Camp Nou adalah kandang bersejarah bagi Barcelona. Tidak terhitung momen penting yang mengiringi kejayaan Barcelona di sini. Meski begitu, Camp Nou bukanlah kandang pertama Barcelona, melainkan Camp de Les Corts.
Sejarah Camp de Les Corts
Pembangunan Camp de Les Corts merupakan inisiasi Joan Gamper yang saat itu menjadi Presiden Barcelona. Ia ingin agar Barca memiliki stadionnya sendiri. Sebelumnya, Barca berkandang di Camp de la Industria.
Pembangunan Les Corts menjadi konsekuensi logis atas kepopuleran Barca di era 1920-an. Barca lantas memilih lokasi di area Can Ribot atau Can Guerra di distrik Les Corts. Pada 10 Juli 1921, izin pembangunan disetujui.
Pembangunan Les Corts baru dilakukan 19 Februari 1922. Batu pertama diletakkan dengan disaksikan begitu banyak suporter Barca. Uniknya, Father Lluis Sabate, anggota Barca sekaligus penggemar garis keras, memberkati batu pertama tersebut.
Di hadapan hadirin yang ada di sana, Joan Gamper memberikan pidato emosional: “Di tanah ini, yang ditaklukkan dengan kerja keras dan cinta, kami akan menanam akar. Dengan mengingat kemenangan-kemenangan di masa lalu, akan ada lebih banyak lagi kemenangan yang akan datang di tanah yang diberkati ini. Semangatkan hatimu – kita punya stadion baru!”
Keesokan harinya, pembangunan pun dimulai. Hanya dalam waktu tiga bulan dengan kerja siang dan malam, Les Corts selesai dibangun. Dengan kapasitas 22 ribu penonton, Les Corts resmi dibuka pada 20 Mei 1922.
Laga pertama yang dimainkan di sini adalah antara FC Barcelona melawan St. Mirren. Baru setahun digunakan, pada 13 Mei 1923, Les Corts digunakan sebagai laga final Copa del Rey antara Athletic Bilbao melawan CE Europa. Lalu, pada 21 Desember 1924, timnas Spanyol bermain di sini dalam laga menghadapi Austria.
Mengiringi Kejayaan Barcelona
Les Corts menjadi saksi kejayaan Barcelona pada dua era. Yang pertama di 1920-an di mana Barca dilatih Jack Greenwell dan dihuni pemain seperti Paulino Alcantara, Sagibarba, Ricardo Zamora, Josep Samitier, Félix Sesúmaga, dan Franz Platko. Dengan skuad seperti ini, Barca mendominasi Campionat de Catalunya dan dianggap sebagai salah satu klub top di Spanyol. Trofi La Liga pertama Barca pun hadir saat berkandang di Les Corts.
Sayangnya, Les Corts sempat ditutup pada 24 Juni 1925 selama enam bulan. Tentu ini tak jauh-jauh dari politik antara otoritas Spanyol dengan masyarakat Catalan.
Saat itu, Barca menggelar laga untuk organisasi Catalan, Orfeon Catalan. Namun, otoritas Spanyol enggan memberikan izin untuk laga itu. Meski demikian, tetap saja, penonton tetap hadir. Saat lagu kebangsaan Spanyol dikumandangkan, pentonon mulai mengejek dan bersiul. Tetapi nereka bertepuk tangan saat “God Save the King” berkumandang. Diktator Primo de Rivera menuduh Joan Gamper memperomosikan nasionalisme Catalan. Les Corts pun ditutup sementara Gamper dikeluarkan dari Spanyol.
Pada akhir 1940-an, Barca tampak terlalu besar untuk Les Corts. Les Corts sendiri direnovasi berulang kali. Utamanya setelah Perang Sipil Spanyol. Jumlah penggemar Barca kian bertambah tiap tahunnya. Hal ini membuat Les Corts pun harus ditambah kapasitasnya.
Renovasi terakhirnya terjadi pada 1946 di mana Les Corts bisa menampung sekitar 48 ribu penonton, atau lebih dari dua kali lipat dari kapasitas awal. Namun, hal ini menjadi bukti kuat kalau Barca butuh tempat yang lebih besar untuk menampung antusias suporter mereka. Caranya adalah dengan membangun stadion baru.
Membangun Stadion Baru, Keluar dari Utang
Pada 1950, Barca memulai rencana pembangunan stadion baru, Camp Nou. Pada akhirnya, Barca pindah ke Camp Nou pada 24 September 1957.
Les Corts sendiri digunakan sebagai tempat latihan dan stadion buat tim B. Saat itu Presiden Barca, Enric Llaudet merasa kalau Les Corts baiknya dijual saja. Salah satu manfaatnya adalah menutupi utang Barca usai pembangunan Camp Nou.
Pada 4 Maret 1966, sembilan tahun usai Camp Nou berdiri, Les Corts akhirnya diratakan. Tanahnya dijual dan di atas Les Corts dibangun taman serta fasilitas olahraga seperti lapangan basket, lapangan hoki, sampai kolam renang.
Tentu ada kekhawatiran kalau stadion baru mungkin tidak akan bisa menyaingi tuah dari stadion lama. Namun, semuanya terbantahkan. Karena di era 1990-an hingga saat ini, prestasi Barca tidak pernah surut. Bahkan, Camp Nou menjadi tempat legendaris bagi Barca yang menjadi salah satu klub paling jago di muka bumi.