Memahami Penyebab Obesitas

Obesitas adalah kondisi saat seseorang memiliki lemak tubuh yang berlebih. Di Inggris, diperkirakan satu dari empat orang dewasa dan satu dari lima anak umur di bawah 11 tahun, hidup dengan obesitas.

Menurut situs Kementerian Kesehatan Inggris, obesitas merupakan masalah kompleks yang punya banyak penyebab.

Lemak ini hadir saat Anda mengonsumsi energi dalam jumlah tinggi, utamanya pada makanan tinggi lemak dan tinggi gula. Namun, Anda tidak menggunakan seluruh energi tersebut lewat aktivitas fisik. Sebagian besar energi ekstra ini disimpan dalam tubuh sebagai lemak.

Obesitas dari Tingginya Kalori

Nilai energi makanan diukur dalam satuan yang disebut kalori. Rata-rata pria yang aktif secara fisik membutuhkan sekitar 2.500 kalori sehari untuk menjaga berat badan yang sehat, dan rata-rata perempuan yang aktif secara fisik membutuhkan sekitar 2.000 kalori sehari.

Angka “2500” memang terdengar tinggi dan sulit bagi kita untuk mencapai angka tersebut. Nyatanya, dari makanan yang kita konsumsi, 2500 kalori mudah untuk dicapai dengan memakan makanan tertentu. Contohnya kombinasi burger, kentang goreng, dan milkshake, bisa menghasilkan 1500 kalori dalam sekali makan!

Di sisi lain, banyak orang yang tidak memenuhi tingkat aktivitas fisik yang disarankan. Jadi, kelebihan kalori yang dikonsumsi akhirnya disimpan sebagai lemak di dalam tubuh.

Pola Makan yang Buruk

Faktor pola makan dan gaya hidup berkontribusi terhadap perkembangan obesitas dan kelebihan berat badan. Contohnya,

  • Memakan makanan olahan atau cepat saji dalam jumlah besar. Soalnya ini adalah makanan yang tinggi lemak dan gula.
  • Meminum terlalu banyak minuman alkohol. Di dalam minuman beralkohol terdapat banyak kalori.
  • Keseringan makan di luar. Makanan di restoran bisa jadi lebih tinggi lemak dan gulanya.
  • Memakan dengan “porsi kuli”. Wajar kalau kuli makan dengan porsi banyak karena aktivitas fisik yang dilakukan sangatlah besar. Namun, buat Anda yang lebih sering duduk dan “netflix and chill”, makan dengan porsi kuli hanya menambah-nambah lingkar pinggang saja nantinya.
  • Comfort eat. Ada kalanya kita makan saat tidak lapar; tapi saat suasana hati yang tidak nyaman atau kebiasaan. Hal ini sudah pasti akan membuat energi hanya disimpan menjadi lemak.

Menurut Kementerian Kesehatan Inggris ada pengaruh dari berubahnya budaya pada saat ini. Kini, kita menjadi sulit untuk menjalani diet sehat. Soalnya, makanan berkalori tinggi menjadi lebih mudah dan lebih murah untuk didapatkan. Mereka juga mengiklan dan mempromosikan produknya secara besar-besaran.

Kurangnya Aktivitas Fisik Sebabkan Obesitas

Inti dari obesitas adalah menumpuknya lemak. Ini terjadi saat energi dari asupan makanan tidak digunakan sebanyak energi tersebut masuk. Hal ini membuat kurangnya aktivitas menjadi faktor penting yang berhubungan dengan obesitas.

Setiap orang memiliki pekerjaan atau aktivitas yang berbeda-beda. Misalnya dalam hal pekerjaan. Sejumlah pekerjaan mengharuskan mereka duduk di depan meja hampir sepanjang hari, seperti penulis. Di sejumlah hal, kita juga terbiasa menggunakan kendaraan bermotor ketimbang berjalan kaki atau bersepeda.

Di sisi lain, saat ingin rileks, banyak dari kita yang memilih untuk menonton tv, browsing internet, main gim, yang mana umumnya dilakukan sambil duduk atau berbaring. Padahal, kita juga perlu untuk berolahraga secara teratur.

Saat kita tidak cukup aktif, kita tidak menggunakan energi yang disediakan dari makanan yang dikonsumsi. Energi ekstra ini yang disimpan tubuh sebagai lemak.

Orang dewasa direkomendasikan melakukan setidaknya 150 menit aktivitas aerobik intensitas sedang, seperti bersepeda atau jalan cepat, setiap minggu. Tidak perlu dilakukan sekaligus, tapi bisa dipecah menjadi beberapa periode. Misalnya, berolahraga selama 30 menit sehari selama lima hari dalam seminggu.

Faktor Genetika

Ada beberapa gen yang terkait dengan obesitas dan kelebihan berat badan. Pada beberapa orang, gen dapat memengaruhi cara tubuh mengubah makanan menjadi energi dan menyimpan lemak. Gen juga dapat memengaruhi pilihan gaya hidup seseorang.

Ada juga beberapa kondisi genetik langka yang bisa menyebabkan obesitas, seperti sindrom Prader-Willi.

Ada ciri-ciri genetik tertentu yang diwarisi dari orang tua, seperti memiliki nafsu makan yang besar. Ini mungkin membuat penurunan berat badan menjadi lebih sulit. Namun, bukan berarti hal tersebut tidak mungkin dilakukan.

Dalam banyak kasus, obesitas lebih disebabkan oleh faktor lingkungan, seperti tidak mudahnya mengakses makanan sehat, atau kebiasaan makan tidak sehat yang dipelajari semasa kecil.

Faktor Medis

Dalam beberapa kasus, kondisi medis yang mendasari dapat menyebabkan penambahan berat badan. Ini termasuk:

  • kelenjar tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme). Ini terjadi di mana kelenjar tiroid Anda tidak menghasilkan cukup hormon.
  • Sindrom Cushing; kelainan langka yang menyebabkan produksi hormon steroid berlebih.

Obat-obatan tertentu, termasuk beberapa steroid, obat untuk epilepsi dan diabetes, dan beberapa obat yang digunakan untuk mengobati penyakit mental – termasuk beberapa antidepresan dan obat untuk skizofrenia – dapat berkontribusi pada penambahan berat badan.

Pertambahan berat badan juga terkadang bisa menjadi efek samping dari berhenti merokok.

Sumber: NHS.uk