Jose Mourinho, Rekor Final Eropa dan Kekalahan dari Sevilla

Dijuluki sebagai The Special One oleh media Inggris, Jose Mourinho telah menjadi salah satu pelatih sepakbola paling berprestasi yang pernah ada, dan bahkan secara luas dianggap sebagai salah satu manajer terhebat sepanjang masa. Setidaknya 26 trofi juara menjadi bukti kemampuannya mengatur para pemain dari pinggir lapangan, selama hampir 23 tahun karier kepelatihannya sejak 2000 silam.

Dari negeri asalnya, Portugal bersama Benfica (2020), UD Leiria (2001-2002) dan Porto (2002-2004), dia terbang ke Inggris setelah sukses di turnamen paling bergengsi di daratan Eropa. Dia melanjutkan karier bersama Chelsea sampai 2007, lalu kembali lagi pada 2013-2015 setelah sempat melanglang buana ke Italia untuk Inter Milan (2008-2010) dan ke Spanyol menangani Real Madrid (2010-2013).

Pada musim panas 2016, Mourinho mengasuh Manchester United sampai 2018, sebelum dia pindah ke Tottenham Hotspur (2019-2021), dan saat ini menukangi AS Roma. Sepanjang masa itu, salah satu catatannya paling luar biasa adalah lima kali ke final turnamen Eropa dan tidak terkalahkan, sebelum final Liga Europa 2022/2023 melawan Sevilla di Puskas Arena, Budapest, Hungaria pada 31 Mei 2023.

***

Final Piala UEFA 2002/2003, Sevilla, Spanyol, 21 Mei 2003. Porto yang baru dilatih Mourinho sejak empat bulan sebelumnya lolos ke partai puncak. Dia memimpin tim sejak putaran keempat sebelum menantang klub Skotlandia, Celtic FC di final. Mereka pun berhasil menang 3-2 setelah extra time, setelah sempat unggul dua kali di babak pertama dan kedua. Inilah trofi Eropa pertama Mourinho.

Final Liga Champions 2003/2004, Gelsenkirchen, Denmark, 26 Mei 2004. Kesuksesannya berlanjut di musim berikutnya. Setelah menduetkan gelar juara liga dengan Piala EUFA, Mourinho mengulangnya lagi, tapi mengawinkannya dengan trofi Liga Champions. Dia membawa Porto menghancurkan wakil Prancis, AS Monaco tiga gol tanpa balas untuk merebut trofi Kuping Lebar pertama dalam kariernya.

Final Liga Champions 2009/2010, Madrid, Spanyol, 22 Mei 2010. Setelah lima tahun, Mourinho baru ke final Eropa lagi; gagal selama periode pertama di Chelsea. Kali ini, prestasinya luar biasa, meraih treble winners bersama Inter Milan. Setelah memenangkan Coppa Italia dan Scudetto Serie A, dia menjuarai trofi Liga Champions kedua usai menekuk Bayern Munich 0-2 dengan taktik park the bus.

Final Liga Europa 2016/2017, Solna, Swedia, 24 Mei 2017. Pelatih kelahiran 26 Januari 1963 itu telah menjalani musim yang berat bersama Manchester United. Namun, meski gagal di Premier Lague, dia mampu merebut trofi Liga Europa, yang pertama dalam kariernya sekaligus sepanjang sejarah klub. Mereka menang 0-2 atas AFC Ajax dari Belanda, mengawinkan trofi tersebut dengan gelar Piala EFL.

Final Liga Conference Europa 2021/2022, Tirana, Albania, 25 Mei 2022. Juara edisi perdana sekaligus mengantarkan Mourinho memenangkan treble UEFA. Dia juga jadi pelatih pertama mencapai final Eropa dengan empat klub berbeda. Bersama AS Roma, mereka menjuarai Liga Conference Europa dengan menekuk Feyenoord 1-0, dan mengakhiri paceklik trofi bagi klub Italia itu setelah 11 tahun.

***

Musim keduanya bersama AS Roma, meski belum bisa berbuat banyak di Serie A, namun Mourinho mampu membawa skuat I Giallorossi menembus final Eropa secara beruntun. Mereka berjuang dari awal, fase grup; meski tampil kurang meyakinkan, namun pelan tapi pasti akhirnya bisa menembus final Liga Europa 2022/2023, melanjutkan kesuksesan di Liga Conference Europa musim sebelumnya.

Mourinho pun menghadapi finalnya yang keenam di turnamen Eropa. Tapi, masih bersama AS Roma, kini dia harus menghadapi lawan yang berat di level Liga Europa. Musuhnya, Sevilla dari Spanyol yang memiliki rekor luar biasa; juara terbanyak dengan enam trofi, dua kali lipat dibandingkan trofi yang sama milik klub lain, sekaligus tidak pernah kalah dalam setiap final Liga Europa yang mereka capai.

Final Liga Europa 2022/2023, Budapest, Hungaria, 31 Mei 2023. “Football heritage vs. Europa League heritage,” tulis akun Twitter @ESPNFC, hampir dua pekan sebelumnya. “Jose Mourinho has NEVER lost a European final. Sevilla have NEVER lost in a Europa League final,” masih di cuitan yang sama. Mourinho yang tak terkalahkan di final Eropa lawan Sevilla yang tak pernah kalah di final Liga Europa.

Selama 90 menit waktu normal, skor pertandingan menunjukkan keduanya memang sama-sama pantas dengan catatan mereka. Tim Mourinho sempat unggul lebih dulu di babak pertama, sebelum Sevilla menyamakan kedudukan di paruh kedua melalui gol bunuh diri bek AS Roma. Tapi, setelah extra time dan laga dilanjukan dengan adu penalti, pengalaman membuktikan siapa pemenangnya. Pada akhirnya, The Special One harus merelakan rekornya berhenti dengan kekalahan dari Sevilla.

Sumber: Wikipedia, Twitter,