CEO Premier League yang dipastikan keluar dari jabatannya, Richard Scudamore, akan mendapatkan hadiah berupa pembayaran uang yang dihitung selama tiga tahun. Tapi ternyata hal ini memunculkan rentetan kontroversi dari beberapa pihak suporter, yang mengutuk jumlah uangnya yang terlalu besar.
Di sisi lain, Scudamore sendiri nanti akan digantikan oleh bos Animal Planet, Susanna Dinnage, pada bulan depan. Namun, meski nanti telah turun dari jabatannya, ia akan tetap dipertahankan sebagai penasihat, dan menerima pembayaran ‘sebagai bentuk pengakuan atas pekerjaannya yang luar biasa yang telah ia lakukan’ sebesar 5 juta paun, dan semua keputusan ini telah didukung oleh 20 klub Premier League.
Selain itu, pria berusia 59 tahun tersebut juga akan menandatangani satu set kontrak “non-compete clauses” yang bentuknya komprehensif, yang memastikan ia tidak dapat bergabung dengan organisasi serupa selama masih dalam periode sesuai kesepakatan. Maka hal ini akan memastikan bahwa Scudamore resmi turun dari posisinya, namun tetap berperan dari balik layar Premier League.
“Liga Premier ingin merekam rasa terima kasihnya kepada Richard atas kontribusinya yang luar biasa untuk keberhasilan liga ini. Richard telah memberikan kontribusi yang luar biasa untuk sepakbola Inggris,” tutur ketua eksekutif Tottenham, Daniel Levy.
“Liga Premier adalah liga yang paling banyak peminatnya di dunia, dan dia memiliki pengetahuan dan pengalaman yang unik. Ini semua akan menjadi manfaat berkelanjutan untuk Liga Premier selama tiga tahun ke depan.“
“Kami semua sangat mendukungnya. Dan pembayaran yang diberikan kepadanya sudah benar-benar adil. Pembayarannya telah didiskusikan sebelumnya, dan Liga Primer telah membuat keputusan terakhirnya. Hadiah uang ini sudah sangat pas untuk kontribusinya.”
Namun kendati begitu, terdapat kritik yang keras terhadap kesepakatan kontrak Scudamore, yang dibayar dengan jumlah yang sangat besar menurut para suporter Premier League. Jumlah yang diterima Scudamore tersebut diperkirakan total lebih dari 26 juta paun jika dihitung sejak ia mengambil alih peran sebagai CEO dari tahun 1999.
Bahkan, The Football Supporter’s Federation menggambarkan jika pembayaran untuk Scudamore adalah bayaran yang “sangat tidak disukai” oleh para suporter. Sementara itu, ada pula kelompok Liverpool Spirit of Shankly yang mengatakan bahwa sebagian besar suporter akan lebih melihat dan menilai pemberian hadiah seperti itu sebagai satu bentuk ‘keserakahan’ dari seorang penguasa.
“Bayaran untuk Richard Scudamore sangat memalukan. Saran kami adalah bahwa setiap klub harus memasukkan seperempat juta paun lagi dengan tambahan cemooh dan kemarahan. Para suporter memiliki loyalitas, dan masalah ini menyatukan kami semua untuk melakukan suatu kecaman secara kompak,“ tutur salah satu suporter dari kelompok Spirit of Shankly.
“Mereka yang terlibat dalam keputusan ini harus menghabiskan waktu di rumah dan perjalanan mereka dengan diam-diam, serta merefleksikan efek dari pembayaran ini. Mereka harus menggantung kepala mereka sendiri karena mereka harus merasa malu.“
“Memberinya hadiah uang hanyalah menambah kekayaan pribadinya saja. Mereka (Premier League) telah sangat kaya setelah menggunakan uang dari semua klub, dan kami para suporter hanya bisa memohon dan meminta penjelasan soal kekayaan semacam itu. Itu jelas satu aturan yang harus mereka punya selama menjadi penguasa.”
Sebenarnya pantaskah Richard Scudamore menerima 5 juta paun?
Turunnya Richard Scudamore dari kursi CEO-nya memang kian terasa canggung, di samping janji-janji manis yang telah ia buat untuk membenahi akar rumput lapangan sepakbola di Wembley setelah sempat rusak dalam beberapa bulan terakhir.
Namun, sebenarnya hal seperti itu tidak terlalu bermasalah. Karena yang lebih bermasalah adalah, ‘kenapa para suporter harus mempersoalkan 5 juta paun pemberian Premier League kepada Scudamore –di atas segala prestasinya– yang memilih untuk meninggalkan pekerjaannya pada bulan depan (Desember)?’
Padahal jika ingin lebih membuka pikiran lebih luas lagi, sampai sekarang belum pernah ada orang yang menjadi seperti Scudamore di Premier League. Tapi kenapa karena kepergiannya yang dibalut dengan pemberian 5 juta paun ini harus dianggap sebagai bentuk yang sangat kontroversial?
Semua rencana pensiunnya ini sebenarnya sudah berjalan dengan sangat baik. Malah kebanyakan pihak lain selain suporter telah menyambut berita tentang Scudamore dengan rukun, dan bahkan tidak sedikit pula yang mengakui kontribusinya untuk Premier League.
Nama Scudamore sendiri sebenarnya mulai marak muncul di media akibat konfrontasinya yang memulai perang dengan FA soal masalah rumput Wembley yang rusak. ‘Perang’ adu gagasan ini lalu terus ada dan berlarut-larut, maka hal inilah yang membuat pria asal Inggris itu mengeluarkan janji-janjinya kepada publik agar segera membereskan masalah rumput itu.
Tapi masalah ini tidak ada hubungannya dengan semua catatan utama prestasinya selama ini. Menggelembungnya uang hak siar selama masa kepemimpinannya, telah menutup semua persoalan sepele –seperti masalah di atas– yang menodai rekam jejak kariernya. Oleh karena itu, pemberian 5 juta paun dari Premier League hanyalah sebagai simbol apresiasi atas pencapaian besarnya, dan bukan sebagai bentuk keserakahan atau ketamakannya sebagai penguasa.
Malah menurut salah seorang penulis blog di The Guardian, David Conn, mengatakan bahwat tak seorang pun –termasuk mereka yang tidak menyukainya– pernah mengatakan jika Richard Scudamore tidak kompeten dan tidak professional dalam ketelitiannya mempertahankan masa jabatannya yang panjang. Jelas sekali jika hal seperti ini memperlihatkan kepada semua pihak kalau hadiah kepada Scudamore berupa uang sebesar 5 juta paun memang pantas diberikan.
Catatan sumbangsih Richard Scudamore kepada Premier League
Richard Scudamore dianggap oleh Football League –di mana ia juga sebelumnya pernah menjabat sebagai kepala eksekutif disitu– sebagai orang yang sangat memahami permainan bisnis liga sepakbola. Bahkan saat ia berjuang keras menghadapi 72 klub di depannya, ia selalu bersikeras menyoal sebuah perubahan yang sesuai dengan Premier League demi masa kejayaan (dan juga tentunya pundi-pundi uang).
Dalam pernyataan pengunduran dirinya, ia juga dengan murah hati mengucapkan terima kasih kepada staf Premier League untuk sisi profesionalisme, kesopanan, dan kesenangan mereka selama ini. Ia juga sangat mengapresiasi para rekannya yang telah berkembang dengan pesatnya, dan ia tampak sangat menyukai dan mengagumi semua bentuk perubahan seperti itu.
Scudamore juga selalu tetap menjadi pendukung setia dari Football Foundation, yang telah mendistribusikan uang ke fasilitas dan proyek akar rumput liga Inggris. Bahkan ia selalu bermain pintar dengan otak politiknya, berupa janji spesialnya pada 1999, untuk menyumbangkan 5% dari pendapatannya ke Premier League, dan perlu diketahui, bahwa semua janji-janjinya itu benar-benar ia laksanakan.
Hal seperti ini tidak pernah terjadi selama era Premier League –bahkan sampai sekarang. Figur senior yang telah diakui pihak liga Inggris itu kemudian menjadi penyumbang 5% dari kesepakatan hak siar. Meskipun ada sebuah argumen yang mengatakan bahwa persentase sumbangsihnya hanya berlaku untuk hak siar domestik, dan bukan hak siar dengan skala internasional. Tapi itu semua tidak masalah karena yang terpenting janjinya benar-benar ditepati.
Saat ini, terdapat jumlah sebesar 100 juta paun untuk fasilitas dan proyek akar rumput lapangan, yang jika dipresentasekan berjumlah 3,6% dari pendapatan hak siar tahunan sebesar 2.8 miliar paun. Namun, jumlah uang sebesar itu masih belum dipakai sesuai dengan tujuannya, di tengah-tengah ambruknya proposal penjualan stadion Wembley yang diajukan oleh FA.
Maka untuk sementara, saat ini beberapa pihak yang sempat bekerja dengan Richard Scudamore sedang membujuk Premier League agar bisa tetap memasukkan 5% biaya mereka ke dalam fasilitas akar rumput selepas pemberhentian penuh jabatan Scudamore sebagai CEO. Ini semua juga sekaligus memperjelas bahwa Scudamore telah bertanggung jawab penuh untuk membangun keutuhan semua aspek di Premier League.
Beberapa orang mungkin mengamati bahwa Scudamore beruntung berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat dengan memiliki aset jutaan paun yang saat ini ia miliki, dengan mengeksploitasi kecintaan orang-orang Inggris terhadap klub kesayangan mereka yang berlaga di Premier League. Padahal sebenarnya, semua aset yang ia punya itu adalah hasil jerih payah yang sewajarnya ia terima.
Memang benar, Richard Scudamore juga bergantung memiliki penasihat dan konsultan selama ia bekerja sebagai CEO, akan tetapi, ia mengemas semua pekerjaannya itu dengan sangat kompeten, dan bahkan membuat Premier League memiliki hal spesial dengan banyak tantangan istimewa di dalamnya. Premier League telah dibuat semakin seru dengan bentuk kompetisinya yang sangat kompetitif.
Jadi, wajar kalau para petinggi dan CEO klub-klub Premier League sangat menghargai jasanya, dan mengapresiasi pemberian 5 juta paun, yang mereka anggap sebagai bentuk penghargaan atas bakat ‘menyilaukannya’ selama ini. Pria itu telah bekerja sepenuh hati untuk bersaing dengan para pesaing liga di Eropa, demi mendapatkan jumlah hak siar dan perhatian dunia.
Maka seharusnya, semua pihak dari segala sisi Premier League harus mengakui, bahwa mereka bersyukur telah sempat memiliki CEO liga domestik yang sudah menciptakan cerita menawan selama hampir 20 tahun lamanya. Dan bukan malah mengolok-olok pemberian hadiah sebagai bentuk apresiasi atas karyanya.
Catatan redaksi: Kutipan dilansir dari The Guardian