Jangan Kalah dari Liverpool Kalau Tak Mau Dipecat

Foto: Hitc.com

Dipecatnya Jose Mourinho pada Selasa (18/12) lalu, kian menguatkan argumen bahwa kekalahan dari Liverpool bisa menjadi akhir karier manajer di klub tersebut. Soalnya, Mourinho pun dipecat usai kalah 1-4 di Anfield.

Entah kebetulan atau tidak, tapi sejumlah manajer dipecat usai kalah dari Liverpool. Bahkan, khusus Jose Mourinho, ia punya catatan tak menyenangkan setiap kalah dari Juergen Klopp!

Dipecatnya Mourinho memang mengejutkan karena sejumlah pihak menganggap manajemen klub masih bisa bersabar. Apalagi, sebelumnya memang ada pernyataan dari beberapa pihak, termasuk agen Mourinho, Jorge Mendes, yang menegaskan komitmen Mou untuk bertahan di Old Trafford.

Selain itu, dipecatnya Mourinho juga seperti tidak memerhatikan jadwal pertandingan United yang akan menghadapi jadwal pada Desember ini. Memang, lawan yang akan dihadapi United hanya kesebelasan papan tengah macam Cardiff City, Huddersfield, Bournemouth, dan Newcastle United. Akan tetapi, hasil buruk dianggap bisa memengaruhi perjalanan MU ke depannya di musim ini. Sehingga menjadi wajar kalau Liverpool dianggap sebagai “biang keladi” dipecatnya Mourinho yang sudah berada di kursi manajer United sejak Mei 2016.

Mimpi Buruk Slavisa Jokanovic

Sebelum Mourinho, Liverpool juga pernah memakan korban. Yang terbaru adalah manajer Fulham, Slavisa Jokanovic. Pada 11 November 2018, Jokanovic bertandang ke Anfield. Jelang pertandingan tersebut, Fulham memang tengah berada dalam masa yang buruk. Mereka sudah kalah enam kali di semua kompetisi. Kemenangan terakhir baru mereka rasakan pada 25 September, itu pun melawan Millwall di Piala Liga Inggris.

Dalam pertandingan yang diwasiti Paul Tierney tersebut, gawang Fulham yang dikawal Sergio Rico bobol dua kali. Mohamed Salah mencetak gol pertama Liverpool pada menit ke-41, sementara Xherdan Shaqiri mencetak gol kedua pada menit ke-53.

Tiga hari kemudian, Fulham mengumumkan bahwa mereka memecat manajer berkebangsaan Serbia tersebut. Fulham pun langsung menunjuk Claudio Ranieri sebagai manajer baru mereka. Padahal, Jokanovic adalah pahlawan Fulham ketika membawa mereka promosi musim lalu.

Namun, banyak yang mewajarkan pemecatan ini. Pasalnya, Shahid Khan, selaku pemilik Fulham telah menggelontorkan dana hampir 100 juta paun untuk pembelian pemain. Angka terbesar setelah Liverpool dan Chelsea. Hal ini membuat Jokanovic langsung berada dalam tekanan. Dan tentu, tujuh kekalahan beruntun bukanlah angka yang bagus buat manajer manapun.

Prospek Slaven Bilic yang Terhenti

West Ham United sebenarnya punya harapan yang tinggi pada Slaven Bilic yang mereka kontrak pada 9 Juni 2015 dengan durasi tiga tahun. Pada musim pertama, Bilic membawa West Ham ke peringkat ketujuh Premier League. Karena Manchester United menjuarai Europa League, West Ham pun mendapatkan jatah lolos ke Europa League musim selanjutnya.

Di musim pertama, West Ham memecahkan sejumlah rekor klub di era Premier League. Namun, di musim kedua, prestasi West Ham tetap stagnan dengan duduk di peringkat ke-11 dalam debut mereka di London Stadium.

Lalu, pada musim ketiga, tepatnya pada 4 November 2011, West Ham kalah 1-4 dari Liverpool. Dua hari kemudian, klub memutuskan memecat Bilic dan menggantinya dengan David Moyes. Bilic pun pergi sebagai manajer dengan jumlah poin terbaik yang pernah dimiliki West Ham United.

Namun, keputusan klub memecat Bilic juga terbilang wajar mengingat mereka baru mencatatkan dua kemenangan di Premier League 2017/2018 dan bertengger di peringkat ke-18. Mereka juga kalah di tiga laga awal Premier League. Meskipun demikian, kepergian Dmitri Payet dianggap menjadi salah satu sebab menurunya performa The Hammers.

***

Selain Mourinho, Jokanovic, dan Bilic, Liverpool juga menjadi aktor utama dipecatnya Francesco Guidolin dan Rene Meulensteen. Pada musim 2016/2017, karier Guidolin sebagai manajer Swansea City terhenti. Pemecatannya dilakukan setelah kekalahan 1-2 atas Liverpool di Liberty Stadium. Pemecatan ini merupakan buntut dari hasil buruk Swansea di musim tersebut yang membuat mereka duduk di peringkat ke-17.

Pada musim 2013/2014, giliran Meulensteen yang dilengserkan usai Fulham kalah 2-3 dari Liverpool. Sempat unggul dua kali, kemenangan di depan mata Fulham berakhir ketika The Reds membalas. Kekalahan ini membuat The Cottagers duduk di juru kunci Premier League.

Di musim yang sama pula, Andre Villas-Boas dipecat dari jabatannya sebagai manajer Tottenham Hotspur. Ia dipecat setelah kalah telah 0-5 di White Hart Lane. Padahal, kala itu, Villas-Boas disebut-sebut sebagai manajer muda potensial. Apalagi, Spurs juga masih berada di peringkat ketujuh dengan jarak yang tak begitu jauh dari top-four.