Arti Cristiano Ronaldo untuk Liga Spanyol

Cristiano Ronaldo resmi meninggalkan Real Madrid setelah Juventus membayar mahar sebesar Rp. 1,6 triliun. Ia sepakat untuk dikontrak selama empat musim di Turin dan dengan gaji sebesar Rp 571 miliar per musimnya. Kepindahan ini menjadi rekor termahal bagi seorang pesepakbola berusia lebih dari 30 tahun serta angka terbesar yang pernah diterima Los Blancos.

Kepindahan ini menjadi kepastian setelah sebelumnya ia berulang kali digosipkan akan meninggalkan Santiago Bernabeu. Pada akhir 2016 silam beredar kabar yang menyebutkan Cristiano ditaksir sebuah klub asal Liga Super Tiongkok dengan banderol sebesar Rp. 4,2 triliun. Namun hingga jendela transfer ditutup, kabar tersebut tidak jua terwujud.

Kini CR7 menghentikan sembilan musim merumput di Liga Spanyol, dan membantu El Real menyabet empat titel Liga Champions dengan total 450 gol sepanjang kariernya di negara Matador tersebut. Dengan pencapaian dan rekor-rekor yang ia buat, tidak heran jika Liga Spanyol diyakini akan kehilangan dirinya. Namun betul kah?

Presiden LFP selaku operator La Liga, Javier Tebas yakin kepergian Ronaldo tidak akan memberikan dampak apapun terhadap pamor kompetisi. Padahal sebagaian masyarakat menyakini akan ada banyak fans yang meninggalkan Madrid dan hijrah ke La Vecchia Signora karena sosok idolanya hengkang.

Walau demikian Tebas mengakui jika sosok Cristiano memang mempunyai massa yang besar dan memiliki nilai jual tinggi di mata sponsor.

“Kami bekerja agar kepindahan seperti itu tidak memberikan dampak apapun,” ucap Tebas seperti dikutip dari Marca.

“Jika sebelumnya kekhawatiran saya sembilan dari 10, sekarang rasionya hanya empat dari 10. Sekarang tidak [khawatir] seperti itu lagi dan kami telah banyak bekerja sehingga Liga Spanyol tidak tergantung pada bursa transfer.”

“Di Liga Spanyol kami lebih besar dibanding nama-nama pemain, seperti Real Madrid yang lebih besar dari nama Cristiano Ronaldo.”

Walau berkontribusi banyak, tapi apa yang dikatakan Javier Tebas ada benarnya juga. Di skuat Madrid ada Sergio Ramos, Karim Benzema, Raphael Varane dan Luka Modric serta Toni Kroos yang juga memiliki peran. Singkat kata: sepakbola adalah olahraga kolektivitas antarindividu.

Dampak Finansial

Madridista mungkin teringat dengan peran Alfredo Di Stefano yang mewariskan kesuksesan besar di Santiago Bernabeu. Tapi apakah dengan hengkangnya Di Stefano Madrid melempem? Tidak. Buktinya satu dekade setelah almarhum hengkang, ada enam trofi Liga Spanyol, tiga piala Copa Generalismo (Copa del Rey) dan satu gelar Piala European (Liga Champions). Begitu pun dengan hengkangnya Cristiano Ronaldo.

Memang harus diakui bahwa pesepak bola asal Portugal itu memberikan dana besar ke kas klub. Seperti diberitakan oleh Forbes SportMoney Index, eks Manchester United itu duduk di peringkat kelima dan Real Madrid sebagai klub ada di posisi ketujuh, mengapit Lionel Messi. Lalu hubungannya apa? Hubungannya adalah setiap produk yang diiklankan oleh Cristiano, ada sekian persen yang masuk ke kas klub.

Bisakah Cristiano meraup pendapatan besar seperti kala masih berada di Madrid? Bisa, dengan syarat Juventus mampu tampil ciamik di kompetisi domestik dan Eropa sehingga sponsor akan dengan senang hati menjalin kerja sama. Logikanya, untuk apa sponsor mengontrak mahal-mahal seorang pemain yang kerap gagal membawa timnya juara dan mendapatkan ekspos besar dari media atas prestasi di atas lapangan?

Buktinya nilai akun media sosialnya mengalami peningkatan menjadi Rp13,4 triliun tidak lama setelah memenangi trofi Liga Champions 2017, seperti diberitakan oleh Forbes. Angka tersebut merupakan taksiran atas interaksi (likes, komen, share) dan jumlah pemirsa video di setiap unggahan di media sosial. Bayangkan, di 2017 saja ada 927 juta interaksi di unggahan media sosial, yang bagi sponsor itu jadi celah untuk mempromosikan produknya.

Bagi Juve, uang sebesar Rp1,6 triliun dianggap sebagai modal untuk meraup keuntungan dan kesuksesan di atas lapangan di kemudian hari. Tapi pertama-tama mereka harus melepas beberapa pemain terlebih dahulu agar neraca keuangannya sehat.

Bagaimana Liga Spanyol?

Bursa transfer musim panas 2018 menjadi periode yang menyedihkan bagi penikmat sepak bola. Bagaimana tidak, selain hengkangnya Cristiano Ronaldo, ada juga Fernado Torres dan Andres Iniesta yang mencari peruntungan di Liga Jepang. Kapten Atletico Madrid Gabi Fernandez dipastikan bermain di Liga Qatar bersama Al Sadd, pensiunnya Xabi Prieto dan mundurnya Zinedine Zidane dari kursi kepelatihan Real Madrid.

Javier Tebas merasa hengkangnya beberapa ikon La Liga tidak serta merta membuat Liga Spanyol kehilangan daya tariknya. Ia pun menjadikan Liga Inggris sebagai contoh nyata akan tingginya pembayaran hak siar tapi kerap kalah dengan klub-klub Liga Spanyol di kompetisi Liga Champions.

“Itu akan terlalu menyederhanakan pasar internasional,” tambah Tebas, yang merujuk kemungkinan adanya potensi masalah dengan hengkangnya Cristiano.

“Liga Inggris selalu jadi peraup hak siar paling tinggi dan mereka tidak memiliki pemain-pemain terbaik dan juga klub-klub terbaik. Hak siar televisi tidak bekerja seperti itu [tergantung pada seorang pesepak bola saja].”

“Tidak ada negara yang berkata kepada saya bahwa mereka akan menurunkan penawaran [hak siar] karena tidak adanya Cristiano atau [Lionel] Messi. Mereka membeli [hak siar] kompetisi [secara utuh].”

“Cristiano hengkang dan pemain [hebat] lainnya akan datang. Namun semua [pemegang hak siar] telah memperbaharui [kontrak] tanpa mempermasalahkan apakah satu atau dua pemain hengkang.”

Satu hal yang harus jadi pertimbangan adalah turunnya jumlah penonton di stadion-stadion pada musim lalu. Seperti dikutip dari Marca, ada penurunan 3,3 persen di musim 2017/2018, dengan jumlah 10.173.142 penonton, atau berkurang 318.000 orang dari musim sebelumnya.

Sebetulnya penurunan ini tidak lah mengkhawatirkan, sebab seperlima dari berkurangnya jumlah penonton berasal dari pertandingan tertutup antara Barcelona dan UD Las Palmas di Camp Nou demi alasan keamanan kala referendum kemerdekaan Katalunya didengungkan.

Namun dalam kaitannya dengan Cristiano Ronaldo, klub-klub Liga Spanyol selalu menaikkan harga tiket tiap kali Real Madrid (dan juga FC Barcelona) melakukan laga tandang. Alasannya jelas, bisa menyaksikan permainan tim besar bertabur bintang melawan tim ‘lokal’, sembari berharap bisa menonton dengan mata kepala sendiri Madrid (dan Barca) tumbang di markas lawan.

Real Madrid tetap lah Real Madrid. Sebuah tim raksasa Spanyol yang akan selalu menjadi salah satu magnet bagi pesepak bola hebat dan juga suporter di seluruh jagad raya. Kehilangan Cristiano Ronaldo tidak serta merta membuat sebutan Los Galacticos sirna. Akan selalu ada pemain baru yang mengisi kekosongan tersebut. Yang jadi pertanyaan besar adalah siapa orangnya?