Akuisisi Aneh Dagenham and Redbridge dan Potensi Derby Baru di Premier League

Foto: barkinganddagenhampost.co.uk

Premier League selalu menyilaukan bagi para investor untuk berinvestasi. Sebut saja Roman Abramovich di Chelsea dan Keluarga Glazer di United. Tercatat hanya ada tujuh klub yang saham mayoritasnya dimiliki orang asli Inggris. Mereka adalah Newcastle United, Huddersfield Town, West Ham, Crsytal Palace, Brighton and Hove Albion, Everton, dan Burnley. Sisanya dimiliki investor dari China, Amerika Serikat, Rusia, Uni Emirat Arab, bahkan Malaysia dan Thailand.

Pengusaha dari Amerika Serikat paling banyak menjadi pemegang saham mayoritas di klub Premier League. Ada empat klub yang saham mayoritasnya dimiliki oleh pengusaha Amerika Serikat, yakni Liverpool, Manchester United, Fulham, dan Arsenal. Dari data tersebut, tampak para investor Amerika Serikat memilih berinvestasi di klub papan atas.

Namun ada yang tidak biasa di akhir pekan lalu. Tim Howard, mantan penjaga gawang Everton, berinvestasi di sebuah klub bernama Dagenham & Redbridge. Kesebelasan ini berkompetisi di Nation League atau Divisi Kelima dan baru berdiri pada 1992. Howard pun mengajak dua temannya, Craig Unger dan Peter Freund.

Dua nama tersebut asing di Inggris apalagi dunia sepakbola. Namun keduanya cukup tenar di Amerika Serikat. Craig Unger adalah jurnalis ternama di Amerika Serikat, sekaligus jurnalis kesayangan George W. Bush. Unger sendiri telah menulis enam buku dan buku terkenalnya yakni, “The Fall of The House of Bush”, sudah terjual jutaan kopi di seluruh Dunia.

Sedangkan nama Peter Freund jelas tidak asing bagi penikmat bisbol. Ia adalah pemilik saham minoritas di klub New York Yankees dan Memphis Redbirds. Memphis Redbirds sendiri berafliasi dengan St. Louis Cardinals.

Semua terkejut ketika Unger dan Freund berinvestasi di Dagenham. Bahkan Direktur Operasional Dagenham and Redbridge, Steve Thompson, masih kesulitan menjelaskan kronologis bagaimana Freund, Unger, dan Howard, mengakuisisi klubnya.

“Ini benar-benar aneh, saya tidak yakin bagaimana itu terjadi,” ujar Thompson di The Guardian.

Menurutnya semua bermula pasca Piala FA 2016 silam saat Dagenham menghadapi Everton di ajang Piala FA. Setelahnya yang Thompson ingat adalah ia menemuis Steve Horowitz yang merupakan konsultan Inner Circle Sports. Steve Horowitz sebelumnya juga berjasa menjadi konsultan untuk pengakusisian Liverpool oleh FSG.

Setelahnya, Horowitz memperkenalkan Thompson dengan Peter Fraund. Singkat cerita, Freund bersama dengan Unger mengakuisisi Dagenham sebanyak 59%. Akuisisi yang dilakukan oleh Fraund sebenarnya seperti mendapatkan durian runtuh bagi Dagenham. Pasalnya, Dagenham sempat kesulitan masalah finansial pasca pemegang saham mayoritas mereka, Glyn Hopkin, sudah angkat tangan untuk memberikan suntikan finansial.

Peter Freund sendiri sebelumnya sempat dikabarkan akan mengakuisisi Aston Villa dengan dana 75 Juta Paun. Bahkan Birmingham Mail meyakini kesepakatan lisan sudah terjalin antara Nassef Sawiris. Namun ternyata Freund memilih menginvestasikan uangnya di klub divisi lima, Dagenham. Bagi Freund dan Unger investasi ini merupakan investasi jangka panjang bagi keduanya, sedangkan Tim Howard juga memiliki peran besar selain finansial.

Howard jelas kenyang pengalam di sepakbola Inggris, satu dekade lebih bermain di Premier  League jelas bukanlah hal yang bisa dianggap sebelah mata. Peter Taylor, mantan Chairman Leicester City, menjelaskan peran Howard dalam trio investor Dagenham ini. “Howard akan menjadi sosok penting, ia sudah bermain lebih dari sepuluh tahun disini, pengalamannya jelas membantu kedua owner lainnya untuk memberikan penjelasan bagaimana sepakbola bekerja”, ujar Peter Taylor.

Bagi Dagenham sendiri, kehadiran ketiganya jelas memberikan angin segar bagi kelangsungan klub ini. “Kami akan berkembang, tidak secara besar-besaran namun melalui proses, tentu saja kami tidak akan melakukan perombakan besar-besaran di sini,” ujar Thompson.

Kini Dagenham sedang bersusah payah di klasemen sementara National League saat ini. Mereka ada di posisi ke-22 dari 24 klub. Tentu hadirnya tiga investor jelas akan memberikan suntikan secara moral bagi klub kecil dari timur London ini.

Target terdekat tentu bisa bertahan atau setidaknya promosi ke League Two. Namun dengan visi jangka panjang investor demi klub ini,  bukan tidak mungkin dalam 5-10 musim ke depan kita akan melihat derby London tambahan antara Dagenham menghadapi klub London terdekat dari mereka, Chelsea.