Mengenal Bahaya Diabetes

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis data yang menunjukkan bahwa prevalensi anak penderita diabetes meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023 dibanding 2010. Alasan utamanya karena makanan dan minuman manis yang begitu mudah dijangkau. Sementara kebijakan pemerintah dan literasi masyarakat soal kesehatan masihlah rendah.

Tingginya angka diabetes ini semestinya tidak mengejutkan. Bagaimana tidak? Sejumlah produk makanan dan minuman kerap menambahkan produk berpemanis yang tidak masuk akal; mulai dari martabak yang lebih banyak topingnya, sampai minuman dingin yang gulanya berlebihan.

Gaya hidup ini disebut memicu penyakit diabetes. Lantas, apa sebenarnya diabetes itu?

Jenis-Jenis Diabetes

Menurut situs Kementerian Kesehatan Inggris, diabetes adalah kondisi yang menyebabkan tingkat gula darah seseorang menjadi terlalu tinggi. Ada dua jenis utama diabetes.

Diabetes tipe satu adalah suatu kondisi seumur hidup ketika sistem kekebalan tubuh menyerang dan menghancurkan sel-sel yang memproduksi insulin. Sementara diabetes tipe dua adalah kondisi di mana tubuh tidak memproduksi cukup insulin, atau sel-sel tubuh tidak bereaksi terhadap insulin dengan baik.

Di Inggris, diabetes tipe dua lebih banyak ditemui. Sebanyak lebih dari 90 persen orang dewasa dengan diabetes umumnya menderita tipe dua.

Saat kehamilan juga gula darah biasanya naik yang dikenal sebagai diabetes gestasional. Namun, biasanya hilang setelah melahirkan.

Hiperglikemia non-diabetes (pra-diabetes)

Banyak orang yang memiliki kadar gula darah di atas kisaran normal, tapi tidak cukup tinggi untuk didiagnosis menderita diabetes. Hal ini dikenal sebagai hiperglikemia non-diabetes atau pra-diabetes.

Orang dengan hiperglikemia non-diabetes mempunyai risiko lebih besar terkena diabetes tipe 2. Namun risiko tersebut dapat dikurangi melalui perubahan gaya hidup. Penderita hiperglikemia non-diabetes juga dianjurkan untuk melakukan tes darah setiap tahun untuk memantau kadar gula darahnya.

Sangat penting bagi diabetes untuk didiagnosis sedini mungkin karena penyakit ini kemungkinan akan bertambah buruk jika tidak ditangani dan dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.

Kapan Harus ke Dokter?

Terkadang kita tidak sadar saat gula darah sudah sangat tinggi. Untungnya, terdapat sejumlah gejala utama di mana kalau Anda mengalami atua merasakan hal ini, sebaiknya segera bertemu dokter. Gejala tersebut adalah,

  • merasa sangat haus,
  • buang air kecil lebih sering dari biasanya, utamanya di malam hari,
  • merasa sangat lelah,
  • berat badan turun dan kehilangan massa otot,
  • gatal di sekitar penis atau vagina, atau seringnya sariawan,
  • pandangan yang kabur.

Diabetes tipa satu dapat berkembang dengan cepat selama lebih dari sepekan atau bahkan beberapa hari. Turunnya berat badan biasa terjadi pada penderita diabetes tipe satu saat pertama kali berkembang dan sebelum diobati.

Gejala ini lebih jarang terjadi pada penderita diabetes tipe 2. Banyak orang yang mengidap diabetes tipe 2 selama bertahun-tahun tanpa disadari karena gejala awalnya cenderung umum, atau tidak ada gejala sama sekali.

Penyebab Diabetes

Jumlah gula dalam darah dikendalikan oleh hormon yang disebut insulin, yang diproduksi oleh pankreas (kelenjar di belakang lambung). Ketika makanan dicerna dan memasuki aliran darah Anda, insulin memindahkan glukosa keluar dari darah dan masuk ke dalam sel, di mana glukosa tersebut dipecah untuk menghasilkan energi.

Namun, jika Anda menderita diabetes, tubuh Anda tidak mampu memecah glukosa menjadi energi. Hal ini terjadi karena insulin tidak cukup untuk memindahkan glukosa, atau insulin yang diproduksi tidak bekerja dengan baik.

Sayangnya, tidak ada perubahan gaya hidup yang dapat Anda lakukan untuk menurunkan risiko diabetes tipe 1. Sementara untuk diabetes tipe dua, risikonya dapat dikurangi melalui pola makan sehat, olahraga teratur, dan mencapai berat badan sehat.

Anda mungkin lebih berisiko terkena diabetes tipe 2 jika Anda:

  • hidup dengan kelebihan berat badan atau obesitas,
  • tidak melakukan pola makan yang sehat,
  • memiliki riwayat keluarga diabetes tipe 2,
  • berasal dari Asia, Afrika atau Karibia,
  • minum obat-obatan tertentu seperti steroid dalam jangka waktu lama,
  • memiliki tekanan darah tinggi.
  • pernah menderita diabetes gestasional selama kehamilan.

Makanan yang Harus Dihindari untuk Diabetes

Bagi Anda penderita diabetes tipe dua, menurut Kementerian Kesehatan Inggris, tidak ada batasan soal makanan. Akan tetapi, Anda mesti memerhatikan tingkatan gula, lemak, dan garam. Tiga asupan ini harus dijaga seminimum mungkin.

Penderita diabetes tipe dua harus mengonsumsi berbagai jenis makanan termasuk buah, sayuran, dan makanan bertepun seperti pasta. Mereka juga harus memakan sarapan, makan siang, dan makan malam setiap hari.

Sementara itu, untuk mengurangi risiko terkena diabetes ada sejumlah makanan yang harus dihindari yakni, makanan dengan tambahan gula, makanan dengan lemak jenuh, alkohol, ultra-processed food seperti minuman berkarbonasi, minuman energi, sampai makanan siap saji.

Menjaga Tubuh Tetap Sehat

Latihan fisik membantu menurunkan kadar gula darah Anda. Anda harus menargetkan aktivitas 2,5 jam seminggu. Anda bisa aktif di mana saja selama yang Anda lakukan membuat Anda kehabisan napas, tapi jangan habis banget, nanti malah mati kan gak lucu. Kegiatan ini bisa berupa berjalan cepat, menaiki tangga, melakukan pekerjaan rumah tangga atau berkebun yang lebih berat.Yang paling penting lagi adalah memerhatikan berat badan. Menurunkan berat badan (kalau overweight) akan memudahkan tubuh menurunkan kadar gula darah, serta dapat meningkatkan tekanan darah dan kolesterol.Jika Anda perlu menurunkan berat badan, kebanyakan orang disarankan untuk melakukannya secara perlahan seiring waktu. Targetkan sekitar 0,5 hingga 1kg seminggu.

Terdapat bukti bahwa mengonsumsi makanan rendah kalori (800 hingga 1.200 kalori sehari) dalam jangka pendek (sekitar 12 minggu) dapat membantu mengatasi gejala diabetes tipe 2. Dan beberapa orang telah menyadari bahwa gejala mereka mulai membaik.

Diet rendah kalori tidak aman atau cocok untuk semua penderita diabetes tipe 2, seperti orang yang perlu mengonsumsi insulin. Jadi penting untuk mendapatkan nasihat medis sebelum melakukan diet jenis ini.

Hidup dengan Diabetes

Jika Anda didiagnosis menderita diabetes, Anda harus makan makanan sehat, berolahraga secara teratur, dan melakukan pemeriksaan rutin termasuk tes darah. Anda dapat menggunakan kalkulator berat badan sehat BMI untuk memeriksa apakah berat badan Anda sehat. Cobalah untuk berhenti merokok jika Anda merokok, dan kurangi konsumsi alkohol.

Orang yang didiagnosis menderita diabetes tipe 1 juga memerlukan suntikan insulin secara teratur seumur hidupnya.

Diabetes tipe 2 dapat memburuk seiring berjalannya waktu dan penderita diabetes tipe 2 seringkali memerlukan obat-obatan, biasanya dalam bentuk tablet atau suntikan. Namun, beberapa orang dapat mencapai remisi diabetes tipe 2 dengan menurunkan berat badan, di mana gula darah mereka diturunkan di bawah kisaran diabetes.

Beberapa orang dapat melakukan hal ini melalui diet rendah kalori, tetapi hal ini tidak cocok untuk semua orang. Jadi penting untuk mendapatkan nasihat medis terlebih dahulu.

Pemeriksaan Mata Penderita Diabetes

Setiap penderita diabetes yang berusia 12 tahun ke atas sebaiknya diajak untuk melakukan pemeriksaan mata secara rutin. Soalnya, mata Anda berisiko terkena retinopati diabetik,. Ini adalah suatu kondisi yang dapat menyebabkan kehilangan penglihatan jika tidak ditangani.

Pemeriksaan dilakukan dengan mengecek bagian belakang mata. Tujuannya untuk mendiagnosis retinopati diabetik dan mendeteksi kondisi tersebut sejak dini sehingga dapat diobati dengan lebih efektif. Pada banyak orang, hal ini dapat menghentikan gangguan penglihatan mereka atau mengurangi kemungkinan memburuknya kondisi tersebut.

Masalah pada Kaki

Diabetes dapat merusak saraf di kaki Anda dan menyebabkan hilangnya rasa. Hal ini juga dapat mengurangi suplai darah ke kaki Anda. Artinya, Anda mungkin tidak menyadari jika kaki Anda sakit atau terluka, dan cedera kaki juga tidak kunjung sembuh.

Hal ini dapat menyebabkan bisul dan infeksi, dan terkadang amputasi diperlukan dalam kasus yang serius. Orang dewasa dengan diabetes harus memeriksakan kakinya setiap tahun ke ahli kesehatan.