Menanti Era Baru Newcastle Setelah Dijual

Foto: Chroniclelive.co.uk

Di pertengahan 1990-an, Newcastle United bukanlah kesebelasan sembarangan. Mereka pernah memepet Manchester United untuk meraih gelar juara Premier League. Mereka juga punya pemain jempolan yang diinginkan banyak kesebelasan. Namun, kini Newcastle tak lebih dari klub yo-yo, yang mudah naik turun divisi.

Salah satu pihak yang dianggap penyebab inkonsistennya Newcastle adalah Mike Ashley yang membeli klub sejak 2007. Para penggemar Newcastle secara reguler sudah sering memintanya mundur dari pemilik klub dan menjualnya ke pihak lain. Bahkan, pada 2008, tercatat ada protes pertama yang meminta Ashley mundur karena kepergian Kevin Keegan sebagai manajer. Dalam 10 tahun kepemimpinan Ashley, Newcastle sudah terdegradasi dua kali.

Tahun lalu, Ashley berniat menjual klub sebelum bursa transfer Januari 2018. Bahkan, pihak klub sudah memberikan pernyataan resmi: “Untuk memberikan kesebelasan kesempatan terbaik untuk mengamankan posisi dan investasi yang dibutuhkan untuk membawa klub ke level selanjutnya, di waktu yang penting dalam sejarah klub, kepemilikan saat ini telah memutuskan bahwa yang terbaik buat Newcastle dan penggemar adalah menjual klub ini.”

Ashley membeli Newcastle senilai 134,4 juta paun pada 2007. Dalam neraca keuangan mereka pada 30 Juni 2016 atau sebelum terdegradasi menunjukkan keuntungan senilai 900 ribu paun dan pengeluaran 126 juta paun pada 2015/2016.

Namun, rencana tahun lalu tersebut tak pernah tercapai. Lantas, pekan lalu, Ashley kembali mengutarakan niat yang sama untuk menjual Newcastle. Ia berharap klub bisa dijual ke pemilik yang bisa menyenangkan semua orang.

“Aku amat bersemangat untuk menjual klub ini pada pembeli yang tepat, jadi semua orang bisa senang, itu akan menjadi berita bagus,” tutur Ashley.

Tahun lalu, Ashley kabarnya setuju menjual ke PCP Capital Partners milik Amanda Staveley. Namun, setelah beberapa pekan negosiasi berjalan, pembicaraan tersebut tak memberikan hasil. Lantas, apakah ini cuma menjadi ucapan semata atau Newcastle benar-benar akan dijual musim ini?

Lini Masa Turbulensi Mike Ashley di Newcastle

Mei 2007: Membeli Newcastle United

Januari 2008: Manajer Sam Allardyce dipecat dan digantikan Kevin Keegan. Dennis Wise ditunjuk sebagai direktur sepakbola.

September 2008: Keegan mengundurkan diri dan Joe Kinnear dipilih sebagai manajer sementara yang menghasilkan protes penggemar. Ashley kemudian menjual klub.

Desember 2008: Ashley menarik Newcastle dari pasar.

Mei 2009: Newcastle terdegradasi ke Championship.

November 2009: Ashley mengganti nama St James Park menjadi sportsdirect.com @ St James’ Park Stadium

April 2010: Di bawah arahan Chris Hughton, Newcastle memenangi Divisi Championship dan kembali ke Premier League.

Desember 2010: Hughton dipecat dari klub meski Newcastle sementara bertengger di peringkat ke-11 klasemen sementara. Alan Pardew ditunjuk sebagai penggantinya.

November 2011: St. James Park berganti nama jadi Sports Direct Arena, atau perusahaan milik Ashley.

Mei 2012: Newcastle finis di peringkat kelima Premier League di bawah Pardew.

Oktober 2013: Klub melarang jurnalis dari Newcastle Evening Chronicle, The Journal, dan The Sunday Sun.

Mei 2015: Ashley menyatakan dia tak akan meninggalkan klub sampai Newcastle memenangi trofi.

Mei 2016: Newcastle terdegradasi dari Premier League untuk kedua kalinya.

April 2017: Newcastle mengamankan promosi ke Premier League.

Sumber: BBC.