Mengapa Suporter Inggris Menyanyikan Sweet Caroline?

Suporter timnas Inggris menyanyikan lagu “Sweet Caroline” sepanjang gelaran Piala Eropa 2020. Pun ketika mereka kalah di final dari Italia, “Sweet Caroline” seolah menjadi lagu nasional buat para penggemar timnas Inggris.

Lagu, “Sweet Caroline” bahkan masih dinyanyikan oleh suporter Inggris hingga kini. Lantas, mengapa timnas Inggris menyanyikan lagu yang secara lirik sebenarnya tidak ada hubungannya dengan sepakbola?

Sweet Caroline Bukan Dipopulerkan Fans Inggris

Awalnya, “Sweet Caroline” dinyanyikan di laga Carolina Panthers yang main di NFL. Sejak 1996, lagu ini dikumandangkan setiap Panthers memenangi laga kandang mereka di Bank of America Stadium.

Pada era 1990-an, mulai rutin diputarkan musik di NFL. Carolina Panthers pun melakukannya dengan memutarkan lagu ini, karena judulnya mirip dengan nama mereka.

Setahun kemudian, tim bisbol Boston Red Sox juga mengadopsinya. Bahkan pada 2010 ketika Fenway Park dibuka kembali, Neil Diamond sendiri yang membawakan lagunya di sana.

Setelah itu, “Sweet Caroline” mulai dinyanyikan di mana-mana. Tim AFL. Sydney Swans melakukannya, tim rugby Castleford Tigers juga, termasuk tim kriket Inggris ketika juara dunia pada 2019.

Di Inggris, Arsenal pernah memutarkannya ketika memenangi semifinal Piala FA 2017. Aston Villa juga menyanyikannya usai menang atas Stoke City pada 2019. Uniknya, setelah itu mereka tak pernah kalah dalam 12 laga. Lagu itu pun seolah menjadi mantra yang kini kembali dilakukan oleh suporter timnas Inggris.

Arti Lagu Sweet Caroline

Neil Diamond membuat lagu cinta untuk mantan istrinya. Secara lirik, lagu ini berada dalam perspektif seseorang yang tak percaya betapa hidupnya kian berarti setelah bertemu seseorang.

Awalnya, lagu ini dianggap sebagai persembahan untuk putri John F. Kennedy, Caroline Kennedy. Padahal, saat lagu ini dibikin, Diamond memikirkan mantan istrinya, Marcia. Akan tetapi, ia butuh nama dengan tiga silabel. Di kamar hotel, Diamond yang tengah terburu-buru melihat foto Caroline Kennedy di majalah, dan memutuskan untuk menggunakan namanya.

Saat dirilis pada 1969, “Sweet Caroline” mendapatkan penerimaan yang baik; nomor empat di Amerika Serikat, nomor delapan di Inggris, dan mendapatkan plakat emas karena berhasil terjual lebih dari 500 ribu.

Kenapa Bisa Menjadi Lagu Olahraga?

Menurut kritikus musik dari The Telegraph, Neil McCormick, tidak ada formula khusus bagaiman sebuah lagu bisa menjadi anthem olahraga. Biasanya ada sesuatu yang melekat dalam melodinya yang memudahkan banyak orang untuk bernyanyi serta bisa mencerminkan perasaan kemenangan.

Di Sweet Caroline titik puncaknya justru bukan di lirik, melainkan pada nada setelah lirik “Sweet Caroline”: dum dum dum. Hal semacam ini mudah dilakukan oleh semua orang, termasuk yang buta nada sekalipun.

Sementara Profesor Analisis Musik dari University of South Wales, Paul Carr, bilang kalau hal yang bikin anthem disukai adalah kesederhanaan melodi dan sesuatu pada liriknya. Dalam “Sweet Caroline” ada lirik “Good times never felt so good” dan “Reaching out, touching me, touching you” yang dianggap punya makna luas.

Penulis lagu “Three Lions” Frank Skinner, juga mengakui kalau Sweet Caroline lebih baik ketimbang lagu gubahannya yang menjadi anthem di Piala Eropa 1996.

Lagu yang jadi anthem musik olahraga lain adalah “You’ll Never Walk Alone” yang dinyanyikan Carousel dan diadopsi Gerry and the Pacemakers pada 1963. Suporter Wales juga sering menyanyikan “Delilah”-nya Tom Jones. Sementara fans Skotlandia menyanyikan “Yes Sir, I Can Boogie”, lagu hits tahun 1977.

https://www.bbc.co.uk/newsround/62340201