya pada diri sendiri, ‘Apakah ini kapten saya? Inikah kapten yang dianggap bisa mewakili Irlandian sebagai teladan bagi anak-anak kita? Bagi saya sudah jelas jawabannya tidak,” Mick McCarthy.

“Saya ingat sesi latihan pertama saya di United. Saya mengumpan ke Gary Neville dan Keane marah. Ia berkata kalau saya bukan lagi pemain West Ham atau Leeds sehingga jangan mengoper ke samping. Sampai rumah, saya merenung dan berpikir kalau saya memang harus terlibat dalam permainan,” Rio Ferdinand.

“Setiap tim butuh pemain seperti Keane. Dia adalah orang yang bisa mengontrol permainan dan mendominasi tempo. Secara taktis dan penempatan posisi dia selalu melakukannya dengan baik. Dia juga bagus dalam duel satu lawan satu,” Jaap Stam.

“Dia yang terbaik di lini tengah karena dia bisa bermain di mana saja. Dia bisa mengendalikan tempo dan bertahan dengan baik, tetapi kemudian dia bisaa meledak dan mencetak gol. Dia adalah pemain cerdas dalam memainkan permainan. Senang memiliki dia di belakang selama saya bermain empat musim. Dia karakter yang luar biasa,” Eric Cantona.

“Dia adalah pemain terbaik. Pemain yang bisa memotivasi dengan baik. Dia juga bos bagi para pemain. Dia adalah orang baik,” Laurent Blanc.

“Penampilan paling lugas pada leg kedua semifinal Liga Champions 1999 melawan Juventus. Dia menabrak setiap helai rumput, bersaing dengan pemain lawan. Dia seolah-olah lebih baik mati karena lelah daripada kalah. Sebuah kehormatan untuk bisa memiliki pemain seperti itu,” Sir Alex Ferguson.

“Terlepas dari sifat buruk yang ia punya, Keano tidak diragukan lagi adalah pemain yang lengkap bagi saya,” Paul Ince.

“Jika saya bisa memilih satu pemain untuk berada di tim saya, maka saya akan selalu memilih Roy Keane di depan pemain lain yang pernah saya mainkan. Keane punya segalanya. Dia adalah pemimpin yang hebat. Atau mungkin dia yang terbaik yang pernah bermain bersama saya,” Ole Gunnar Solskjaer.

“Keane selalu berteriak: Cristiano! Oper bolanya! Itu bagus. Pada akhirnya, saya bahagia karena bisa belajar banyak darinya,” Cristiano Ronaldo.

“Dia berpengaruh dalam kesuksesan Manchester United,” Arsene Wenger.

“Roy Keane nomor satu. Sisanya? Pemain yang berbeda,” Steven Gerrard.

“Bagian tertajam Roy adalah lidahnya. Dia bisa membuat orang yang percaya diri menjadi lemah dalam sepersekian detik saja. Saya memperhatikan pada hari pertengkaran, matanya mengecil dan menyisakan garis hitam. Itu menakutkan. Padahal, saya juga berasal dari Glasgow,” Sir Alex Ferguson.

“Jika saya bermain di Inggris, maka saya ingin bermain dengan Paul Ince dan Roy Keane karena saya suka mereka,” Xavi Hernandez.

“Anda mungkin bertanya-tanya apa yang kami pikirkan tentang Roy Keane selama bertahun-tahun dia menjadi musuh Arsenal dan Patrick Vieira. Nah, sekarang saya sudah meninggalkan Arsenal dan Premier League sehingga saya bisa mengungkapkan perasaan saya yang sebenarnya. Saya adalah penggemar beratnya,” Thierry Henry.

“Jelang Leeds bertemu dengan United, saya bertemu dengan Keane di sebuah bar. Saya kemudian menawarkan dia minum namun ditolak. Tiba-tiba ia mengatakan, “Hartey, di lapangan nanti saya akan menghajarmu.” Saya kaget dan tidak jadi memesan minuman,” Ian Harte.