Bursa Transfer merupakan salah satu momen yang biasanya ditunggu-tunggu para penggemar sepakbola. Soalnya, di bursa transfer-lah biasanya nasib atau masa depan sebuah klub bisa terlihat.
Bursa transfer bisa menjadi penting bagi klub untuk menambal area yang terasa kurang. Bursa transfer juga bisa menjadi sarana klub dalam mendulang uang.
Apa Itu Bursa Transfer?
Bursa Transfer merupakan jangka waktu yang ditetapkan oleh operator liga, di mana para pemain bisa berpindah kesebelasan. Di kompetisi sepakbola top Eropa, bursa transfer biasanya dibuka dua kali dalam satu musim, yakni di awal kompetisi, dan di pertengahan kompetisi.
Bursa transfer di liga top Eropa biasanya dimulai pada Juni hingga Agustus, lalu dilanjut pada Januari tahun selanjutnya. Ini terjadi karena liga top Eropa dimulai pada Agustus dan berakhir pada Juni tahun setelahnya. Sementara itu, liga di Asia maupun MLS biasanya dimulai pada awal tahun dan berakhir pada akhir tahun. Ini membuat Bursa Transfer dibuka pada awal dan pertengahan tahun. Intinya, pembukaan bursa transfer tergantung dari kapan liga tersebut dimulai.
Kapan bursa transfer ditutup? Di liga top Eropa biasanya ditutup pada 31 Agustus tengah malam. Akan tetapi, apabila tanggal tersebut jatuh pada hari libur, maka ditutup pada September.
Namun, lagi-lagi ini bergantung pada operator liga selaku pengelola. Di Eropa, sejumlah liga top biasanya ditutup bersamaan. Namun, di Inggris, bursa transfer ditutup sehari sebelum liga dimulai. Waktunya pun bukan tengah malam, melainkan pukul lima sore.
Bagaimana Bursa Transfer Bekerja
Bursa transfer seringkali menghadirkan istilah maupun cerita yang rumit. Seperti misalnya dalam transfer Antoine Griezmann dari Atletico Madrid ke Barcelona. Ada konflik yang terjadi di dalamnya, dan tentu saja, melibatkan uang besar.
Untuk memahami bursa transfer sejatinya kita harus melihat pesepakbola dalam sudut pandang karyawan sementara klub adalah perusahaan. Pesepakbola bukanlah PNS yang dikontrak hingga pensiun. Klub, biasanya memberi kontrak berjangka yang menjadikan pesepakbola sebagai karyawan dengan Perjanjian Kerja dengan Waktu Tertentu (PWKT) alias karyawan kontrak.
Pesepakbola harus mematuhi segala hal yang ada di dalam kontrak, termasuk durasi kerja. Ada yang diberikan waktu satu tahun dengan opsi perpanjangan kalau kerjanya bagus, ada pula yang diberikan kontrak jangka panjang selama lima tahun.
Di saat durasi kontrak masih berlaku inilah, seringkali ada perusahaan lain yang ingin merekrut si karyawan. Di dalam kontrak, biasanya terdapat opsi, bahwa apabila karyawan ingin keluar, maka ia harus membayar sisa nilai kontraknya. Nilainya bervariasi, ada perusahaan yang menetapkan sisa gaji, adapula yang menggandakan nilainya.
Karyawan biasanya tak punya uang sebanyak itu untuk membeli sisa kontrak mereka. Maka, yang biasa menebusnya adalah perusahaan baru yang akan merekrutnya. Dan ini yang biasa terjadi di sepakbola.
Nilai transfer yang biasa disebut media adalah biaya yang dikeluarkan klub A untuk membeli sisa kontrak si pemain dari klub B. Artinya, nilai transfer tersebut mengalir dari klub ke klub. Ini mestinya yang dijadikan dasar untuk tak menilai pemain berdasarkan nilai transfernya, karena uang transfer tersebut tidak diberikan kepada pemain, melainkan kepada klub terdahulu.
Tentu saja, ada banyak intrik dalam penetapan nilai transfer ini. Ada yang sengaja dimurahkan agar urusan pajaknya lebih mudah, ada yang sengaja dibesarkan agar melampaui aturan Financial Fair Play.
Dalam pembayaran nilai transfer pun seringkali uang tidak murni diberikan klub. Agen pemain juga terkadang mendapatkan persenan dan uang tersebut. Tidak jarang pula ada pemain yang ikut mendapatkan untung.
Proses Bursa Transfer
Untuk memahami proses bursa transfer, kita ambil contoh transfer Zlatan Ibrahimovic dari Inter Milan ke Barcelona. Di fase awal, Barcelona biasanya melakukan penjajakan awal. Secara moral, Barcelona tak boleh menghubungi si pemain secara langsung. Segalanya harus dilakukan lewat klub, karena pemain tersebut masih terikat kontrak dengan klubnya.
Barcelona tidak mungkin secara tiba-tiba, atau iseng, ingin membeli Zlatan. Ada proses internal di klub. Apakah merupakan rekomendasi pelatih, atau sudah berdasarkan perhitungan Director of Football. Setelah rekomendasi ini disetujui dewan klub, baru mereka mulai bergerak dan “bertanya” kepada Inter Milan.
Saat “ditanya” inilah klub biasanya memberikan dua jawaban. Yang pertama adalah nilai transfer yang dikehendaki, yang kedua adalah penolakan.
Dalam kasus Zlatan, Inter awalnya memberi penolakan. Namun, setelah lobi dari agen Zlatan, Mino Raiola, Inter melunak dan memberikan nilai transfer yang mereka kehendaki.
Apabila kedua klub sudah mendapatkan kesepakatan, kini tinggal giliran klub baru dengan sang pemain untuk membicarakan kontrak. Pembicaraan ini umumnya dilakukan dengan agen pemain. Yang paling utama dibicarakan adalah soal durasi kontrak, gaji, dan klausul di dalam kontrak, macam klausul pelepasan, presentase kenaikan gaji pertahun, sampai insentif yang didapat bila pemain tersebut mencetak gol.
Kalau kontrak sudah disetujui, pemain akan melakukan tes medis. Ini penting karena sebagai atlet, kondisi fisik mereka amat menentukan apakah mereka akan bersinar atau malah redup dan tenggelam. Tentu, klub baru tak mau kalau pemain yang baru mereka kontrak sakit-sakitan atau malah tengah cedera parah.
Setelah lolos tes medis, baru pemain akan diperkenalkan ke media. Kalau pemainnya sudah punya nama, ia akan dikenalkan di hadapan suporter di stadion, sembari melakukan juggling.
Di sini proses dalam teknis sepakbolanya sudah selesai. Akan tetapi, bisa jadi prosesnya masih berlanjut di luar teknis sepakbola. Sebagai contoh di Inggris di mana pesepakbola dari luar Uni Eropa harus mendapatkan izin kerja dari kementerian terkait.