Keberhasilan Wolverhampton: Buah Cinta Tiongkok dan Portugal

Wolverhampton Wanderers akhirnya kembali ke Premier League. Absen enam tahun dari divisi tertinggi sepakbola Inggris, klub berjuluk Wolves tersebut tidak bisa dianggap remeh lagi. Selalu ada dalam lima barisan teredah dalam era Liga Premier, Wolves kini didukung kekuatan super dari balik layar.

Semua bermula pada 2016. Wolverhampton baru menjalani musim ketiga mereka di Divisi Championship, setelah promosi sebagai juara League One pada 2013/2014. Fosun International datang mengakuisisi Wolves. Mereka adalah perusahaan Tiongkok yang bergerak di berbagai bidang. Asuransi, hiburan, sampai dengan minyak, menjadi bagian dari industri Fosun.

Kedatangan Fosun membuat Wolves menjadi klub kedua di Midlands Barat yang dimiliki oleh perusahaan asal Tiongkok setelah Aston Villa. Kemudian, dua tim populer Midlands Barat lainnya, West Bromwich Albion serta Birmingham City, diakuisisi oleh pengusaha dari Tiongkok. Semua klub populer di Midlands Barat dikuasai oleh Negeri Tirai Bambu.

Kehadiran pengusaha-pengusaha Tiongkok tersebut di Inggris bukanlah kebetulan. Hal ini tidak jauh dari impian Presiden Tiongkok Xi Jinping yang ingin membuat negaranya kuat di dunia sepak bola. Klub Eropa lainnya seperti ADO Den Haag, FC Sochaux, Inter, dan AC Milan, juga dimiliki oleh pengusaha Tiongkok. Meski nasib setiap klub berbeda.

Kehadiran pengusaha-pengusaha Tiongkok di sepak bola Eropa merupakan langkah lanjutan dari revolusi Chinese Super League (CSL). Sebelum mereka masuk menjadi kepala di Eropa, pemain-pemain tenar Benua Biru didatangkan ke Negeri Tirai Bambu.

Bahkan divisi dua Portugal menyetujui Ledman, perusahaan elektronik Tiongkok untuk menjadi sponsor utama mereka. Ledman bukan hanya menjadi nama liga tapi juga bisa memasukkan pemain ataupun pelatih asal Tiongkok untuk ada di klub. Pemain-pemain Tiongkok juga dikirim untuk berlatih di Jerman setelah asosiasi sepakbola kedua negara sepakat untuk bekerja sama.

Berbeda dengan beberapa perusahaan lain yang menjadi pemilik klub Eropa, Fosun tak hanya datang untuk menunjukkan eksistensi mereka. Fosun serius berniat mengangkat pamor Wolves. Walter Zenga dan Paul Lambert yang ternama bahkan berani ditendang dari pinggir lapangan jika tidak bisa memberikan hasil.

Pada 2017/2018, Wolverhampton bertransformasi dari klub papan tengah Championship menjadi juara liga. Wolves promosi ke Liga Premier dengan keunggulan sembilan poin dari peringkat dua, Cardiff City. Mereka hanya kalah tujuh kali dan membobol gawang lawan 82 kali selama semusim.

Sementara klub Midlands Barat lainnya merasakan kegagalan. Birmingham City susah payah untuk bertahan di divisi dua. West Bromwich Albion terlempar dari Liga Premier, sementara Aston Villa gagal di final play-off promosi.

Uniknya, kesuksesan Wolves tidak lepas dari pengaruh pemain-pemain asal Portugal yang mereka miliki. Sejak Fosun datang, Wolves mendatangkan 10 pemain Portugal. Padahal sebelumnya hanya Pedro Goncalves dan Jorge Silas pemain Portugal yang pernah membela Wolves.

Pemain-pemain Portugal yang didatangkan Wolves juga tidak sembarangan. Diogo Jota yang awalnya datang sebagai pemain pinjaman dari Atletico Madrid dikontrak permanen mulai musim 2018/2019. Ruben Neves, mantan gelandang FC Porto yang tercatat sebagai kapten termuda di Liga Champions. Hingga terakhir, penyeimbang lini tengah tim nasional, Joao Moutinho.

Pengaruh Si Agen Super

Wolves seperti bentuk cinta antara Tiongkok dan Portugal selain Macau. Portugal dan Tiongkok sempat berseteru karena masalah pengakuan Macau. Namun setelah Macau resmi diserahkan Portugal ke Tiongkok, hubungan mereka begitu baik. Terutama dalam hal ekonomi dan pertukaran budaya. Bahkan di Macau ada klub yang bernama sama dengan tiga raksasa Portugal, Benfica, Sporting Clube, dan Porto.

Kedekatan Fosun dengan talenta-talenta Portugal tidak lepas dari agen super, Jorge Mendes. Agen yang sempat diberikan pulau oleh kliennya, Cristiano Ronaldo adalah penasihat untuk Fosun. Football League, badan liga dari divisi dua hingga empat di Inggris sebenarnya melarang pengaruh pihak ketiga dalam kepemilikan klub. Akan tetapi, setelah melakukan investigasi, Mendes dan Fosun dinyatakan tidak bersalah.

Pengaruh Mendes yang begitu terasa sempat dikritik oleh Leeds United, Aston Villa, dan Derby County. Akan tetapi, Football League tidak menemukan kesalahan apapun. “Saya mengetahui semua aturan FA. Kehadiran Jorge Mendes jelas legal,” ungkap Pemimpin Wolves, Jeff Shi, seperti dikutip BBC.

Saat ini Wolves memang memiliki enam pemain yang diwakilkan oleh agensi Mendes. Belum termasuk manajer tim, Nuno Espirito. Tapi, itu bukan kecurangan. Melainkan kekuatan koneksi Mendes. Direktur Eksekutif Atletico Madrid, Miguel Angel Gil, mengatakan Mendes adalah sosok yang setia serta pintar.

“Dia seperti bermain catur. Menggerakkan pemain-pemainnya ke berbagai klub. Dia setia, tidak pernah mengkhianati Anda,” puji Gil. Dalam tulisan Rory Smith di New York Times, Mendes bahkan dikabarkan selalu bertanya terlebih dahulu pada kliennya. “Tim mana yang ingin Anda bela?,” tulisnya.

Diserang Sporting CP

Meski Jorge Mendes dan Fosun dinyatakan bersih, kontroversi hubungan mereka masih dicurigai hingga saat ini. Mendes bahkan dituduh menghasut Rui Patricio untuk putus kontrak dengan Sporting CP. Penjaga gawang utama tim nasional Portugal tersebut mengakhiri kontraknya dengan Sporting CP setelah mengaku dianiaya presiden klub, Bruno de Carvalho.

Namun, Carvalho membalas pernyataan tersebut dengan menyebut Mendes sebagai biang keladi dari sikap Patricio. Mendes merupakan agen dari Patricio. Setelah kabar tentang minat Wolves kepada Patricio muncul, hubungan antara Sang Penjaga Gawang dengan Sporting menjadi runyam.

12 tahun berseragam Sporting CP, Rui Patricio akhirnya meninggalkan Lisbon dengan memutus kontraknya. Ia kemudian bergabung dengan Wolves secara cuma-cuma dan menandatangani kontrak empat tahun.

Membangun Kembali Wolverhampton

Terlepas dari kontroversi pengaruh Jorge Mendes di klub, Wolves sejauh ini berhasil mendatangkan delapan pemain di bursa transfer musim panas. Empat di antara mereka berasal dari Portugal. Diogo Jota, Ruben Vinagre, Rui Patricio, dan Joao Moutiho.

Tiga klub terbesar Portugal juga terlibat dalam transaksi tersebut. Benfica meminjamkan jasa Raul Jimenez. FC Porto menjual Willy Bolly seharga 12 juta Euro. Sementara Rui Patricio secara terpaksa harus dilepas Sporting CP.

Sejak dominasi mereka musim lalu, para pendukung Wolves terlihat antusias terhadap potensi timnya. Hal ini diakui oleh gelandang Wolves, Conor Coady. “Dulu kami adalah tim papan tengah. Puas dengan pencapaian tersebut dan tidak cukup bagus untuk bisa bertahan,” kata Coady kepada New York Times. “Tapi kini ada optimisme. Baik pemain ataupun para suporter sama-sama optimis,” lanjutnya.

Wolves yang merupakan klub papan atas di era 1940 hingga 1960-an. 10 musim dalam periode itu, Wolves masuk di tiga besar klasemen liga. Bahkan tiga kali menjadi jawara divisi utama Inggris (1953/54, 1957/58, 1958/59). Mereka juga menjadi juara Piala FA 1960, mengalahkan Blackburn Rovers 3-0.

Kini, berkat kucuran dana dari Fosun dan koneksi tanpa batas Jorge Mendes, Wolves siap melolong lagi di Liga Premier.