Euro 2020 riuh ketika Cristiano Ronaldo menggeser Coca-cola sebelum mengawali sesi konferensi pers. Dia bilang, “Minum air putih.”
Dampak yang dilakukan Ronaldo amat besar. Setelah aksi tersebut, saham Coca-cola anjlok. Tak berselang lama, giliran Paul Pogba yang menyingkirkan minuman beralkohol dari hadapannya. Setelah itu, sejumlah pesepakbola melakukan hal yang sama.
Di luar itu semua, sebenarnya merupakan hal yang wajar kalau Ronaldo tidak suka minuman soda. Mengingat gaya hidup dan pola makannya yang amat teratur, minuman soda jelas terlarang buatnya.
Tentu tidak ada alasan buatnya untuk “meracuni” tubuhnya yang sudah sehat itu, dengan minuman yang punya kandungan gula berlebihan. Tentu minuman soda tidak akan berdampak secara langsung, melainkan secara jangka panjang. Penyakit seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, gigi yang rusak, bisa disebabkan karena konsumsi soda yang berlebihan.
Saat minuman bersoda masuk ke dalam tubuh, dalam hitungan jam, kadar gula darah naik drastis yang melepaskan insulin. Gula berubah menjadi lemak dan neurotransmitter otak berperilaku seolah-olah Anda telah menghirup heroin. Minuman ini bersifat diuretik dan tepat saat nutrisi tubuh dikeluarkan, Anda akan mulai merasa mudah tersinggung dan lesu.
Dengan kata lain, minuman bersoda jelas bukanlah sesuatu yang diinginkan para pesepakbola minum jelang pertandingan internasional. Namun, para pemain jelas tak bisa menyuarakan ini, mengingat kerja sama dilakukan dengan tim, liga, atau kompetisi mereka.
Juru bicara Euro 2020 bilang kalau para pemain sebenarnya diberi tiga pilihan: air mineral, Coca-Cola, dan Coca-cola Zero Sugar. Lantas, berapa banyak pemain yang meminum Coca-cola? Tidak ada jumlah yang pasti, namun Inside Hook menyebut kalau mayoritas botol Coca-cola di konferensi pers justru dihabiskan oleh wartawan dan kru pertandingan.
Ronaldo tentu bukan orang yang sempurna, tapi ini adalah momen yang menjanjikan buatnya. Soalnya, aneh kalau orang-orang harus terus diingatkan kalau soda bisa mematikan untuk jangka panjang. Namun, kalau yang menolaknya adalah superstar sepakbola, maka ini bisa jadi cara yang tepat.
Olahraga dan sponsor kerap menghadirkan ironi. Dulu, acara olahraga diperbolehkan menggunakan sponsor rokok di Indonesia, yang kini sudah dilarang. Di dunia internasional, raksasa seperti Coca-Cola, McDonald’s, Budweiser, bahkan Gatorade, masih menjadi sponsor acara olahraga. Di sisi lain, ketika atlet mempromosikan kesehatan, sponsor justru hadir untuk menggaet masyarakat demi mengonsumsi produk mereka.
Sumber: Inside Hook