Piala Eropa 2020 berbeda dengan gelaran yang sebelumnya. Biasanya, Euro digelar di satu atau dua negara. Namun, kali ini, pertandingan tersebar di banyak negara.
Lantas, mengapa Piala Eropa 2020 berbeda dari turnamen sebelumnya?
Sejarah Piala Eropa 2020
Awalnya Euro 2020 akan digelar di satu, dua, atau tiga negara. Kalau ada lebih dari satu negara yang bergabung, maka mereka harus berbatasan langsung secara geografis. Ada pula syarat utama dalam pengajuan tuan rumah Euro 2020.
- Hanya untuk 54 negara anggota UEFA.
- Diperbolehkan tuan rumah dua negara atau tiga negara.
- Ada sembilan stadion dengan jumlah kursi: 2 stadion dengan 50 ribu kursi, tiga stadion dengan 40 ribu kursi, dan empat stadion dengan 30 ribu kursi.
Proses bidding digelar pada 12 Maret 2012. Turki menjadi unggulan teratas, meskipun Istanbul juga mengikuti bidding Olimpiade Musim Panas 2020.
The Celtic yang terdiri dari Republik Irlandia, Skotlandia, dan Wales, ikut mendaftar, karena negara Eropa lain kurang berminat. Negara lain tertarik menjadi tuan rumah tapi tak membuat pengajuan resmi pada UEFA.
Namun kabar buruk buat turki hadir sehari sebelum final Euro 2012. Saat itu, Presiden UEFA, Michel Platini, bilang kalau Euro 2020 akan digelar dan tersebar di 12 atau 13 kota, alih-alih hanya di satu negara. UEFA menggunakan sistem yang sama seperti di Piala Eropa U-17, di mana setiap grup bermain di negara berbeda.
Pada 6 Desember 2012, UEFA memastikan kalau Piala Eropa digelar di berbagai kota yang tersebar di Eropa. Ini dilakukan untuk menandai ulang tahun ke-60 turnamen tersebut. Akan tetapi, pemilihan tuan rumah, tidak menjamin negara tersebut langsung lolos ke putaran final.
UEFA menyebut kalau penyelenggaraan yang tersebar di negara berbeda ini merupakan keputusan logis mengingat kesulitan finansial yang mendera Eropa. Reaksi publik pun terpecah. Salah satunya karena penambahan jumlah peserta seperti di Euro 2016. Ini yang mengakibatkan bertambahnya jumlah pertandingan, dari 31 pertandingan yang melibatkan 16 negara, menjadi 51 pertandingan yang melibatkan 24 negara.
Pemilihan Lokasi Euro 2020
Terdapat 19 negara yang tertarik untuk menjadi tuan rumah Euro 2020. Karena itu, diperlukan bidding yang keputusannya diumumkan oleh Exco UEFA pada 19 September 2014.
UEFA membuat dua paket dalam bidding ini, yakni (1) Finals Package dan (2) Standard Package. Finals Package adalah satu negara yang berhak menyelenggarakan pertandingan semifinal dan final, sementara standard package hanya untuk fase grup, babak 16 besar, dan perempat final.
Ada sejumlah syarat yang diberlakukan UEFA:
- 12 negara akan menjadi tuan rumah di empat pertandingan: tiga di fase grup dan satu di babak 16 besar untuk Standard Package. Kota ke-13 akan menjadi tuan rumah semifinal dan final.
- Setiap kota hanya menggunakan satu stadion, dan hanya satu kota per negara yang boleh didaftarkan.
- Kapasitas minimum stadion adalah 70 ribu untuk semifinal dan final, 60 ribu untuk perempatfinal, 50 ribu untuk babak grup dan babak 16 besar.
- Di babak grup, hanya ada maksimal dua tuan rumah, dengan dua kali main di kandang. Tidak ada jaminan negara yang lolos ke babak 16 besar akan main di negaranya sendiri.
- Setiap negara bebas bermarkas di mana saja, tidak harus di negara tuan rumah.
- Setiap kota mesti punya dua bandara atau dua terminal terpisah dalam satu bandara, untuk memisahkan suporter.
Cara pemilihannya adalah dengan melakukan voting yang dilakukan anggota Exco UEFA pada 13 Mei 2014.
Voting pertama dilakukan untuk menentukan pemenang “Finals Package”. Voting kedua untuk pemenang babak perempatfinal, dan voting ketiga serta keempat untuk pemenang babak 16 besar dan fase grup.
Di voting pertama, London berhadapan dengan Munich. Namun, Munich menarik diri, dan London menjadi pemenang secara aklamasi.
Di voting kedua, terdapat tujuh kota yang berminat menggelar babak perempatfinal. Akhirnya, Munich, Baku, St. Petersburg, dan Roma yang berhasil memenanginya. Sementara itu, Brussels, Cardiff, dan Budapest, gagal.
Hingga akhirnya, terdapat 11 kota yang menjadi tuan rumah Euro 2020. Mereka adalah London, Roma, Munich, Baku, St. Petersburg, Budapest, Sevilla, Bucharest, Amsterdam, Glasgow, dan Copenhagen.
Awalnya, Dublin terpilih menggelar pertandingan Grup E. Akan tetapi, karena Republik Irlandia tidak lolos, maka tempatnya digantikan oleh St. Petersburg. Hal serupa juga dirasakan Baku, karena Azerbaijan tak lolos ke putaran final Euro 2020. Meski demikian, Baku tetap menggelar pertandingan Grup A Euro 2020.