Liga sepakbola divisi tertinggi Jerman, Bundesliga, harus diakui bukanlah primadona di negeri kita tercinta. Mayoritas penikmat si kulit bundar ini masih menyasar Liga Primer Inggris dan juga Serie-A Italia sebagai tontonan wajib akhir pekan. Ditambah lagi La Liga, meski kebanyakan hanya menyaksikan Barcelona atau Real Madrid saja.
Menoleh ke belakang, Bundesliga sempat dipopulerkan oleh televisi swasta RCTI menjelang helatan Piala Dunia 2006. Penulis ingat sekali, bagaimana tayangan Serie-A yang saat itu menjadi primadona, tiba-tiba digantikan oleh Liga Jerman, yang notabene saat itu klub yang populer di tanah air hanyalah Bayern Munchen. Ditambah, era internet belumlah merata pada saat itu. Sehingga, hasilnya bisa ditebak kalau keinginan dari televisi swasta tertua di Indonesia tersebut gagal total dan siarannya dihentikan ditengah jalan.
Perlahan, tahun demi tahun taji Bundesliga sebagai liga sepakbola dengan pembinaan terbaik di dunia dan melahirkan tim nasional sepakbolanya yang selalu konsisten di ajang FIFA atau UEFA perlahan naik. Bukan karena prestasi mereka semata, melainkan adanya kesadaran dari penyelenggara kompetisi Bundesliga untuk melakukan pembenahan. Mereka sadar, kualitas yang baik tanpa adanya strategi pemasaran yang baik sama dengan nol besar.
Berita baik pun datang pada musim ini. Bundesliga dan juga tim nasional Jerman yang sebelumnya tidak bisa dimainkan pada seri game Football Manager, akhirnya bisa dimainkan oleh para penggila sepakbola!
Berita ini seolah menjadi oase di tengah kekeringan bagi maniak permainan simulasi manajer sepakbola. Bagaimana tidak, kabar ini seakan memberikan momentum yang tepat. Bundesliga di beberapa musim terakhir ini, rajin mencatatkan wonderkid atau tim-tim kejutan. Tentunya, ini menguntungkan bagi seluruh pihak, baik klub, pengembang game, maupun pecinta sepakbola.
Di musim ini, hingga pekan ke-10, menampilkan persaingan ketat justru dari klub-klub yang tidak diprediksi sebelumnya. Ada nama Dortmund, Borussia Moenchengladbach, Bayern Muenchen (tentunya), RB Leipzig, dan Eintracht Frankfurt. Nama terakhir, mengejutkan dengan mencuatnya duo penyerang mereka yakni Luka Jovic dan Sebastian Haller.
Bahkan, laman resmi Bundesliga mengumumkan berita baik ini (3/11). Tak hanya menginformasikan soal kerja sama mereka dengan pengembang game FM19, Sports Interactive & SEGA, laman Bundesliga juga memberikan tips siapa-siapa saja wonderkid yang wajib kalian kontrak bila memainkan seri terbaru Football Manager ini. Mereka di antaranya Leon Bailey dari Bayer Leverkusen, Christian Pulisic dari Dortmund, dan Mickael Cuissance dari Gladbach. Nama-nama yang tidak asing bagi kalian yang memeinkan seri FM terdahulu.
Dengan kerjasama ini, tentunya akan ada sesuatu yang spesial, dan kalian tidak perlu melaukan manipulasi pada editor data game Football Manager lagi untuk bisa melihat nama-nama klub yanng sudah lebih dari satu dekade terlihat aneh, seperti Gelsenkirchen untuk Schalke, misalnya.
Situs resmi Football Manager pun mewartakan kalau lisensi ini membuat tim-tim yang akan kalian tukangi akan mendapatkan tampilan logo klub, jersey, dan juga foto pemain, serta nama-nama kompetisi resmi yang semuanya berlaku untuk tim Bundesliga dan Bundesliga 2.
Tentunya kalian akan langsung tertantang bagaimana mematahkan dominasi Bayern dengan melatih Frankfurt misalnya, atau membawa Hamburg SV melakukan back-to-back promotion, atau bahkan membawa FC Union Berlin merasakan ketatnya atmosfer Bundesliga, jika kalian cukup hipster tentunya.
Selain kabar terbaru dari kerjasama Football Manager dan Bundesliga, yang membuat kalian akan tidak sabar untuk memainkan seri game terbaru dari FM adalah ditambahkannya teknologi VAR dan goal-line technology. FM edisi terbaru ini juga menambahkan simulasi latihan yang bisa kalian pantau seprti saat melakukan pertandingan dan juga adanya preset taktik yang belum pernah ada pada seri sebelumnya.
Jadi bagi kalian yang pemula dan baru akan membeli FM edsi terbaru ini, tidak usah pusing memikirkan strategi dan filosofi bermain. Cukup memilih apakah akan melakukan strategi Cattenacio a la Italia, filosofi Gegenpressing yang dipopulerkan Juergen Klopp, Tiki Taka a la Guardiola, atau bahkan Route One seperti yang populer di tanah Britania hingga era 90-an, dan masih banyak lagi.
Bagi Bundesliga, kerja sama ini tentunya akan menambah nilai jual mereka. Terbukti, nilai hak siar mereka yang naik hampir 2 kali lipat dari sebelumnya 2,5 miliar Euro di tahun 2016 silam, kini meningkat hingga 4,6 miliar Euro di tahun ini. Bagi SEGA dan Sports Interactive sebagai pengembang game ini, tentunya akan mendongkrak penjualan.
Pertanyaannya, seberapa jauhkan para penikmat sepakbola lebih jauh untuk menikmati sensasi Bundesliga? Membeli Football Manager 2019 mungkin adalah jawabannya. Karena jika cinta adalah permainan, maka bermain (FM) lah dulu sebelum kalian merasakan cinta yang sebenarnya.
Picture source: footballmanagerblog