Sedikitnya ada 10 kelompok suporter garis keras dari klub-klub liga Inggris yang menakutkan. Tapi bisa dibilang ada dua yang dianggap paling menyebalkan di antara kelompok-kelompok garis keras lainnya, yaitu dari Leeds United dan Millwall FC. Kedua kesebelasan ini juga merupakan persaingan antara kubu utara (Leeds) dan selatan (Millwall) di sepakbola Inggris di luar divisi teratas.
Leeds didirikan di Yorkshire pada 1919 yang lebih muda daripada Millwall di London pada 1885. Jarak antara kedua kesebelasan yaitu lebih dari 170 mil atau 270 kilometer. Kedua kesebelasan masuk ke Football League (Liga Inggris) pada 1920/1921. Hanya saja Leeds berada di divisi dua dan Millwall di divisi tiga.
Dari 1920 sampai 2003, kedua kesebelasan hanya bertemu 12 kali. Bersaing di tingkatan yang berbeda pada sebagian besar sejarah mereka. Tapi sejak Leeds terdegradasi dari Liga Primer Inggris (divisi teratas Liga Inggris sekarang) 2004, kedua kesebelasan itu telah bertemu 25 kali dalam 14 tahun. Tapi rivalitas mereka sesungguhnya dimulai di League One 2007/2008 karena bentrokan dan kekerasan antara kedua kelompok garis keras Leeds maupun Millwall.
Situasi yang rumit sudah mulai terjadi sejak pukul 2.15 pada Sabtu sore Oktober 2007 itu di dekat patung Billy Bremmer di luar Stadion Elland Road, kandang Leeds. Saat itu tiga bus pendukung garis keras Millwall datang dan tiba-tiba mengarahkan konfrontasi kepada pendukung Leeds di sana. Polisi pun langsung merapat untuk menjaga pendukung tuan rumah.
“Beberapa pemuda Millwall di bus tampak seperti binatang buas. Mereka keluar dengan juluran tangan, berteriak. Wajah mereka berubah karena kebencian. Tapi para pendukung Leeds juga bukan malaikat. Banyak dari mereka terlihat jelas menunggu pendukung Milwall tiba di sana,” terang salah satu saksi mata seperti dikutip dari Yorkshire Evening Post.
Begitu pun setelah pertandingan. Polisi harus menghabiskan waktu 40 menit untuk melakukan clear area di sekitaran stadion. Mereka menggunakan tongkat dan anjing untuk melakukan hal tersebut. Tapi para pendukung garis keras Leeds masih kekeuh berkumpul di dekat patung Bremner. Hal itu justru menyebabkan pertempuran antara pendukung Leeds dengan polisi.
Pendukung Leeds melempari polisi dengan memakai botol, kembang api dan misil kecil di dekat tempat parkir jalanan Wesley itu. Sementara pendukung Milwall masih tertahan di dalam. Lagipula bus yang mereka tumpangi saat datang pun sudah rusak karena kerusuhan yang dimulai sekitar pukul 2.15 siang itu. Setelah situasi di luar stadion tenang, barulah para pendukung Millwall dikembalikan ke daerah asalnya.
Total, sebanyak 12 perusuh ditangkap karena keseluruhan kejadian tersebut. Kemudian persaingan antar Leeds dan Millwall semakin intensif karena hooliganismenya selain berlomba-lomba promosi ke Liga Primer Inggris. Leeds memiliki kelompok pendukung garis keras bernama Leeds United Service Crew dan Millwall dengan Millwall Bushwackers. Aksi hooliganisme masing-masing sudah terkenal sejak tahun 1970-an.
Maka dari itu Leeds United Service Crew maupun Millwall Bushwackers menjadi momok menakutkan bagi sepakbola di Inggris. Dua kelompok pendukung garis keras itu justru menjadi lebih populer dibandingkan kesebelasannya sendiri atas stigma masalah yang melekat dari mereka. Hal itu yang membuat kedua kelompok pendukung ini menjadi paling dibenci di Inggris.
Baca juga: Ini yang Akan Terjadi Jika Millwall Promosi ke Premier League
Kerusuhan Awal Millwall Bushwackers dan Leeds United Service Crew
Sebelumnya, pendukung garis keras Millwall lebih dikenal dengan nama F-Troops. Tapi seiring dengan waktu, nama mereka berubah menjadi Millwall Bushwackers. Jika berbicara Millwall Bushwackers, stigma kekerasan mereka sudah terekam sejak lebih dari 110 tahun yang lalu. Rata-rata pendukung Millwall merupakan buruh pelabuhan di London timur dan selatan.
Awalnya, kekerasan mereka hanya terjadi ketika menghadapi rivalnya dari pendukung West Ham United pada awal 1900-an. Kemudian kekerasan mereka menjalar ketika menghadapi kesebelasan lain seperti Newport County, Bradfort, Brenfort, Plymoutg Argyle dan masih banyak lagi sehingga beberapa kali Millwall harus mendapatkan sanksi larangan bertanding.
Sementara Leeds United Serive Crew menjadi nama kelompok garis keras pendukung Leeds sejak 1974. Nama itu diiambil dari layanan kereta api umum dalam perjalanan tandang mereka. Insiden fenomenal pertama Leeds United Service Crew yaitu ketika melawan Bayern Munich pada final Piala Eropa (Liga Champions) di Stadion Parc des Princes pada 28 Mei 1975.
Kerusuhan terjadi karena pendukung Leeds merasa dicurangi sehingga menjadi kalah dengan skor 2-0. Kecurangan itu karena menganggap Leeds seharusnya mendapatkan kesempatan dua eksekusi penalti dan gol Peter Lorimer tidak seharusnya dianulir. Sejumlah pendukung Leeds pun mencabut kursi stadion dan melemparkannya ke dalam lapangan. Beberapa di antara mereka bentrok dengean polisi Prancis.
Akibat insiden ini, Leeds dilarang dari kompetisi Eropa selama empat tahun. Atas hukuman itu, Leeds menjadi kesebelasan Inggris pertama yang dilarang dari kompetisi Eropa. Hukuman mereka dikurangi dua tahun karena banding. Leeds dan Millwall pun saling berhadapan pada pertandingan Liga Championship 2018/2019 di Stadion The Den pada 15 September lalu.
Millwall Bushwackers dan Leeds United Service Crew pun saling bertemu. Tapi sejauh kabar yang dihimpun, tidak ada cerita keributan fisik antara kedua kelompok tersebut. Tapi dari All Leeds TV, hanya diperlihatkan bahwa kedua pendukung itu saling hina saja tanpa adanya baku hantam meskipun ada saja aksi provokasi dari masing-masing. Padahal, dua kelompok hooligan inilah yang paling menyebalkan di Inggris.