Mengenal Teknologi Offside Semi-otomatis yang Berhasil di Piala Dunia

Piala Dunia 2002 diwarnai oleh sejumlah hal menakjubkan dalam hal tekonologi. Salah satunya adalah teknologi semi-otomatis offside yang tergolong berhasil. Teknologi ini mampu mendeteksi offside atau tidaknya pemain hanya dalam hitungan detik!

Teknologi ini sendiri sudah dilakukan pengujian selama dua tahun. Pertama kali digunakan pada Piala Dunia Antarklub 2021 yang digelar pada 3-12 Ferbruari 2022 di Abu Dhabi.

Ketua Komite Wasit FIFA, Pierluigi Collina, menyatakan kalau FIFA tengah menguji teknologi tersebut agar semakin akurat dan cepat dalam menentukan offside.

“Wasit dan asisten wasit tetap bertanggung jawab atas keputusan di atas lapangan. Teknologi hanya memberi mereka dukungan yang bernilai untuk membuat keputusan yang lebih akurat dan lebih cepat, terutama ketika insiden offside sangat ketat dan sangat sulit,” ucap Collina.

Apa itu Offside Semi-otomatis?

Yang dikhawatirkan dari VAR adalah mengganggu jalannya pertandingan. Soalnya, setiap wasit menghentikan laga karena VAR, dibutuhkan waktu puluhan detik untuk memproses dan menjadikannya sebagai sebuah keputusan.

Hal ini yang terjadi di Piala Dunia 2018, di mana suporter dan para pemain harus menunggu hingga semenit untuk mengetahui keputusan wasit. Karena itu, untuk keputusan offside, wasit menggunakan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence “AI”) dan analisis data.

Teknologi berbasis AI menggunakan pendekteksian bola otomatis dan menciptakan model tiga dimensi dari posisi pemain secara langsung. Rencananya adalah teknologi ini akan meningkatkan akurasi titik offside dengan menggunakan pelacakan data dan teknologi sensor dari kamera. Pemain juga akan dibuatkan tengkoraknya, untuk dijadikan model 3D agar mengetahui, bagian tubuh mana yang offside.

Direktur Teknologi dan Inovasi Sepakbola FIFA, Johannes Holzmuller, bilang kalau ini dibuat beradasarkan teknologi pelacakkan anggota tubuh. “Atau sejumlah orang menyebutnya, teknologi pelacakkan-kerangka,” kata Holzmuller.

“Kami menyebutnya offside semi-otomatis, karena tetap saja, pada akhirnya, VAR yang harus memvalidasi dan mengonfirmasi garis offside yang diusulkan dan titik tendangan yang diusulkan yang keluar dari software, dan kemudian VAR memberi tahu wasit di lapangan tentang keputusan itu.”

Cara Kerja Offside Semi-Otomatis

Offside semi-otomatis berbasis pada penggunaan kamera. Di stadion, FIFA memasang 10 hingga 12 kamera yang lokasinya di bawah atap. Kamera ini mengukuti gerak para pemain dan melacak 29 data poin sebanyak 50 kali perdetik.

“Data ini diproses hampir secara real time dan dihitung oleh software, oleh AI, dan ini dikirim secara otomatis ke VAR dan operator replay,” terang Holzmuller.

Hal ini membuat wasit VAR bisa langsung melihat hampir secara langsung apakah seorang pemain offside apa tidak. Yang perlu dipastikan oleh wasit VAR adalah apakah pemain ini aktif atau tidak. Lalu, mereka menginformasikannya kepada wasit di lapangan.

Alasan VAR untuk Offside Dibutuhkan

VAR membantu wasit untuk membuat keputusan dengan tepat, utamanya keputusan krusial seperti gol dan kartu merah. Setelah diterapkan di turnamen besar juga di sejumlah liga, VAR ternyata memberikan dampak yang sangat positif bagi sepakbola.

Namun, karena VAR memakan waktu, maka FIFA berusaha mempercepat pengambilan keputusannya. Yang paling awal dilakukan adalah lewat goal-line technology, di mana wasit secara real time tahu apakah itu gol atau tidak.

Yang kedua, tentu soal offside ini. Meski, tidak akan diketahui secara realtime karena masih harus dicek oleh wasit VAR.

Kenapa harus pakai AI? Sebelumnya, keputusan offside dibuat oleh wasit VAR. Akan tetapi, kerap ada perdebatan. Salah satunya soal frame-rate TV yang berbeda-beda.

Misalnya, saat penendang melepaskan umpan, bisa jadi titik hentinya tidak pas kalau menggunakan kamera dengan frame rate 25 fps. Sementara, kecepatan umpan bisa lebih cepat dari frame rate kamera. AI bisa meminimalisasi subjektivitas ini.

Yang lebih menarik lagi, informasi soal offside ini dirender menjadi gambar 3D. Sehingga bisa dikirimkan ke televisi agar semua orang bisa melihat setipis apa offside tersebut.