Apa Pentingnya Latihan Pramusim?

Buat penggemar kesebelasan top Eropa dan berada ribuan kilometer jauhnya dari kota mereka berasal, pramusim bisa jadi berkah. Karena kesebelasan top Eropa bisa saja mengunjungi negara asal penggemar tersebut saat melakoni pertandingan pramusim. Momen pramusim bisa menjadi saat yang tepat bagi penggemar untuk berada lebih dekat dengan klub yang mereka dukung.

Akan tetapi, buat para pemain, masa pramusim agaknya bukan saat yang menyenangkan. Dua sampai tiga bulan jeda antarkompetisi mestinya dipakai untuk melepas penat dari sepakbola. Soalnya, selama sembilan sampai 10 bulan dihabiskan untuk bertanding.

Klub biasanya memberikan libur pada Juni, dan meminta pemain kembali pada Juli. Kecuali jika ada turnamen antarnegara di jeda libur tersebut, seperti Piala Eropa atau Piala Dunia. Kalau turnamen antarnegara digelar, bukan tidak mungkin pemain akan mengalami kebosanan dan kehilangan gairah bermain. Yang paling parah tentu bisa menderita cedera karena kelelahan.

Hal ini dirasakan Yaya Toure saat bicara pada Skysports pada 2015 lalu. Ia bilang kalau pramusim bukanlah sesuatu yang begitu ia sukai. “Namun, kami membutuhkannya karena kami harus bersiap dengan baik menghadapi musim yang panjang,” jelas asisten pelatih Olimpik Donetsk ini.

Meski terlihat mengganggu waktu istirahat, akan tetapi pertandingan pramusim justru menjadi fondasi bagi fisik mereka untuk melakoni 40 pekan penuh bermain bola.

Dengan kemajuan teknologi, sesi latihan kini bisa difokuskan pada area mana pelatih ingin memaksimalkan pemainnya. Di tempat latihan, pelatih berusaha mereplikasi apa yang akan dilakukan pemain nantinya di pertandingan yang sebenarnya.

Misalnya, latihan dengan intensitas tinggi di mana pemain melakukan aksi yang mengeluarkan energi dengan cepat dan kuat, seperti sprint, melompat, menendang, secara terus menerus. Buat pemain, latihan dengan cara seperti ini memudahkan mereka melakukan hal yang sama di pertandingan yang sebenarnya.

Latihan pramusim menjadi penting karena saat musim sudah berjalan, sulit bagi pelatih untuk meningkatkan kondisi fisik pemain. Soalnya, ada terlalu banyak pertandingan yang membuat pemain lebih banyak melakukan sesi pemulihan, ketimbang peningkatan fisik. Ini yang membuat latihan pramusim dibuat sedemikian rupa agar pemain mencapai puncaknya saat kompetisi bergulir.

“Pramusim adalah kesempatan bagus untuk membebani pemain melakukan sesi latihan dua kali lipat untuk memberikan mereka kondisi fisik yang superior. Anda punya waktu enam minggu untuk membuat semua pemain bugar. Setiap pemain itu berbeda jadi mereka harus punya rencana pelatihan yang tepat dan pola makan yang berkembang dengan kecepatan yang tepat,” kata pelatih kebugaran, Michael Watts.

Akan tetapi semuanya jadi berbeda bila klub melakukan tur pramusim atau pemusatan latihan. Namun, Watts menyebut setiap pelatih kebugaran punya caranya tersendiri untuk menyiasati hal ini. Apalagi latihan pramusim juga unik. Meski berlatih tanpa henti, tapi pemain melakukannya di luar tempat latihan mereka sebelumnya, berlatih di cuaca yang bagus, dan semua pemain berusaha menjadi yang terbaik agar dipilih oleh manajer.

“Buatku, pramusim itu menyenangkan,” kata Watts.

Perasaan Watts ternyata tidak diamini oleh mantan penyerang Burnley, Paul McVeigh. Menurutnya, latihan pramusim berbeda dari yang diungkapkan Watts.

“Aku membenci pramusim. Tapi itu adalah waktu paling kritis di musim itu. Pramusim bisa berdampak pada setiap bagian dari kompetisi. Anda mendorong tubuh Anda pada batasnya, memeras setiap tetes energi dari tubuh. Di beberapa pagi, saat Anda bangun, Anda seperti merasa dipukuli oleh pemukul bisbol,” kata McVeigh.

Di luar latihan keras yang dilakukan para pemain, tapi sebagai profesional mereka sadar betul pentingnya latihan pramusim. Selain itu, toh mereka juga melakukannya bersama teman-teman mereka yang lain. Skuad juga bisa lebih kompak dengan kebersamaan macam ini.

Akan tetapi, hal itu agaknya hanya teori. Karena menurut McVeigh, banyak pemain yang tak merasa kalau pramusim adalah saatnya untuk menguatkan ikatan dalam tim. Mereka menjadikan pramusim untuk saling berkompetisi siapa yang paling kuat secara fisik dan mental.

“Pramusim begitu sulit, Anda harus punya kekuatan karakter yang sesungguhnya untuk bisa melewatinya. Manager ingin melihat siapa yang (mentalnya) pecah,” kata McVeigh.

“Alpha Males amatlah kompetitif. Mereka ingin finis yang pertama dalam segala hal. Mereka yang lemah, menyerah dan melakukan sesedikit mungkin. Mereka berhenti satu yard sebelum garis finis.”

“(Namun) Berlari lebih ekstra sepanjang pertandingan akan menjadi pembeda antara menang dan kalah.”

Ini yang dimaksud dari kekuatan mental. Soalnya, pemain yang siap untuk menjalani musim justru tak ingin kehilangan semenitpun sesi latihan. Mereka ingin menunjukkan pada manajer kalau mereka layak ada di skuad utama.

Sayangnya, karena mendorong tubuh melebihi batas, sering ada pemain yang cedera karenanya, dan ini merupakan konsekuensi yang amat disayangkan. Untuk itu, beban ada pada fisioterapis klub untuk menjaga kondisi tubuh pemain.

“Ada tekanan untuk menjaga semua orang tetap fit,” kata mantan fisioterapis Bolton, Andy Mitchell.

Meski hanya merupakan pertandingan uji coba, tapi pertandingan pramusim amat ditakuti oleh manajer. Soalnya, hasil buruk akan membuat penilaian dari pemilik klub pada mereka menjadi berubah. Ditambah lagi, tim akan menjalani musim yang lambat karena secara kebugaran, mereka tertinggal. Latihan pramusim yang terlambat bisa membuat pemain lebih rentan cedera karena mereka belum mengondisikan tubuhnya dengan tepat.

Jadi, sudah tahu kan betapa pentingnya latihan pramusim?

Sumber: Skysports.