Ander Herrera dan Kepa Arrizabalaga merupakan produk dari Athletic Bilbao yang berkompetisi di Premier League Inggris. Herrera membela Manchester United, sementara Kepa berada di bawah mistar Chelsea.
Transfer dari Athletic Bilbao ke klub lain memang sering ditemui. Akan tetapi, pemain non-Spanyol justru jarang didatangkan oleh Bilbao. Sebenarnya, apa yang menyebabkan Bilbao jarang melakukan transfer pemain?
Sejak 1912, Bilbao punya aturan tak tertulis bahwa klub hanya akan merekrut pemain yang lahir di Basque atau pernah belajar di klub Basque. Biasanya pemain muda diundang untuk bergabung karena punya hubungan leluhur dengan wilayah Basque.
Satu hal menarik dari Bilbao adalah mereka merupakan klub Liga Spanyol yang belum pernah terdegradasi. Meski sulit bersaing di tingkat Eropa, tapi Bilbao adalah kekuatan yang diperhitungkan di liga.
Bilbao menjadi simbol budaya dan kebanggaan wilayah Basque karena kebijakan transfer pemainnya ini. Satu yang menjadi keuntungan buat Bilbao adalah mereka menjadi lebih irit di bursa transfer. Soalnya, sulit untuk menemukan pemain yang tepat sesuai dengan kriteria dan kebijakan transfer Bilbao.
Sementara itu, Bilbao justru mendapatkan banyak uang dari penjualan para pemainnya. Uang yang didapatkan, digunakan untuk menemukan, melatih, dan mempertahankan bakat muda potensial.
Tentu akan sulit bagi Bilbao untuk mendapatkan pemain berkualitas agar bisa bersaing dengan tim lain dengan kebijakan ini. Meskipun begitu, Bilbao akan tetap mempertahankan kebijakan ini sekalipun mereka harus terdegradasi karenanya.
Sejarah Kebijakan Transfer Athletic Bilbao
Di awal kehadirannya, Bilbao memilih pemain berkebangsaan Inggris ke dalam tim. Akan tetapi, sejak 1912, mereka mulai membuat kebijakan di mana hanya pemain yang lahir di Basque atau yang pernah berlatih di klub Basque, yang bisa bermain untuk mereka. Moto yang mereka gunakan adalah “Con cantera y afición, no hace falta importación” atau berarti “Dengan bakat yang tumbuh di dalam engeri dan dukungan lokal, tidak ada perlunya pemain impor”.
Kebijakan ini sekaligus merupakan pendekatan Bilbao untuk mempromosikan pemain home-grown dan menjadi bagian dari filosofi mereka. Bukan cuma tim utama yang terkena dampak aturan ini, tapi juga tim cadangan, tim satelit mereka; CD Basconia, tim muda, dan tim perempuan. Namun, kebijakan ini tak berlaku buat staf kepelatihan.
Selain Bilbao, Real Sociedad juga menerapkan kebijakan yang sama sejak akhir 1960-an. Sociedad sempat menjuarai dua gelar liga beruntun pada awal 1980-an meski tanpa pemain non-Basque.
Namun, Sociedad melanggar kebijakan tersebut pada 1989 saat merekrut John Aldridge dari Republik Irlandia lalu pemain berkulit hitam pertama mereka, Dalian Atkinson. Meskipun demikian, Sociedad tetap menghormati kebijakan transfer tersebut dengan memaksimalkan bakat dari akademi.
Salah satu yang membuat Bilbao menerapkan aturan ini adalah momen di final Copa del Rey 1911. Saat itu, Sociedad mempermasalahkan pemain Bilbao yang berkebangsaan Inggris. Ada pula pemain non-Basque yang dipinjam dari Atletico Madrid, yang merupakan cabang dari Bilbao di Madrid.
Permasalahan ini berujung pada aturan di mana Copa del Rey 2012 harus diisi oleh pemain berkebangsaan Spanyol saja. Karena saat itu, mayoritas pemain Bilbao adalah dari Basque, maka aturan ini bukanlah masalah bagi mereka. Sehingga, Bilbao pun tetap menggunakan kebijakan ini meski aturan “hanya pemain Spanyol” mulai dilonggarkan oleh federasi beberapa tahun kemudian.
Kebijakan transfer ini dipuji sebagai simbol sepakbola lokal yang sukses di level tertinggi, serta menjaga identitas regional yang kuat, dan menjadi cara bagi nasionalisme Basque untuk diekspresikan secara terang-terangan.
Pemain Minoritas di Athletic Bilbao
Bilbao menjadi kesebelasan terakhir di La Liga yang memainkan pemain berkulit hitam. Salah satu alasannaya karena populasi imigran di Basque yang relatif rendah. Pemain berkulit hitam pertama yang bermain buat Bilbao adalah Jonas Ramalho pada 2011, lalu Inaki Williams pada 2015 menjadi pemain berkulit hitam pertama yang bisa mencetak gol untuk Bilbao.
Pada 2019, akademi Bilbao menyertakan sejumlah pemain minoritas utamanya dengan latar Afro-Spaniard, seperti Chris Atangana yang lahir di Kamerun, Nico Williams yang merupakan adik Inaki, serta Loic Boum yang lahir di Kamerun.
Ada permasalahan ketika Bilbao merekrut Aymeric Laporte. Soalnya, ia adalah pemain berkebangsaan Prancis yang lulus dari akademi pada 2012. Ia tak punya hubungan dengan Basque dalam hal tempat lahir ataupun tempat tinggal. Satu-satunya hubungan adalah kakek buyutnya yang merupakan orang Basque.