Kecanduan Gim yang Membahayakan Pesepakbola

The Guardian menuliskan beberapa gim yang menonjolkan urutan atau pola seperti Candy Crush bisa memicu perkembangan saraf otak. Sementara menurut Virgin, beberapa gim bisa membantu penderita dementia. Bermain gim mungkin bagus buat otak, tapi kecanduan gim bisa membuat kehidupan rusak.

Hal ini diungkapkan dalam liputan Sun, yang membahas bagaimana gim merusak kehidupan salah seorang pesepakbola Inggris. Selain bisa merusak karier sepakbolanya karena sering absen latihan, juga berpotensi mengakhiri hubungan dengan kekasihnya. Bagaimana tidak? Ia bermain Fortnite hingga 16 jam sehari!

Yang lebih parah, ia bilang kalau bukan cuma dirinya, pesepakbola yang kecanduan gim. Menurutnya, kecanduan gim menjadi silent epidemic bagi para pesepakbola. Pesepakbola yang enggan diungkapkan identitasnya ini mengatakan dengan tegas bahwa gim telah menjadi masalah besar.

“Ketika aku pulang dari tempat latihan, hal pertama yang kulakukan adalah menyalakan Xbox untuk bermain Fortnite. Aku bermain sekitar delapan sampai 10 jam sehari. Tapi aku pernah bermain 16 jam non-stop di hari sebelum pertandingan,” ujar pesepakbola tersebut.

Bahkan, saat pertandingan tandang sekalipun, ia tak lepas dari bermain gim. Ia memulainya sejak ia duduk di bus, dan diteruskan di kamar hotel malam harinya. Merupakan hal yang biasa buatnya untuk terjaga hingga pukul dua atau tiga dini hari.

“Aku mengalami mata merah, aku lelah keesokan harinya dan terkadang melewatkan sesi latihan. Ketika aku mulai tak latihan, itu adalah ketika aku tahu aku perlu bantuan karena aku mendapatkan masalah dari klubku.”

Sialnya, ini sudah terjadi selama setahun. Ada pengaruh pula pada penampilannya di atas lapangan yang kelewat agresif. Ini terjadi karena dirinya menderita perubahaan suasana hati yang tiba-tiba atau mood swings.

“Kalau aku terus main gim, aku khawatir karierku akan berakhir. Ini juga memengaruhi hubungan dengan kekasihku karena aku lebih memilih bermain Xbox ketimbang menemuinya,” ucapnya.

Jelas bukan ia sendirian yang mengalami kondisi seperti ini. Pasalnya sekitar 50 persen rekan-rekannya di tim juga main gim. Bahkan, ia tahu beberapa pemain yang menghabiskan waktu berjam-jam, karena mereka bermain bersama, pun dengan pemain dari klub lain.

Salah satu alasan ia main gim khususnya Fortnite tak lain karena mencontoh bintang Premier League macam Dele Alli yang memainkannya. Belum lagi perayaan gol superstar sepakbola macam Paulo Dybala dan Antoine Griezmann yang meniru adegan di Fortnite.

Fortnite sendiri merupakan gim dengan genre survival dengan mode battle royale. Ada 100 pemain yang diturunkan dari angkasa, dan pemain yang tidak mati-lah yang menang. Anda bisa bermain solo, duo, atau squads. Mode serupa juga diterapkan pada Playerunknown’s Battleground dan CS:GO Survival Mode.

Di Inggris, Fortnite amat populer dengan total 250 juta orang yang memainkannya di seluruh dunia. Berdasarkan penelusuran The Sun, ketika main di Piala Dunia, trio Tottenham Hotspur: Harry Kane, Dele Alli, dan Kieran Trippier, memainkan 1137 pertandingan!

Dele bahkan bermain 23 pertandingan di hari sebelum pertandingan semifinal antara Inggris menghadapi Kroasia, yang kalau dikonversi sekitar tujuh jam pertandingan.

Pesepakbola pro mungkin paham mana kewajiban mereka sebagai profesional. Namun, ada hal yang tak bisa dihindari seperti cedera punggung yang dialami Mesut Ozil yang tak kunjung sembuh. Menurut salah seorang fisioterapis, salah satu alasan cedera punggung Ozil adalah karena ia terlalu lama main Fortnite.

“Itu bisa menjadi penyebab masalah punggung Ozil karena atlet yang kompetitif lebih merasakan konsekuensi dari berjam-jam tidak aktif lebih cepat daripada non-atlet,” kata Profesor German Sport University, Ingo Frobose.

Meskipun demikian, kecanduan gaming terlihat lebih baik ketimbang kecanduan dunia malam. Hal ini diungkapkan mantan fisioterapis Fleetwood Town, Pope, yang menyebut kalau dalam beberapa tahun ini, ia menangani lebih dari 20 pesepakbola yang kecanduan.

Pope merasa kalau ada salah penanganan dari klub yang selalu memutus langsung masalah. Misalnya, klub akan melarang vodka di kamar hotel pada malam sebelum pertandingan. Kalau vodka saja dilarang, tentu lebih mudah dengan melarang Xbox bukan?

Ini yang menjadi masalah karena pesepakbola adalah pribadi yang adiktif akan sesuatu. Mereka akan menjadi kompetitif karena mereka mendapatkan perasaan senang dari sepakbola. Namun, kalau mereka sudah tak merasakan high dari spakbola, mereka akan mendapatkannya dari hal lain: alkohol, narkoba, perjudian, atau gaming.

“Pesepakbola dilatih untuk kompetitif dengan jenis permainan apapun yang mereka mainkan, Fortnite ataupun FIFA, mereka secara berkelanjutan berkompetisi. Itu adalah lanjutan dari bermain sepakbola itu sendiri,” kata Pope.

Namun, kini yang menjadi masalah adalah ketidakmampuan pesepakbola untuk mengatur waktu istirahat dengan bersenang-senang. Kalau sudah begini, tidak perlu dirisaukan, karena pesepakbola profesional paham apa konsekuensi dari yang mereka lakukan. Kalau mereka main buruk sepanjang musim, bukankah klub akan memutus kontrak mereka?